webnovel

Guci Wasiat

novel ini berangkat dari sebuah tempat bersejarah yang terlupakan. adalah sebuah taman makam pahlawan prajurit Jepang yang kesepian. kuburan ini tidak pernah dicintai orang, karena tidak ada yang mengenal mereka, bahkan mungkin para keluarga (orang Jepang) mengetahui sanak saudaranya ada di makam tersebut. Ditemukan sebuah guci tua di dalam gua yang tak pernah di datangi manusia sebelumnya.Goa tempat roh bersembunyi. Guci berukuran pria dewasa itu terdapat seorang pemuda tampan, bernama Ya Lam, pemuda tersebut adalah tentara Jepang. Yang melarikan diri dari tentara sekutu NICA. Kemudian dia diselamatkan oleh pasukan kerajaan gaib, selama berbulan-bulan. Ya Lam terbangun di jaman modern dan bertemu secara tak sengaja dengan Piya,seorang Polwan yang bersembunyi di goa tersebut dari kejaran preman yang ingin memperkosanya. Mereka berada pada goa yang sama dari jaman yang berbeda. Ternyata Ya Lam telah tertidur di guci dalam goa itu selama 75 tahun. Goa tempat para perompak laut menyimpan harta karun. Piya keluar dari goa dengan sejumput emas yang membuatnya kaya raya, Piya membawa Ya Lam keluar dari goa sebelumnya akhirnya goa itu mrnjadi rata dengan tanah.

Meri_Sajja · Sejarah
Peringkat tidak cukup
43 Chs

Ryoto Masih Hidup

Mereka berjalan beriringan masuk ke sebuah kafe yang merupakan bagian dari hotel Rayana milik Raydiana.

Sang pemilik hotel datang menghampiri nona Mercia. "Kenalkan dia kakakku Raydiana!" Raydiana menyambut ramah Nona Mercia. "Halo saya Diana!"

"Hai saya Mercia!" sahut nona Mercia.

Di ruang rapat istana pulau Pusaka. Ketika

Piya dan Amel masuk Ryozo sudah menunggu dengan tidak sabar.

"Ada kabar apa?" tanyanya penasaran, dia sungguh tidak tahu apa kira-kira berita yang ingin di sampaikan Amel. Wajah Amel pucat. Dia juga takut untuk menyampaikan nya. "Tuan Ryoto...dia...dia masih hidup!"

"Apa!" seru Ryozo dan Piya serempak. Amel mengangguk. "Aku tidak tahu persis dia tuan Ryoto yang asli atau bukan...karena pembicaraan di inbox milik Mahesa, dia tidak menunjukkan wajahnya, ini salinan obrolin Mahesa dan tuan Ryoto 15 hari terakhir", Amel menyodorkan sebuah map hitam berisi transit percakapan mereka.

Ryozo merenung sejenak.

Dia tidak mengerti kenapa paman Ryoto memalsukan kematiannya. Seseorang memalsukan kematiannya pastilah merencanakan sesuatunya.

"Apa kamu mengetahui di mana lokasinya?" tanya Ryozo. "Kemungkinan besar dia berada diantara laut dan pulau dengan kita!"

"Maksudnya? Tetangga pulau kita?" tanya Piya. "Mungkin begitu... tetapi kita butuh penyelidikan lebih lanjut...tuan Ryozo... sepertinya...seluruh gedung kantor perusahaan anda telah di sadap sebaiknya anda melakukan pembersihan dengan segera!"

"Kamu benar...aku harus mengosongkan gedung itu dengan segera!" Ryozo menyandarkan tubuhnya ke kursi. Dia harus membuat pengaturan kembali di perusahaan. Terlalu banyak sisa orang Ryoto di perusahaan itu, besar kemungkinan mereka mengetahui tentang hal tersebut. Dia sudah di kelilingi pengkhianat.

"Apa Marcia tahu hal ini?"gumam Ryozo. "Saya pikir dia tidak tahu tuan. Nona Mercia yang paling bersedih dengan kematiannya, dia dan tuan Renaldy yang menaburkan abu jenazah tuan Ryoto ke laut, dia sangat kehilangan". kata Amel.

"Berapa banyak orang kepercayaan Ryoto masih memegang jabatan dan tanggung jawab penting di perusahaan", tanya Piya ke suaminya. Ryoto bangkit dari kursinya. "Sangat banyak data-datanya masih ada...mereka mengawasi perusahaan itu... Piya..." Ryozo memeluk istrinya tiba-tiba. Wajah Amel memerah melihat adegan itu. "Aku mengerti!" sahut Piya. "Ya...kamu pasti tahu maksudku!" suami istri ini berbicara lewat hati. Merek tersambung otomatis. Amel tidak paham maksud keduanya.

