Mama Micellin dengan sangat terburu-buru memasuki ruanganku yang sedang membuka kado ini.
Wajahnya gusar dan keringat kepanikan tampak nyata. Dia mendekat kepada Mas Royan. Dan aku turut mendengarkan ucapannya.
"Royan, si Laura ... Dia memegang pisau kue kalian, dia mengancam akan bunuh diri malam ini juga, David sangat kualahan. Mungkin kamu bisa bantu?" ucap Mama.
"Huh! Ada-ada saja Laura ini, hari pentingku jadi berakhir kacau, kan?"
Wajah Mas Royan berubah total, dari yang tadinya genit dan mentertawaiku. Kini jadi penuh amarah.
"Kamu disini saja ya? Lanjutin semua. Aku kesana dulu," pamitnya.
"Aku ikut Mas, aku mau tahu keadaan Laura, dia sudah berbaik hati kepadaku. Aku tahu mungkin akibat kesedihan dia yang terlalu dalam. Dia jadi hilang kendali dan melakukan hal gila. Aku bisa merasakan kesedihannya," jawabku. Aku juga ingin tahu apa yang terjadi disana.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com