webnovel

Greentea Latte

VOL 3. {Greentea Latte Destiny (21+)} = Bab 215 Badboy dingin yang memiliki penyesalan besar kini telah menjelma menjadi pria tampan dan mapan di usianya yang tergolong muda, yaitu 22 tahun. Di usia tersebut, dia telah menyelesaikan S1 di Oxford dan menjadi CEO dari perusahaan Fedrick Company, perusahaan yang bergerak di bidang kuliner paling besar se-Asia Tenggara. Sayangnya, di usia yang tergolong cukup muda itu, dia sudah menjadi duda sehingga dia mati rasa terhadap wanita. Afka menjalani hidupnya dengan monoton, tanpa cinta dan kasih sayang. Hanya ada kebencian yang besar dalam hatinya kepada seseorang. Hingga suatu hari, dia bertemu dengan seorang gadis cantik yang sangat mirip dengan mantan istrinya. Sialnya, Afka mengenal dengan baik gadis itu. VOL 1,2. {Greentea Latte (18+)} = Bab 1-214 Afka Fedrick, seorang badboy tampan ala novel yang memiliki sifat yang dingin. Dia memiliki penyesalan terbesar dalam hidupnya. Penyesalan yang berhasil membuat hidup cinta pertamanya hancur berantakan. Ghirel Sananta, seorang gadis yang tertatih selama hidupnya. Tak ada kebahagiaan dalam kamus Ghirel sampai Afka hadir dalam hidupnya. Sayangnya, kebahagiaan itu hanya sesaat. Afka kembali menurunkan hujan padanya. Hujan badai yang membuatnya hancur berkeping-keping. Afka adalah penyebab kehancurannya. Afka adalah sosok yang bertanggung jawab atas rasa sakitnya. bagaimana kelanjutan kisah cinta sepahit Greentea yang terjalin diantara lembutnya Latte tersebut? by Depaaac_

Depaaac_ · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
369 Chs

Rasa Takut Kehilangan

Afka membuka matanya saat merasan sesuatu menimpa perutnya. Saat matanya terbuka, dia terkejut melihat putranya, Arion tengah menindih perutnya sembari tertidur tengkurap. Kebiasaan ini berlangsung selama dua minggu kemarin berpisah dari Ghirel.

Dia mengusap perut Arion dengan penuh kasih sayang, kemudian beralih pada sebelahnya. Saat kepala Afka menoleh, dia tidak mendapati siapapun di sebelahnya. Kosong. Tempat yang semalam di tiduri Ghirel kini kosong. Keningnya mengeryit mencari sosok sang istri.

"Jie?" Teriak Afka pelan. Dia mencoba menajamkan telinganya. Hanya ada keran air menyala yang terdengar. Dia memindahkan Arion dengan pelan, kemudian pergi menuju kamar mandi.

"Jie?" Panggil Afka lagi. Kamar yang cukup besar ini membuat Afka membutuhkan waktu lebih untuk menuju kamar mandi. Sesampainya di sana, dia segera membuka pintu kamar mandi yang kebetulan tidak terkunci.

"Astaga..." desah Afka saat melihat Ghirel tengah mengeluarkan isi perutnya di wastafel.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com