webnovel

Halcyon Love: Cerita Pendek Yang Memiliki Arti Cinta Terbaik

Sebuah cerita pendek yang memiliki arti cinta dalam setiap chapter nya. Cerita yang akan membuat mu tersenyum dan tertawa. Setiap orang memiliki ending yang berbeda dalam hidupnya, ending yang mengajarkan bahwa hidupmu penuh dengan senyuman, kenyamanan dan kebahagiaan itulah Halcyon

Secret_Ainun · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
14 Chs

Antara Kamu dan Dia

Hariku sama seperti hari kemarin. Namun, agak berbeda dari biasanya.

Jika biasanya aku berangkat ke kampusku dengan ke 3 sahabatku, sekarang aku hanya berangkat bersama Rissa. Ke dua sahabatku yang lain entah kemana, aku tidak tahu. Aku dan Rissa sudah mencoba menghubungi mereka namun tetap tak dijawab.

Karena tidak ingin terlambat sampai kampus, kamipun berangkat berdua saja. Aku menghela napas kesal terpaksa harus memakai mobilku karena memang setiap kami berangkat bersama pasti aku dan Rissa hanya akan menunggu jemputan dari mereka berdua. Jadi, berhubung mereka tidak ada yasudah aku memakai mobilku.

Aku lupa memperkenalkan diriku. Namaku ,Claudia Putri Anjani atau sering dipanggil Audi oleh teman temanku, disampingku ada sahabat terbaikku namanya Clarissa Amanda atau sering dipanggil Rissa kami satu universitas di jakarta. Aku juga masih memiliki 2 sahabat lagi yaitu Martin dan Alex.

20 menit kemudian

Mobil yang aku kemudikan sudah sampai di area parkir kampus, aku dan Rissa pun keluar dari mobil. Pada saat aku akan berjalan meninggalkan area parkir kampus Rissa memanggilku.

"Audi" ucap Rissa memanggil nama akrabku

"Ada apa, Rissa?" ucapku menoleh kearahnya

"Itukan mobilnya Alex dan Martin" ucap Rissa sambil menunjuk kearah mobil yang dituju

"Loh iyaya. Kenapa mereka tidak menjemput kita?" ucapku sedikit kesal

"Tidak tau. Yasudah, bagaimana kalau kita cari mereka lalu marahin habis habisan" ucap Rissa memberi ide

"Kau benar. Yasudah. Hayo" ucapku sambil menarik tangan Rissa dan berjalan kearah kelas

Pada saat kami sudah mendekatin ruangan kelas, kamipun melihat banyak sekali para mahasiswa sedang berkumpul didepan kelas. Seperti sedang menyoraki sesuatu. Karena penasaran kamipun berlari, sesampainya didepan kelas kami bertanya pada salah satu mahasiswa yang kebetulan kami mengenalnya yaitu, Albert.

"Al, ini ada apa sih? Kenapa berkumpul disini?" ucapku penasaran

"Ya ampun,Audi.akhirnya kamu udh ada disini, itu Martin sama Alex lagi berkelahi" ucap Albert

"Apa Martin dan Alex berkelahi?" ucapku dan Rissa bersamaan

"Kenapa kamu tidak memisahkan mereka, Al?" ucap Rissa kesal

"Kau tahu sendiri tidak akan ada yang berani untuk memisahkan mereka kecuali kalian" ucap Albert sambil menghelas napasnya

Sadar jika ucapan Albert ada benarnya, aku dan Rissapun langsung inisiatif menembus para mahasiswa agar bisa berada didalam kelas secepat mungkin agar kami bisa langsung memisahkan mereka, karena saking banyaknya para mahasiswa, tak sedikit pula yang tidak mau memberi kami jalan. Akhirnya dengan terpaksa, kami pun berteriak agar mereka memberi kami jalan.

"Minggir kalian semua" teriak aku dan Rissa yang tidak terlalu kencang namun bisa membuat mereka memberi kami jalan

Sesampainya di dalam kelas, betapa terkejutnya kami karena melihat Martin dan Alex adu tonjok sambil mengumpat satu sama lain dengan keadaan hampir babak belur, tanpa menunggu apapun aku dan Rissa langsung menghampiri mereka dan berniat memisahkan mereka, namun karena kami perempuan sedangkam mereka laki-laki, kami tidak bisa memisahkan mereka dan berakhir kami yang tersungkur akibat dorongan mereka.

