webnovel
#ROMANCE
#R18
#COMEDY
#CAMPUS
#ABUSIVELOVE
#CINTA
#ROMANTIS

Greentea Latte

VOL 3. {Greentea Latte Destiny (21+)} = Bab 215 Badboy dingin yang memiliki penyesalan besar kini telah menjelma menjadi pria tampan dan mapan di usianya yang tergolong muda, yaitu 22 tahun. Di usia tersebut, dia telah menyelesaikan S1 di Oxford dan menjadi CEO dari perusahaan Fedrick Company, perusahaan yang bergerak di bidang kuliner paling besar se-Asia Tenggara. Sayangnya, di usia yang tergolong cukup muda itu, dia sudah menjadi duda sehingga dia mati rasa terhadap wanita. Afka menjalani hidupnya dengan monoton, tanpa cinta dan kasih sayang. Hanya ada kebencian yang besar dalam hatinya kepada seseorang. Hingga suatu hari, dia bertemu dengan seorang gadis cantik yang sangat mirip dengan mantan istrinya. Sialnya, Afka mengenal dengan baik gadis itu. VOL 1,2. {Greentea Latte (18+)} = Bab 1-214 Afka Fedrick, seorang badboy tampan ala novel yang memiliki sifat yang dingin. Dia memiliki penyesalan terbesar dalam hidupnya. Penyesalan yang berhasil membuat hidup cinta pertamanya hancur berantakan. Ghirel Sananta, seorang gadis yang tertatih selama hidupnya. Tak ada kebahagiaan dalam kamus Ghirel sampai Afka hadir dalam hidupnya. Sayangnya, kebahagiaan itu hanya sesaat. Afka kembali menurunkan hujan padanya. Hujan badai yang membuatnya hancur berkeping-keping. Afka adalah penyebab kehancurannya. Afka adalah sosok yang bertanggung jawab atas rasa sakitnya. bagaimana kelanjutan kisah cinta sepahit Greentea yang terjalin diantara lembutnya Latte tersebut? by Depaaac_

Depaaac_ · Remaja
Peringkat tidak cukup
369 Chs
#ROMANCE
#R18
#COMEDY
#CAMPUS
#ABUSIVELOVE
#CINTA
#ROMANTIS

30. Kasus Penculikan Thea

Pesawat telah mendarat di Bandar Udara Soekarno Hatta. Thea menuruni anak tangga dengan bantal leher berwarna pink. Gadis itu tampak lucu di dalam balutan hoodie oversize milik Arion. Dia berjalan di belakang Arion dan Marvin. Bersama Alicia yang terlihat masih mengantuk.

"Hm, aku kebelet." Gumam Thea. Kandung kemih milik gadis itu sudah penuh. Waktunya untuk ke kamar kecil. Seharusnya Thea meminta Marvin, kekasihnya untuk menemani dia. Namun, entah mengapa refleksnya malah mencolek pundak Arion. Membuat pemuda itu memutar kepalanya menghadap dia.

"Ada apa?" Tanya Arion. Dia sampai menghentikan langkah kakinya dengan wajah khawatir memperhatikan Thea yang terlihat kesakitan.

"Kau sakit?" Tanya Arion dengan sangat cemas. Marvin ikut bergabung. Dia mendekat, memeriksa kening Thea yang bersuhu normal.

"Aku tidak sakit, Marvin, Lion. Aku hanya ingin buang air kecil." Katanya. Dua menepis tangan Marvin dan Arion secara bersamaan.