webnovel

Go To Isekai Bareng Ayang

Ke Isekai seorang diri itu sudah biasa Tapi bagaimana ceritanya kalau sepasang kekasih tiba-tiba di teleportasi kan secara bersamaan ke sebuah dunia fantasi Evelyn dan kekasihnya, Zionathan yang sering disapa Zion, mendapati diri mereka di dunia novel yang baru saja selesai mereka baca. "Zion, bilang ke gue kalau ini bukan mimpi!!" Evelyn mencengkeram kerah baju yang dikenakan Zion, sedikit banyak menikmati wajah kekasihnya yang makin tampan. Zion menggeleng pelan, "bukan mimpi, Lyn, soalnya kaki gue sakit lo injak pakai heels." Memandang ke bawah, Evelyn baru sadar kalau dia tengah menginjak kaki Zion. "Hehe, maaf." Petualangan mereka di dunia baru pun di mulai... _______________________ !!update tidak menentu!! alur kadang cepat kadang lambat disesuaikan dengan mood saya:v

Bubble_BubbleNN · Fantasi
Peringkat tidak cukup
11 Chs

Zionathan

"Alderic, aku serah kan penaklukan Silvarain pada mu," ucap Cedric pada anak pertamanya itu.

Alderic mengangguk kecil, Alderic Aetherborne, Pangeran Pertama Radiant Valoria, serta anak pertama Cedric dan Seraphina. Dengan rambut emas yang diberkahi sentuhan warna putih yang bersinar seperti salju terkena sinar matahari, dan manik sewarna emasnya yang seperti matahari terbenam. Alderic Aetherborne, Pangeran Pertama yang merupakan duplikat Seraphina Aetherborne versi laki-laki.

"Baiklah, aku akhiri sampai di sini, sebentar lagi penyalaan kembang api," ucap Cedric mengakhiri pembicaraan.

Zephyra langsung berdiri dan merenggangkan tubuh-tubuhnya yang kaku karena terlalu lama duduk. Dia pun menoleh dimana Zion duduk bersama Kendrick, dia ingin melakukan sesuatu pada adik satu-satunya itu. Tapi sayangnya, Zephyra malah mendapati Zion yang sudah terlelap sambil bersandar pada Kendrick dan memangku mangkok yang sudah kosong.

"HE—— pekikan yang akan dikeluarkan Zephyra tertahan karena Kendrick langsung memberi isyarat untuk tidak berteriak. Untungnya Kendrick bisa dengan sigap menghentikan Zephyra, kalau tidak adiknya yang memiliki suara melengking itu akan menggentarkan seluruh kerajaan.

Sontak saja semua anggota keluarga melihat ke arah Kendrick dan Zion yang menggeliat pelan karena sedikit terusik.

"Eehh, ternyata dia tidur," Althea berucap, salah satu selir Cedric itu dengan gemas menoel pipi Zion yang menggembung.

Mulai dari Althea, kakak-kakak Zion mulai ikut menoel pipi Zion secara bergantian, hingga sampai pada Zephyra, dia mencubit gemas pipi Zion sebagai aksi balas dendam nya tadi karena kepelitan Zion.

Karena merasakan sakit di pipinya, Zion membuka matanya dan mendapati wajah Zephyra yang tersenyum puas sambil mencubit kedua pipinya.

"Eumh.. swakwiitt," ucap Zion agak tidak jelas sambil menepuk lengan Zephyra agar melepaskan cubitannya.

Setelah menggoyang pelan wajah Zion, barulah Zephyra melepaskan cubitannya, dia tersenyum makin puas setelah akhirnya balas dendamnya terlaksana.