Mungkin mereka tidak sadar, jika yang ingin memisahkan mereka adalah kami. Tak kehabisan akal kami pun mencoba sekali lagi untuk memisahkan mereka namun tetap gagal, kami yang sudah hampir kelelahan karena harus menahan mereka membuat kami hampir pasrah, akupun langsung berdiri lalu memposisikan di tengah tengah mereka yang tidak terlalu jauh dari tempat mereka berkelahi. Aku menghembuskan napas dan menahan napasku lalu bersiap siap untuk berteriak.

"BERHENTI... KALIAN BERDUA..." teriakku yang kencang dapat membuat mereka berhenti berkelahi dan menoleh kearahku

"Audi" ucap mereka bersamaan dengan membelalakan mata mereka karena terkejut

"Bisa jelaskan ini semua?" ucapku kesal

"Kalian ini apa apaan sih? Kayak anak kecil aja tau nggk" ucap Rissa kesal

"Maaf" ucap mereka bersamaan

"Kalian berdua ikut kami sekarang juga" ucap Rissa

"Dan kalian semua bubar dan kembali ke kelas masing masing" ucapku kepada seluruh mahasiswa yang menonton

Seperti yang dikatakan oleh Rissa aku pun berjalan bersamanya dengan di ikuti oleh mereka berdua. Sesampainya di taman aku dan Rissa membalikkan badan sambil menatap mereka berdua meminta penjelasan atas apa yang terjadi hari ini.

Awalnya aku melihat ada keraguan dari tingkah mereka untuk menjelaskan semua namun karena tidak ingin membuat aku dan Rissa marah akhirnya mau tidak mau mereka menjelaskan semuanya.

"Kami hanya terlibat kesalah pahaman saja" ucap Martin di setujuin oleh Alex

"Benarkah?" ucap Rissa ragu

"Iya benar, Rissa" ucap Alex mencoba menyakinkan

"Jika hanya kesalah pahaman mengapa tidak diselesaikan dengan cara yang sehat bukannya malah berkelahi seperti itu" ucap ku dengan nada ketus

"Kami hanya terbawa emosi, Audi. Sehingga berakhir dengan berkelahi" ucap Martin menundukkan kepalanya

"Kami tidak bisa mengatur emosi dan terlebih lagi masalahnya" ucap Alex menggantungkan ucapannya

"Ada apa dengan masalahnya?" ucap Rissa mencoba memancing agar mereka mau menjelaskan lebih detail lagi

"Tidak.. tidak ada" ucap Alex seperti menyembunyikan sesuatu

"Apa yang sedang coba kalian sembunyikan dari kami?" ucapku kesal

"Tidak ada, Audi" ucap Martin

"Ya.. tidak ada yang kami sembunyikan dari kalian" ucap Alex

"Bohong" ucapku dan Rissa bersamaan

"Lebih baik kalian jujur sekarang juga atau aku dan Audi yang akan mencari tahu semuanya" ucap Rissa

"Kami tidak berbohong Rissa sungguh tidak ada yang kami sembunyikan" ucap Alex

"Mau sampai kapan kalian menyembunyikannya HAAH.. CEPAT JAWAB PERTANYAAN KAMI" Teriakku dengan kesal karena kesabaranku sudh habis

"Masalahnya.....ehmm...Masalahnya" ucap Martin gugup sambil sesekali melihat ke arah Alex yang ternyata sama gugupnya

"Kalian ini kenapa sih di suruh jawab malah kayak begitu dan juga kanapa kalian saling lihat? Jawab pertanyaan kami" ucap Rissa kesal karena melihat interaksi mereka yang sepertinya enggan untuk menjawab

"Masalanya karena kami sama sama" ucap Alex menghentikan ucapannya dan melirik Martin

"Mencintai, Audi" ucap Martin melanjutkan ucapan Alex dengan nada lirih

"APA!!!!" ucapku dan Rissa bersamaan

"Apa yang kalian katakan hah!! Ini sama sekali tidak lucu" ucapku dengan membantah apa yang baru saja aku dengar

"Itu benar, Audi. Kami memang mencintaimu karena itulah kami berkelahi" ucap Alex

