webnovel

Pasien Cerdas

Dr Fatma menghubungi Piya setelah 3 hari. Ya Lam menunjukkan kesehatan fisiknya yang prima. Hari pertama ketika di rawat, Ya Lam berteriak-teriak sambil menangis. Dia seperti habis bermimpi buruk. Seharian ia berteriak sampai suaranya serak. Anehnya ia berteriak dalam bshasa Jepang atau bahasa inggris.

Hari kedua, Ya Lam lebih tenang, dia makan dan minum ketika lapar. Dan dia berolahraga di selnya.

Hari ketiga, hari ini Ya Lam membuka selnya dengan garfu kecil. Dengan tenang dia berolahraga di lapangan selama 2 jam, seperti tidak pernah terjadi sesuatu kemaren, dia bermain catur dengan pasien yang gila catur, pasien itu tidak pernah di kalahkan oleh pemain catur yang sengaja di datangkan keluarganya dari luar. Pasien itu kalah, lalu mengamuk, dia terpaksa di kurung lagi. Sedang Ya Lam kembali lagi ke selnya, tidur.

Dr Fatma memperlihatkan ringkasan video Ya Lam.

"Dia siapa?"

"Aku tidak tahu!"

"Keluarganya?"

"Mungkin dia sebatangkara".

"Siapa yang menjaminnya?'

""Aku!" Dari tadi Piya menjawab singkat.

"Siapa yang menanggung biaya,nya?". Dr Fatma sedikit khawatir. Biaya rumah sakit jiwa swasta ini sangat mahal.

"Dia sendiri!" Piya mengeluarkan 2 keping emas 24 karat, beratnya 100 gram. "Dia bayar pakai ini!" Mata dr Fatma terbelalak kaget. Uang koin emas kuno. Kalau di jual ke kolektor satu koin nilainya ratusan juta. "Dia orang kaya?" Piya mengangguk. Piya tidak mengeluarkan semua koinnya. Nanti Fatma bisa ikutan gila seperti Ya Lam.

Piya beretemu Ya Lam di selnya.

Ya Lam tersenyum menyapanya. "Apa kabar?" Ya Lam menyapa dengan bahasa Indonesis. Piya tersenyum. Sepertinya dugaan Piya benar. Ya Lam gila kambuhan. Dia bisa berbahasa Indonesia. Apa dia pura-pura tidak bisa bahasa Indonesia?. Apa Ya Lam ingin bermain wataknya?

Orang gila yang cerdas.

Ponsel Piya berdering. Ya lam kaget. Dia tidak pernah melihat ponsel. Di zamannya orang juga menggunaksn telepon, tapi bentuknya sekarang lebih kecil dan aneh. Ya Lam menunggu Piya selesai bicara. Lalu merampas ponsel Piya, memperhatikan degan seksama ponsel Piya itu, lalu membantingnya dengan marah. Piya kaget dan marah. Dasar Gila!