webnovel

HANTU PENJAGA CINTA MARK

Linda_Mamuaja · Seram
Peringkat tidak cukup
17 Chs

Cerita 2

Keluarga pengantin pria telah siap dan menunggu didalam gereja tempat akan dilangsungkan pemberkatan nikah mereka. Tidak berapa lama kemudian rombongan pengantin perempuan telah tiba, memei yang telah cantik dengan gaun pernikahan yang indah didampingi ayah dan ibunya serta keluarga mereka yang lainnya berjalan dengan pasti menuju altar tempat pengantin prianya menunggu. tetapi tiba-tiba didepan pintu masuk, seorang wanita yang sedang hamil besar berdiri dan mencegat pengantin wanitanya,

"dhek memei tolong aku please.. aku udah hamil besar sebentar lagi akan melahirkan.. sayangkan kalau ayah dari anakku ini menikah dengan orang lain.. tolonglah dhek memei.." wanita itu memegang tangan memei dan memohon dengan sangat. Memei berhenti dan kasihan dengan wanita itu.

Ayahnya yang berada disamping memei, maju dan berusaha melepaskan pegangan wanita itu pada tangan memei.

"pergilah..nanti kita bicarakan setelah pernikahan ini selesai.." kata ayah memei mencoba membujuk wanita itu.

"dhek memei please.." wanita itu meneteskan air matanya. Dia tidak berteriak atau membuat keributan dia hanya memohon pada memei.

"iya kita mengerti dengan keadaanmu, tapi nanti ya kita bicarakan setelah pernikahan ini.. orang-orang banyak melihat kita.." ayah memei mencoba membujuk wanita hamil itu lagi. Dari wajah ayahnya memei melihat kalau sebenarnya ayahnya telah sangat marah tetapi mencoba untuk menahan dirinya, malu pada keluarga dan para undangan yang telah banyak menunggu.

"dhek memei aku nggak bohong.. tolong jangan menikah dengan ayah anakku ini.. please.." wanita itu tak menyerah. Wajahnya telah basah dengan airmatanya.

"pah.. aku ingin mendengar pendapat kak Mark tentang ini.." memei menahan tangan ayahnya memohon untuk tidak mengusir wanita itu. Memei mulai ragu dengan pernikahan ini, dia tak ingin berbahagia diatas penderitaan orang lain.

Keluarga pengantin Priapun yang sedang menunggu didalam gereja mulai gelisah kenapa pengantin wanitanya belum juga masuk, padahal suara kedatangan mereka telah terdengar sejak tadi. Mark yang lebih dulu menyadari itu berjalan keluar, seperti firasat sesuatu telah terjadi diluar.

"ada apa ini.." tanya mark melihat ketegangan itu. Mark melihat wanita hamil itu dan mengenalinya.

"Lisa.. kenapa kamu disini?" tanya Mark sambil memegang tangan wanita itu.

"kak Mark mengenalnya?" Mark memandang calon pengantinnya tapi dia tak bisa melihat jelas wajahnya kerena tertutupi cadar, jadi tak bisa melihat ekspresinya.

"iya mei.. dia mantan pacar aku.." kata mark pelan.

"dan anak yang dikandungnya itu anak kak Mark?"

"iya.." bisik mark, dia  tertunduk merasa bersalah tak berani memandang wajah calon pengantinnya.

"MARK..kamu yakin dengan yang kamu katakan itu?" tanya ayah memei marah. Dia benar-benar kecewa pada Mark.

"maafkan aku om.. maafkan aku mei.." kata mark, dia berlutut. Mendengar dan melihat itu dibalik cadarnya memei menangis.

"jangan memarahi kak Mark pah.. ini juga salah kita, kita yang memaksakan pernikahan ini. Kita pulang saja pah..mah.." memei memeluk ayahnya dan menggandeng ibunya. Bersamaan dengan itu para keluarga Mark telah Bersama-sama dengan mereka diluar.

"MARK.. KAMU ANAK KURANG AJAR.. ANAK YANG TIDAK TAU DIUNTUNG..ANAK DURHA..aaacchhh.." ayah mark marah besar, dan saking marahnya dia mengalami serangan jantung. Suasana berubah jadi kekacauan. Ayah memei yang seorang dokter langsung menolong. Kakaknya mark menarik mark menjauh, dan menyuruh mark pergi, dia tau kalau sampai ayahnya bisa selamat Mark pasti akan dibunuhnya. Ayah memei dan ibunya Mark berusaha menolong ayah Mark, mereka membawanya kerumah sakit. Dan beruntunglah karena penanganan yang baik sehingga ayah Mark selamat. Memei telah dibawa pulang oleh ibunya. Semuanya menjadi kacau.