"Ya ampun kalian gila ya.. lagipula aku hanya menggangap kalian sahabat aku itu aja. Dan karna aku kalian berkelahi hingga sampai seperti ini" ucapku sambil memijit kening karena merasa pusing dengan semua ini

"Dengar.. terutama untukmu, Martin. Kumohon jangan mencintaiku" ucapku dengan nada memohon

"Kenapa, Audi? Aku sangat mecintaimu dengan tulus" ucap Martin terkejut dengan perkataanku

"Karena ada seseorang yang sangat mencintaimu dan itu bukan aku" ucapku melihat ke arah Rissa yang sedari tadi terdiam

"Tapi aku tidak mencintainya yang aku cintai itu kamu, Audi" ucap Martin tetap menyakinkanku

"Terserah.. yang peting kalian berdua ingat satu hal aku tidak mencintai kalian berdua" ucapku dengan kesal dan pergi dari taman

"Audi" ucap Martin dan Alex memanggilku

Namun, aku terus berjalan tanpa melihat kearah mereka

"Rissa, tolong beritahu kepada Audi jika aku mencintainya" ucap Martin meminta bantuan

"Ya, Rissa. Tolong kami" ucap Alex

"Urus saja urusan kalian aku tidak mau membantu" ucap Rissa dengan ikut pergi dari taman

Setelah kejadian tersebut persahabatan kami seakan terpecah. Aku yang memang sejak dulu sangat dekat dengan mereka. Sekarang aku hanya dekat dengan Rissa saja, awalnya aku kira Rissa akan marah padaku perihal kejadian kemarin namun dengan bijaknya dia mengatakan

"Yang mencintai kamu kan dia bukan kamu. Jadi mengapa aku harus marah padamu, Audi? kamu tidak salah hanya saja waktu yang salah" ucap Rissa tersenyum

Saat itu aku merasa bersyukur. Setidaknya, aku mempunyai sahabat yang begitu bijaksana seperti Rissa. Aku senang dia tidak marah padaku, namun aku juga sedih karena persahabatan kami berempat sudah berjalan selama 6 tahun begitu banyak kenangan juga. Tapi persahabatan itu sudah hilang dan hanya menyisakan aku dan Rissa.

5 TAHUN KEMUDIAN

Waktu terus berjalan dan tak terasa sudah 5 tahun aku dan Rissa berpisah karena aku memang memantapkan hati untuk tinggal di London dan bekerja disana.

Sekarang, aku berada di Indonesia di karenakan aku mendapat kabar jika Rissa akan menikah. Aku sama sekali tidak menyangka karena selama kami berkomunikasi dia tidak pernah menceritakan kisah cintanya dan sekarang aku malah langsung mengetahui dia akan menikah. Tapi aku tidak tau, dengan siapa dia menikah karena Rissa tidak mengatakan apapun padaku. Padahal aku ingin tahu walaupun hanya nama saja tpi dia tetap tidak mau mengatakannya.

Aku pun sudah sampai di acara pernikahannya dengan menggunakan dress panjang bewarna peach dengan hiasan bunga di dada, dan wow aku sangat berkesan dengan interiornya pernikahan Rissa yang ternyata sangat mewah. Karena, awalnya aku berpikir dia akan merayakan pesta pernikahannya dengan sederhana namun berkesan seperti yang pernah dia katakan dulu saat kuliah, namun sekarang ehmm mungkin dia berubah pikiran.

Setelah puas berpikir, akupun langsung menunju pelaminan dimana sahabatku Rissa sedang duduk dengan suaminya. Tapi, semakin aku mendekat dengan tempat pelaminan semakin jelas aku melihat siapa lelaki yang dinikahi oleh Rissa,sepertinya mengenalnya tapi dimana? Atau hanya perasaanku saja?

lebih baik aku cepat menyapa dan menanyakannya kepada Rissa

"Rissa. Ya ampun, akhirnya aku gak nyangka bakal di tinggal nikah duluan sama kamu. Kamu dengan tidak teganya tidak menceritakan apapun padaku dan tahu tahunya kamu langsung memberitahu akan menikah" ucapku dengan nada cemberut

