webnovel

Bab 285. Melihat Tak Berarti Merasakan

Ketika makan siang seperti ini, jalanan kota Jakarta selalu padat seolah semua orang berbondong-bondong keluar rumah dengan tujuan ke tempat rumah makan. Atau sebenarnya tidak. Memangnya kapan kota Jakarta tidak sepadat ini. Bahkan kota Jakarta menjadi kota paling macet menempati sepuluh besar di seluruh dunia. Ngeri? Tentu saja. Bagaimana tidak, jika kota yang dijuluki kota metropolitan tersebut selalu menjadi tujuan rantau dari kota lain.

Klakson bersahutan, polusi udara merajalela, para pencari nafkah di lampu merah beraksi tak peduli terik matahari begitu terasa menusuk kulit. Tapi semua itu tak dirasakannya. Mereka rela panas-panasan demi mencarikan nafkah keluarganya. Bahkan ada ibu-ibu yang menggendong anaknya tanpa perlindungan apapun kecuali gendongan yang diletakkan di atas kepala. Anak itu masih terlalu kecil untuk merasakan betapa kerasnya dunia ini.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com