"Panggil Zay!" kata Piya. Ryozo mengangguk. Ryozo menelpon Zay. Pemuda itu segera masuk ke ruangan rapat. "Kosongkan ruang kendali gedung. Ganti operator komputer dan pengawas kontrol gedung perusahaan!" kata Ryozo ke Zay. "Siap!" sahut Zay sigap.

Zay menyerahkan sebuah map ke Ryozo. "Apa ini?" tanya Ryozo.

"Informasi baru!" kata Zay. Ryozo membacanya dengan kening berkerut. "Tuan Ryoto memiliki asuransi jiwa yang sangat besar, pewarisnya adalah Mahesa. Tetapi Mahesa tidak menggunakan uang asuransi itu. Padahal dengan uang asuransi itu dia tidak perlu susah payah bekerja seumur hidupnya, dia bisa kaya raya dan bersenang-senang selama hidupnya!" jelas Zay.

"Seberapa besar uang yang di terima Mahesa?" tanya Piya.

"Bisa membeli pulau dan membuat perusahaan tandingan Tokugawa!" jawab Ryozo.

"Mahesa pasti sangat kaya mestinya!" kata Piya. "Kalau uang itu bisa digunakannya, kenyataannya uang itu kembali ke pemiliknya!" Mereka semua terdiam mendengar perkataan Ryozo.

.....

Hari itu juga Ryozo memerintahkan tuan Renaldy mengadakan family gathering untuk seluruh karyawan di Bali selama 3 hari. Kegiatan itu di sambut gembira seluruh karyawan. Gedung kantor Perusahaan Tokugawa kosong. Zay dan pasukannya mengambil alih gedung itu, dia menemukan antena pemancar asing di atas gedung yang mengiring signal dan laporan ke pihak luar. Zay mengganti seluruh operasional kontrol dan sensor gedung itu, mengganti kamera pengawas dan ruang kendali operasional gedung itu sekaligus mengganti orang-orangnya.

Ketika karyawan yang bertugas di bidang itu, mereka terkejut, pekerjaan mereka sudah di ganti orang lain. Sebagian dari mereka di rumahkan untuk sementara, dan sisanya di pindahkan ke pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan pengawasan.

Bukan hanya itu, seluruh karyawan diwajibkan menggunkan kartu id yang baru dan wajib register sebelumnya. Serta membatasi ruang bisa di masuki mereka dengan id tersebut. Tentu saja, para pengkhianat di perusahaan itu akan menunjukkan kegelisahan yang sebenarnya, mereka tidak bisa lagi memata-matai kegiatan penting di perusahaan itu.

....

Di sebuah pulau, 5 pulau dari pulau Pusaka, tuan Ryoto terkejut, ketika ruang pengawasan di ruang bawah tanah miliknya padam. Dia tidak bisa melihat lagi seluruh isi perusahaan Tokugawa dan juga rumah tempat tinggalnya yang tidak lagi di tempatnya.

Rumah kediaman Ryoto adalah kawasan pribadi di Bali. Sekarang di jadikan arena family gathering perusahaan. Di rumah mewah dan lengkap fasilitasnya itu terletak di sebuah pantai. Rumah itu memiliki 25 kamar dengan kolam renang air panas dan air dingin. Sekarang menjadi hotel perusahaan dan dinikmati orang banyak. Karyawan hotel di tempat itu, telah mengganti semua kamera pengawas dan membuang pemancar lama. Biasanya tuan Ryoto secara sembunyi-sembunyi pulang ke rumahnya. Sekarang rumah itu telah di ambil alih perusahaan. Tuan Ryoto mengamuk dan memecahkan perangkat komputer di ruangan rahasia itu. Ryozo telah mengetahui rahasia kematiannya. Dia tidak bisa di anggap enteng

Meskipun baru dibuka, hotel "Ryo Royal" sudah terkenal sejak lama. Tempat kediaman mewah itu memang sudah di incar oleh para pengusaha dan orang-orang kaya di negeri ini untuk di miliki secara pribadi atau dijadikan tempat usaha. Tetapi Tokugawa Co tidak pernah mengumumkan ke publik untuk di jual. Ketika tempat itu dijadikan hotel, banyak pihak yang kecewa. Termasuk tuan Ryoto yang berniat membeli tempat itu atas nama Raydiana, kekasih tuan Ryoto yang baru.

"Kamu harus bisa menyusup ke Perusahaan Takigawa, dan merebut hati Ryozo!" kata Ryoto kepada kekasihnya itu. Rusdiana mengernyitkan alisnya. "Maksudmu...aku merayunya begitu?" wanita itu tidak senang hati. Dia tersinggung di jadikan umpan. "Bukankah kamu ingin memiliki hotel itu? Hotel itu jadi milikmu, seandainya kamu bisa menjadi salah satu pemegang sahamnya!" bujuk Ryoto. Raydiana terdiam. Wanita cantik ini sangat ambisius, dia lebih materialistis dari nona Mercia. Sayangnya hubungannya dengan nona Mercia harus berakhir akibat kematian palsunya.