"Hahaha maafkan aku, Audi. Karena tidak menceritakannya sejak awal" ucap Rissa

"Yayaya terserah padamu, tapi kau berhutang penjelasan padaku ya" ucapku

"Baiklah" ucap Rissa

Setelah bebicara dengan Rissa aku tersadar jika tadi sesampainya aku ditempat pelaminan aku langsung berlari kearah Rissa tanpa menyapa suaminya, saking bahagianya aku jadi tidak ingat kepada suaminya

"Ehmm maaf karena aku melewatimu tadi aku begitu rindu dengan Risa dan juga bahagia jadi..." ucapanku terhenti saat aku melihat dengan jelas siapa laki laki yang sekarang sudah menjadi suami Risaa

"MARTIN....." ucapku terkejut

"Hai, Audi. Lama tidak berjumpa" ucap Martin tersenyum

"Ini... bagaimana bisa kalian?" ucapku terhenti sambil melihat keduanya

"Ceritanya panjang Audi, intinya Martin datang menemuiku 2 tahun lalu dan memintaku menjadi kekasihnya hingga akhirnya kami menikah" ucap Rissa

"Tapi.. bukankah?" ucapku

"Ya aku tau maksudmu Audi, saat itu aku sadar jika yang aku cintai bukan kamu tadi Rissa aku salah mengartikan perasaanku, maafkan aku ya" ucap Martin merasa bersalah

"Tidak apa apa, setidaknya kita masih bisa bersahabat seperti dulu kan" ucapku tersenyum

"Tentu saja" ucap Martin tersenyum

"Audi, ada yang ingin bertemu denganmu" ucap Risa dengan senyum misterius

"Siapa?" ucapku bingung

"Dia ada di belakangkanmu" ucap Martin

Karena penasaran dan bingung. Aku pun membalikkan badan melihat ke arah yang dimaksud Martin, betapa terkejutnya aku tepat dibelakangkan sekitar delapan langkah dariku ada sosok Alex yang begitu aku rindukan, aku hampir saja menangis jika aku tidak ingat dimana aku sekarang. Terlebih dibelakangku, ada Martin dan Rissa

Aku berusaha semampuku untuk tidak menangis karena aku tidak ingin diketahui oleh mereka jika aku ingin menangis, hatiku merasa bahagia bisa melihat dia.

Sekarang, Alex jauh lebih dewasa dengan wajahnya yang begitu tampan dengan balutan jas formal bewarna hitam. Ketika sedang asyik melihat Alex yang juga tengah melihat ke arahku. Tiba tiba Rissa mengucapkan sesuatu yang membuatku langsung menengok ke arahnya

"Hampiri dia. Audi. Aku tau kamu pasti begitu merindukannya" ucap Rissa

"Tidak, jangan mengada ngada, Rissa" ucapku membantah ucapan Rissa yang sayangnya benar

"Sampai kapan kau akan diam disini. Audi. Aku tau kamu mencintai, Alex kan?" ucap Rissa mengejutkan aku

"Apa ti..tidak" ucapku gugup

"Jangan mengelak kau sudah lama mencintainya jadi pergilah kesana dan katakan yang sejujurnya tentang perasaanmu" ucap Rissa

Aku yang sedang berdebat dengan Rissa tanpa tahu jika Alex yang sedari tadi hanya berdiri cukup jauh dari kami mulai menjalankan kakinya untuk sampai ketempat pelaminan. Sesampainya Alex langsung berbicara kepada Martin yang belum disadari oleh kami berdua dan mendengarkan apa saja yang sedang kami perdebatkan, lalu tanpa aku sadari Alex menghampiriku dan Rissa.

"Hai, Rissa. Hai, Audi" ucap Alex yang

membuatku dan Rissa menghentikan perdebatan

"Oh. Hai, Alex" ucap Rissa tersenyum sedangkang kan aku hanya terdiam

Sadar jika aku hanya terdiam tanpa menjawab Rissa pun menyenggol tanganku dan memberi kode agar aku menjawab sapaannya

"Hai juga, Alex" ucapku tersenyum sambil menyembunyinkan rasa bahagia dan gugupku

"Selamat atas pernikahanmu, Rissa. Aku turut bahagia" ucap Alex menggulurkan tangan kepada Rissa sambil tersenyum

"Terima kasih, Alex" ucap Rissa menyambut uluran tangan Alex untuk bersalaman dan juga tersenyum