Zion mengusap kedua pipinya, benar-benar deh kakaknya yang bernama Zephyra itu, tidak bisa apa membiarkannya hidup tenang, dari saat dia pindah ke tubuh Zionathan Aetherborne, dia selalu diganggu oleh Zephyra. Dan sialnya lagi bagi Zion keluarganya ini tidak membantu sama sekali, mereka hanya menonton setiap kali Zephyra mengganggunya. Zion dalam hati mengutuk siapapun yang mengirimnya ke tubuh Zionathan Aetherborne, Zion di dunia aslinya sudah menjadi anak bungsu dari 8 bersaudara, dan sekarang Zion harus menjadi bungsu dari 15 bersaudara. Kenapa pula dia tidak dipindahkan ke seorang sulung atau anak tunggal sekalian, menjadi bungsu tidak selalu seindah bayangan orang-orang dan Zion menjadi salah satu yang mengalaminya. Yah, karena Zion selalu menjadi yang diganggu, dibesarkan orang tuanya dengan lebih protektif menjadikan Zion menjadi anak baik-baik, saking baiknya sampai dia tidak membalas keisengan kakak-kakaknya.

Menangkup kedua pipinya yang nyut-nyutan, Zion bergumam tidak jelas sambil menatap Zephyra kemusuhan.

"Apa?!" gertak Zephyra, dia berkacak pinggang membalas tatapan Zion.

Sedangkan Zion membuang muka agar tidak menatap wajah menyebalkan Zephyra, sungguh, kenapa dia harus jadi anak bungsu lagi kali ini. Apalagi usianya di tubuh Zionathan Aetherborne baru 13 tahun, coba bayangkan apa yang harus Zion lakukan dengan jiwa usia 17 tahun di anak usia 13 tahun. Oke, mungkin jaraknya tidak terlalu jauh, tapi sebagai manusia modern Zion menganggap kalau usia 13 tahun itu masih terlalu kecil.

Padahal tanpa Zion sadari jiwanya perlahan menyatu dengan tubuh yang didiaminya itu, membuatnya tanpa sadar melakukan hal yang 'seharusnya' si pemilik tubuh yang sekarang 'entah kemana' lakukan.

"Umh! Jangan lagi!" Zion memindahkan mangkok dipangkuan nya kepada Kendrick, lalu menghindar dari Zephyra yang ingin mencubitnya lagi.

Zephyra tidak tinggal diam, dia mengejar Zion yang berlari zig-zag melewati kakak-kakak mereka, sampai akhirnya Zion berhenti dibelakang Cedric dan langsung berlindung dibalik jubah yang dikenakan Cedric.

Zephyra menghentikan langkahnya, memelototi Zion yang mengintipnya dari balik punggung sang Ayah sambil menjulurkan lidahnya. Zephyra tentunya tidak berani mendekat, tidak—Zephyra tidak seberani itu mendekati ayahnya sendiri. Bahkan kakak mereka tidak seberani itu untuk berlindung dibalik punggung Raja yang juga ayah mereka itu.

Sementara itu, Cedric menunduk melihat wajah anak bungsunya itu. Sebenarnya agak aneh melihat Zion yang lumayan hiperaktif itu, Cedric sudah terbiasa dengan Zion yang tidak akan melakukan apa-apa dan pasrah diganggu kakak-kakaknya yang lain. Tapi, walaupun begitu, Cedric tidak asing, meski belum terbiasa, Cedric tetap merasakan ikatan, ikatan yang mengatakan kalau anak ber-surai putih bersih dengan manik sewarna delima itu masihlah anak bungsunya.

Merasakan tatapan lain, Zion mendongak melihat manik hijau zamburd milik Cedric yang menatapnya sambil tersenyum, tangan besar itu membelai rambutnya dengan lembut.

"Apa ada yang salah?" tanya Zion melihat Cedric yang terus menatapnya.

Cedric menggeleng, "tidak ada.. mungkin kau harus bertanya pada yang lain, apa ada yang salah?!"

Zion beralih menatap anggota keluarga Aetherborne yang lain yang juga menatapnya, "ada apa?"

Suara cekikikan pelan terdengar dari arah seorang wanita yang memiliki penampilan serba merah. Surai merahnya jatuh dengan indah di setiap lekukan tubuhnya, mata berwarna maroon itu menyipit cantik karena tawanya.