Untuk sementara mark bersembunyi dirumah sahabatnya gery. Mark telah mengetahui keberadaan ayahnya dari hasil menelpon ibunya. Dari pembicaraan Mark dengan ibunya Mark pamit pada ibunya untuk pergi jauh. Dia tak ingin berada dekat ayahnya karena dia tau ayahnya sangat- sangat marah. Ditelpon itu ibu Mark menangis beliau begitu marah dan kecewa pada Mark, tapi karena dia begitu menyayangi Mark dia hanya bisa merelakan mark untuk pergi jauh. Ibunya bertanya tentang wanita yang hamil dan calon cucunya itu tapi mark menenangkan dan mengatakan nanti dia yang akan mengurus wanita itu. Ibunya sedih tapi tak bisa berbuat banyak, hanya bisa menangis.

"gila Mark…kamu benar-benar gila brooo.." kata gery sahabatnya Mark pada mark setelah dia menutup telpon dari ibunya.

"sebegitu tidak suka kah kau pada calon pengantinmu itu Mark.. padahal memei gadis yang sangat cantik dan baik mark…kamu udah lihat wajahnya kan.."

"nggak sempat bro.. tadi itu dia pakai cadar wajahnya kurang jelas, dan kupikir tak melihatnya itu lebih baik.." kata mark dengan santai.

"apa sih yang membuatmu nggak suka menikah Mark?"

"apa lagi alasannya ger.. ya.. karena aku masih muda… umurku baru 25 tahun dan harus menikah, kalau aku meninggal umur 80 tahun jadi berapa puluh tahun aku hanya tidur dengan satu wanita aku masih ingin bebas bro.." mark tertawa pada candaannya.

"dasar gila.." gery menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya dengan kegilaan sahabatnya.

"aku masih ingin merasakan sukses Ger, punya usaha sendiri dari keringatku sendiri tanpa bergantung pada orangtua…"

"saat menikah kamu masih bisa sukseskan bro.."

"berbeda ger.. setelah menikah aku pasti dipaksa papa untuk membantu kakak mengurus perusahaannya, dan karena aku sudah menikah aku harus menghidupi istriku, maka mau tidak mau aku harus patuh pada papa..aku nggak mau ger.. aku nggak mau jadi budak papa."

"trus bagaimana kalau mereka tahu sandiwaramu ini.."

"aman bro.. wanita hamil yang ku sewa itu sudah pergi jauh, jadi mereka nggak akan mengetahuinya, syukur waktu aku pacaran dengan lisa, wajah lisa nggak ada yang mengetahuinya, jadi mereka bisa ditipu."

"sebenarnya aku kasihan sama simemei, tapi ini demi dia juga sih.. aku kasihan kalau dia harus terikat mengurus suaminya, anak -anaknya padahal dia masih sangat muda, pasti banyak impiannya yang harus dia korbankan demi pernikahan ini."

"jangan hanya kasihan, kamu juga telah menipunya bro, kalau kamu nggak mau menikah kenapa nggak lari aja Mark, menjauh atau bilang tidak pada ortumu kenapa  harus berbaik-baik sama memei dan pura-pura jatuh cinta."

"iya juga sih, sebenarnya itu cuma buat tameng aku untuk putus dari Lisa, tapi waktu aku mulai  ngobrol, tukar pikiran dan bercanda dengan memei, anak itu asik juga.. sebenarnya aku mulai suka dan merasa cocok sama dia, tapi yaa.. keinginanku untuk bebas lebih besarlah, jadi sudahlah.." Mark menerawang mengingat memei.

"bro.. keputusanmu hari ini suatu saat nanti pasti akan kamu sesali.."

"semoga nggaklah ger.. aku pikir semua kejadian ini, itu untuk kebaikan kita semua nantinya.." Mark tersenyum puas dengan keputusannya.

"jadi besok kamu akan berangkat?"

"iya.. doakan semoga usahaku ditempat yang baru akan sukses, ingat ger ini rahasia kita.." kata Mark sedikit mengencam sahabatnya.