webnovel

chapter 7 masalah para pengikut

Mentari pagi bersinar dan Valet mengantarkan sarapan pagi dengan beberapa alat untuk menyisir pakaian.

"Tuan selamat pagi", Valet Bilie menyapa tuannya-Ridho- yang telah bangun.

"Pagi, apa sarapan hari ini?", Ridho sebenarnya sudah tahu isi nampan perak yang dibawa oleh Valet tetapi dia bertanya hanya untuk formalitas saja.

"Ini adalah bubur peterseli dengan bunga dagonia, daging ayam sungai, dan buah makodonia", Valet Bilie menaruh nampan di meja dan membuka penutup yang menampilkan bubur yang disirami kaldu sapi, dilengkapi dengan potongan sayur seperti selederi, bunga-bunga berwarna ungu, dan juga daging ayam yang disuwir.

Ada hal unik dalam hidangan kota kebebasan Arte di mana banyak makanan menggunakan bunga sebagai bahan dasar atau toping, bunga yang tumbuh pun juga memiliki berbagai macam rasa serta dapat dimakan dan menyehatkan.

Bunga edible juga salah satu pendapatan terbesar di kota Arte, terutama bunga magis dan suci yang sangat mahal karena dapat digunakan untuk pelatihan para magus, ksatria, pendeta, dan para profesional kekuatan luar biasa lainnya.

Ridho memakan bubur peterseli, rasa gurih dan bau herbal sayuran seperti seledri menambah nafsu makannya, serta daging ayam sungai yang lembut dan gurih serta rasa bunga dagonia yang agak pedas memperkaya rasa dari bubur ini.

Valet billie menyajikan teh yang terbuat dari bunga Anggrek 1000 sayap dengan air buah sirilion lalu teh itu dicampur dengan susu sapi berkaki enam, Ridho mencoba teh unik ini dan merasakan rasa manis milky sekaligus menyegarkan karena air buah sirilion yang memiliki elemen dingin di dalamnya.

Setelah sarapan Ridho menyingkap selimut dan menampilkan tubuh telanjangnya, bagi para pelayan yang melayani tuan mereka tak aneh bila melihat tuan mereka telanjang sebab saat mandi dan berpakaian pun para pelayan yang mengurusi mereka.

Hanya saja Valet bilie tidak terbiasa dengan kebiasaan tidur tanpa memakai pakaian yang membuatnya agak canggung melihat tubuh telanjang tuannya, bagi Ridho sendiri dia sering tidur telanjang dan menurut sains itu memiliki manfaat.

Valet bilie yang bengong tersadar melihat tatapan tuannya yang aneh lalu buru buru pergi ke lemari, di sana dia bingung apa yang harus dilakukan karena pakaian tuannya belum pernah dia lihat.

"Ada apa?", Tanya Ridho.

Bilie terlihat malu dan mukanya memerah, "maaf tuan saya tidak tahu pakaian mana dulu yang harus dipakai oleh tuan?".

Sebagai Valet yang tidak tahu dalam memakaikan tuannya pakaian membuat bilie sangat malu.

"Ohh hanya itu? Pakai kemeja itu dulu, lalu vest hitam, dan double brested yang hitam juga di pojok itu, lalu celana dalam hitam di lemari bawah, dan celana kain hitam", mendengar pengenalan Ridho terhadap nama nama pakaian ini membuat Valet Bilie malu sebab dia tidak tahu satupun! Sebagai Valet ini adalah hal yang memalukan.

Sebenarnya pakaian seperti tuksedo, jazz, dan yang mirip dengan itu belum pernah muncul di dunia ini, pakaian para pelayan di dunia ini saja memakai kain berenda cerah dengan warna berbeda yang menunjukkan status dan tingkatan para pelayan.

Bilie dengan cekatan mengatur pakaian untuk tuannya dan setelah selesai dia bisa menapas lega. Walau dia agak kesusahan saat memasang dasi sehingga Ridho yang kesal memasangnya sendiri, hal ini membuat wajah bilie memerah lagi karena malu!

Saat melihat gaya pakaian tuannya bilie merasa gaya pakaian tersebut sangat indah dan menawan, walau simple tapi terkesan mewah.

"Bagus, Bilie aku harap mulai sekarang kamu berlatih memasang dasi agar hal tadi tidak terulang", Ridho mengeluarkan dasi dari bagian bawah lemari dan memberikannya kepada Bilie.

"Baik tuan", mendengar teguran tuannya Bilie sangat malu, dia tidak menyangka akan kesusahan dalam memakaikan pakaian, sebagai Valet di kota kebebasan Arte mereka semua harus tahu gaya pakaian tiap negara dan budaya karena siapa tahu tuan mereka akan berasal dari negara mana.

Ngomong ngomong kota kebebasan Arte memiliki kelembaban yang rendah jadi walau beraktifitas seharian pun jarang mengeluarkan keringat dan bau badan sehingga masyarakat di kota ini biasanya mandi 3 hari sekali, jadi tugas Valet bilie selain menyiapkan sarapan juga membersihkan tubuh tuannya 3 hari sekali, tentunya dalam beberapa kasus jika tuannya berasal dari negara yang hanya mandinya 1 tahun sekali hal tersebut tidak diperlukan.