"Tidak ada .. sebenarnya yang tadi itu kurang sopan, tapi kalau itu kamu, aku bisa memaafkannya," ucap wanita itu, Rosalind, salah satu selir Cedric.

"Yeah, kali ini kumaafkan kau berlarian seperti tadi," ucap Alderic, mendekati Zion dan menyempatkan diri mencubit pelan hidung mungil itu.

Oke, ini perasaan Zion saja atau bagaimana? Rasa-rasanya bahkan kalau Zion menghancurkan kerajaan pun dia akan tetap dimaafkan. Ada apakah gerangan?

Zion memang tidak tau—ah, lebih tepatnya belum tau, kalau Ibunya adalah seseorang yang luar biasa, Cedric bahkan memberikan hormatnya pada Ibu Zionathan Aetherborne. Alasan kenapa seluruh anggota kerajaan menyayangi sosok Zionathan Aetherborne adalah karena Ibunya.

"... Eh!!" Zion reflek berpegang pada bahu Cedric saat Raja Radiant Valoria itu menggendongnya secara tiba-tiba. Yep, kalian tidak salah baca kok, Cedric mengangkat Zion kedalam gendongannya.

Tidak hanya Zion, yang lainnya juga terkejut dengan apa yang dilakukan Cedric.

"Leander, sepertinya kau harus membuka acara kembang api tanpa ku," ucap Cedric kepada Leander. Entah kenapa ada sesuatu yang menarik Cedric agar menghabiskan sedikit waktu berduaan saja dengan anak bungsunya itu.

Leander tanpa bantahan mengangguk, tidak masalah baginya, kalau itu Zion, Leander akan melakukan apa saja.

"Seraphina, ku serahkan pada mu," ucap Cedric pada Seraphina.

Karena tengah malam semakin dekat, keluarga Aetherborne itu segera menuju kerumunan ditengah alun-alun untuk membuka acara terakhir. Tentunya tanpa Cedric dan Zion yang kini berjalan ke tempat yang lebih sepi namun masih bisa digunakan untuk menonton kembang api yang akan datang.

Zion membungkam mulutnya, dia tidak tau apa yang harus dilakukan disaat seperti ini, jadi dia hanya diam saja. Perhatian Zion teralih pada rambut keemasan yang dihiasi helai kehijauan milik Cedric. Mungkin hanya keluarga Zion modern dan Evelyn yang mengetahuinya, kalau selain penyuka makanan manis, Zion menyukai rambut yang indah juga. Perlahan tangannya membelai helai rambut Cedric yang memiliki dua warna itu.

Merasakan sesuatu, Cedric melirik Zion yang kini memainkan rambutnya, dalam hati Cedric tertawa, siapa lagi coba yang berani memainkan rambutnya. Bahkan Zephyra yang kadang agak serampangan tidak akan berani barang menyentuh sehelai benang dari baju yang dipakainya.

Tanpa menghiraukan riuh sorakan rakyat Radiant Valoria setelah beberapa ucapan dari Leander dan kembang api yang mulai diluncurkan, Cedric menaruh perhatian penuh pada Zion yang mengepang beberapa helai rambutnya.

Zion sendiri sudah tidak peduli lagi rambut siapa yang dia kepang, bahkan suara riuh sorai dan ledakan kembang api tidak dipedulikannya. Beberapa helai keemasan milik Cedric mengingatkan Zion dengan rambut seseorang, "pengen pegang rambut Lyn lagi," batin Zion.

Sementara itu diantara kerumunan ada Evelyn dan Felicia, menikmati pertunjukan kembang api yang meluncur dan meledak memberikan warna-warna yang indah.

Evelyn mengelus rambutnya yang tadi sempat dikepang Zion, meski matanya memandang kembang api di langit, pikirannya tengah melalang buana entah kemana. "Kapan lagi ya bisa ketemu Zion," batin Evelyn.

|•BERSAMBUNG•|