"Aku harus bagaimana?" tanya Raydiana. Ryoto tersenyum. Orang ambisius memang selalu bisa dimanfaatkan. "Datang sebagai orang kaya dan bermitra dengan Ryozo!" Raydiana tersenyum. Tidak ada buruk menjadi orang kaya, meskipun kekayaan yang di milikinya nisbi alias fatamorgana. Tetapi tuan Ryoto telah membekali dirinya dengan banyak harta yang melimpah dan fasilitas mewah sekaligus menjadi pemilik usaha perhotelan di Bali. Kenapa dia harus menolaknya.

Kehadiran Raydiana, wanita blasteran Jepang Sunda ini menarik perhatian orang banyak. Bagaimana tidak, dirinya dulunya adalah seorang model biasa, tiba-tiba saja sudah mempunyai kekayaan melimpah dan memiliki sebuah hotel kecil di Bali membuat para pelaku bisnis itu menimbulkan banyak tanda tanya semua pihak, siapa orang yang telah membiayai hidup wanita muda ini. Latar belakang Raydiana di ketahui banyak orang, dia bukan anak orang kaya dan terpandang. Di tambah lagi dia bukan berasal dari kelompok selebritis yang sukses dan berprestasi. Bagaimana bisa dia menjadi kaya dengan mendadak.

Raydiana mempelajari bagaimana cara mendekati Ryozo. Terapi pria itu terlalu misterius. Dia jarang muncul di depan umum, bahkan di perjalanannya sendiri.

Raydiana tersenyum, dia senang ada orang bisa membuatnya penasaran. "Bertemanlah dengan Nona Mercia, dia pintu masuk ke sana!" pesan tuan Ryoto kepadanya. Raydiana cukup sakit hati menerima perintah itu. Dia tahu kalau Nona Mercia sebelumnya adalah kekasih tuan Ryoto.

Hotel "Rayana" milik Raydiana berdiri 5 km dari hotel "Ryo Royal" milik perusahaan Tokugawa, yang beroperasi untuk kalangan sendiri. Hotel itu bagi nona Mercia tidak asing lagi baginya.

Nona Mercia yang paling senang dalam acara ini. Bagaimanapun dia pernah menjadi nyonya rumah di hotel "Ryo Royal" yang pernah menjadi milik tuan Ryoto itu. Tetapi dia tidak puas hati Piya dan Amel tidak muncul ditempat itu. "Dua wanita itu sangat sombong, tidak mau bergaul dengan para karyawan perusahaan", Mercia mengomel sendirian. Hidup tanpa musuh dan saingan membuat liburan itu terasa gambar bagi nona Mercia.

Seorang diri nona Mercia berjalan menyusuri butik di sepanjang jalan pantai Kuta ketika seseorang tidak sengaja menjatuhkan handphone miliknya. "Maaf!" kata Josh, adik Rusdiana, pemuda itu. Dia masih muda sangat tampan. Nona Mercia terperangah melihat sosok tinggi gagah di depannya. Pemuda itu menyerahkan handphone milik nona Mercia. "Apa anda terluka?" tanyanya. Nona Mercia menggeleng. Dia masih belum bisa menghilangkan rasa kagumnya kepada pemuda itu. Dia lebih muda 3 tahun dari usia Nona Mercia. "Mari saya bantu bawakan barang anda!" Josh meraih bag paper belanjaan milik nona Mercia. Wanita ini tampak pasrah tak berdaya. "Boleh saya traktir minum?" Josh bersikap lebih agresif. Nona Mercia mengangguk sepert kena hipnotis. Mereka berjalan beriringan masuk ke sebuah kafe yang merupakan bagian dari hotel Rayana milik Raydiana.

Sang pemilik hotel datang menghampiri nona Mercia. "Kenalkan dia kakakku Raydiana!" Raydiana menyambut ramah Nona Mercia. "Halo saya Diana!"

"Hai saya Mercia!" sahut nona Mercia. Tiga orang ini dengan singkat menjadi sangat akrab. Raydiana menghadiahi nona Mercia dua buah gaun hasil rancangannya, sebagai ungkapan pertemanan. Tentu saja pertemanan ini merupakan pertemanan berkelas bagi nona Mercia. Dia punya teman mantan seorang model yang beralih profesi sebagai desainer dan pemilik hotel mewah di Bali.

Dia tidak tahu kalau dirinya sudah masuk jebakan komplotan tuan Ryoto, mantan kekasihnya.

***