"Ehmm, boleh aku meminjam, Audi sebentar? ada hal yang ingin aku bicarakan dengannya " ucap Alex sambil melepaskan jabatan tangannya dengan Rissa

"Oh tentu saja, Audi. Pergilah dengannya" ucap Rissa sambil melihat kearahku

Setelah meminta izin, Alex membawaku ke taman yang berada disamping gedung pernikahan, aku yang merasa gugup pun hanya bisa berdiri di dekatnya tanpa mengatakan apapun, sadar jika aku diam saja Alex berbicara kepadaku

"Long time no see, Audi" ucap Alex tanpa melihatku

"Ya, long time no see juga, Alex" ucapku melihatnya sekilas

"Bagaimana kabarmu?" ucap Alex yang masih tidak melihatku

"Kabarku baik, lalu bagaimana denganmu?" ucapku tanpa melihatnya juga

"Aku baik" ucap Alex

Setelah pembicaraan itu tidak ada lagi yang kami bicarakan yang ada hanyalah kesunyian, aku ingin sekali berbicara lagi dengannya namun aku gugup dan tidak tau apa yang harus aku katakan lebih dulu, tapi karena cukup lama kami terdiam akupun merasa jengah. Akhirnya aku membuka percakapan kembali dengannya.

"Ehmm, Alex. Kejadian 5 tahun lalu itu" ucapku terhenti

"Aku tahu maksudmu, Audi. Lagi pula, aku tahu alasanmu marah dan pergi waktu itu. Aku minta maaf atas kejadian masa lalu itu" ucap Alex sambil melihatku

"Kau tahu alasanku?" ucapku terkejut

"Ya, aku bahkan tahu jika saat itu juga kau mencintaiku namun kau merasa tidak enak jika mengatakanya dihadapan Martin yang saat itu juga tengah mencintaimu. Bahkan alasanmu menjauhiku dengan Martin agar kami bisa intropeksi diri masing masing" ucap Alex masih tetap melihatku

"Maafkan aku, Alex" ucap ku sambil menundukkan kepala

"Tidak masalah, Audi. Aku juga tahu jika selama ini kamu tinggal di london dan bekerja disana dengan upaya agar kamu bisa melupakanku. Apa aku benar, Audi?" ucap Alex sambil mengangkat daguku agar aku bisa melihatnya

"Ya. kau benar,Alex" ucapku sambil menahan tangisanku dan cukup terkejut dengan semua perkataan Alex

"Apa itu berhasil, Audi?" ucap Alex

Aku tidak menjawab namun masih tetap melihat ke arahnya, sadar jika aku tidak menjawab dan hanya diam saja, Alex pun menggulang pertanyaannya kembali.

"Apa kau berhasil melupakanku, Audi?" ucap Alex menuntut jawaban dariku

"Tidak" ucapku lirih sambil menundukkan kepala lagi

"Apa yang kau katakan, Audi? Aku tidak mendengar jawabanmu" ucap Alex

"Tidak, aku tidak bisa melupakanmu bahkan setiap detik yang aku lalui tanpamu semakin membuatku ingat padamu" ucapku masih menundukkan kepada dan menahan tangisanku

"Lalu, apa kamu masih mencintaiku?" ucap Alex tersenyum kecil sambil mengangkat dagu agar dia bisa melihatku

"Ya, aku masih mencintaimu, bahkan sangat mencintaimu" ucapku menangis sambil melihat kearahnya

"Aku juga mencintaimu, Audi" ucap Alex tersenyum sambil menghapus air mataku dengan menggunakan tangannya lalu meletakan tanganya di pipiku

"Katakan sekali lagi, Alex" ucapku sambil memegang tangan Alex yang berada di pipiku

"Aku mencintaimu, Audi. Aku mencintaimu" ucap Alex tersenyum sambil menyatukan keningnya ke keningku

"Aku juga mencintaimu. Terimakasih karena masih mencintaiku, Alex" ucapku sambil memeluk erat tubuh Alex. Alex pun membalas pelukanku tak kalah eratnya..

By: Julianty

Jangan lupa like, follow dan komen yah....

biar aku tambah semangat buat nulis...

Terima kasih sudah membaca cerita ku

Secret_Ainuncreators' thoughts