Sebenarnya Ridho sendiri sebagai dewa tubuhnya sudah berbeda dibandingkan manusia biasa, dia tidak akan berkeringat kecuali ada kondisi khusus lalu bahkan jika berkeringat pun keringatnya akan diperebutkan oleh orang orang karena dianggap suci, terutama masalah bau badan juga teratasi dengan sendirinya di mana tanpa mandi selamanya bau badannya tetap wangi.

Para dewa sendiri memiliki bau badan khusus tergantung dari aroma yang mereka sukai, kebetulan Ridho menyukai bau parfum tertentu di kehidupan sebelumnya jadi dia mengubah bau badannya agar berbau seperti parfum itu.

Setelahnya Ridho bersantai di ruang santai dengan teh vitrilia yang disajikan dari pucuk daun pohon seperti rosemary, teh ini dibuat dengan cara ditaruh di bawah es batu lalu dari proses mencairnya es batu juga akan mengeluarkan rasa dan esensinya, teh ini juga setelahnya harus didiamkam selama sehari dan baru bisa disajikan.

Untuk rasanya Ridho cukup menyukainya, rasa sejuk dan unik yang cocok untuk bersantai.

"Hidup seperti ini memang gayaku", kata Ridho kepada dirinya sendiri. Dia sangat menyukai menjadi dewa dan kaya raya lalu hidup santai sampai mati!

Saat bersantai membaca novel ksatria yang lagi populer di kota, tiba tiba Ridho mendengar suara berdoa yang jelas.

"Hah ini adalah dari Yasuo? Sepertinya dia memiliki masalah?", dengan kekuatan ilahi dia melihat kondisi Yasuo.

*********

Saat Yasuo mendapatkan oracle untuk mengurus orang orang yang tiba tiba datang ke pintunya, dia bekerja dengan giat untuk mengurus mereka.

Bahkan dia harus berhutang karenanya, dia berlaku ramah kepada para tamu karena menganggap mereka sangat diperhatikan oleh dewanya.

Tapi siapa sangka saat dia berkhotbah tentang kekuatan dewanya yang menyelamatkan mereka dia mendapatkan penolakan keras dan cacian.

"Apa? Siapa itu dewa Ridho? Aku belum pernah dengar?". Kata orang pertama.

"Dewa enam elemen dan delapan arah? Apa itu? Apakah itu dewa di bawah dewa elemen api natariu?", Kata orang kedua.

"Aku tahu kamu pasti akan mencoba menarik kami ke kultusmu kan? Maaf aku penganut dewa perang Setian dan menurutku yang menyelamatkanku adalah dewa-ku, mana mungkin dewa tidak dikenal bisa begitu kuat?", Kata orang ketiga

"Aku memang merasa ada yang aneh kenapa tiba tiba pria ini bersikap baik tapi siapa sangka dia memiliki maksud lain dan itu memaksa kita untuk murtad", kata orang keempat.

"Aku rasa kalian adalah kultus jahat, jangan jangan dewa kalian adalah dewa iblis! Aku...aku harus laporkan ke tuan kota", kata orang kelima yang setelahnya berlari.

Mendengar keluhan dan perkataan mereka terutama tentang fitnah bahwa dewanya adalah dewa iblis membuat marah Yasuo tapi karena mereka adalah tamu yang diberikan oleh dewa dia tidak bisa marah.

Lalu berdoa kepada Ridho sekaligus melampiaskan keluh kesahnya.

Yasuo tiba tiba merasakan kekuatan kuat dan kondisinya masuk ke trance, dia melihat sebuah istana besar dengan tanaman yang indah dan rimbun, langitnya cerah sekaligus menampilkan bintang bintang tidak berujung.

Di singgasana duduk seorang pria bercahaya yang tidak bisa dilihat wujudnya dan samar bagi mata Yasuo.

Pria itu berbicara dan suaranya langsung menembus jiwa Yasuo, "Yasuo aku dengar, kamu harus tahu aku tidak memedulikan mereka hanya menyelamatkan mereka karena kasihan. Juga kamu harus tahu aku tidak butuh pengikut jadi tidak diperlukan bagimu untuk berkhotbah terutama memaksa orang lain percaya kepadaku yang mana aku tidak menyukainya".

Mendengar perkataan dewa yang dipercayai Yasuo sangat malu karena gagal mengerti maksud dewa yang dia percayai!

"Ahhh dewa Ridho yang agung hambamu yang bodoh meminta maaf karena gagal mengerti doktrin dan maksudmu", Yasuo langsung bersujud di hadapan Ridho sambil menangis.

"Tidak apa apa, kamu juga menderita banyak, tak lama lagi pasukan tuan kota dan gereja setempat akan datang ke rumahmu cepat pergilah keluar kota", lalu bersamaan dengan peringatan Ridho pandangan yang disaksikan Yasuo hancur dan dia kembali sadar.