webnovel

#1

"ayahhhhh". panggil Tina pada ayahnya. "ada apa peri kecilku yang manis". kata ayah setelah mendengar panggilan Tina sembari menghampiri putri kesayangannya itu. "hahhhh". tawa Tina dengan girangnya. "apa yang membuat peri kecil ku sangat gembira?". tanya ayah penasaran. ayah tadi aku melihat ada kerbau yang berguling guling setelah diberi makan induknya ayah". jawab Tina kepada ayahnya. "sayang,peri kecil ku yang manis memang menurut mu itu lucu?". tanya ayah aneh. "iya, ayah menurut ku itu lucu". jawab Tina.

setelah selesai mereka berbincang bincang di taman mereka segera menuju ke rumah. sesampainya di rumah mereka melihat ibunya Tina dan adiknya terkapar di lantai dengan berlumuran darah,sontak saja itu membuat Tina menangis dan berteriak "ibu, ibu!!!! ibu kenapa ayah". ayah yang terkejut dan kaget melihat keadaan istri dan anaknya itu membuatnya tidak bisa berkata apa-apa. sang ayah hanya meminta peri kecilnya itu pergi ke kamar, namun sayang Tina yang biasanya mematuhi segala perintah ayahnya kini hanya terdiam sambil menangis melihat keadaan ibu dan adiknya. akhirnya ayah pun menelepon polisi untuk menyelidiki kasus ini.

sesampainya polisi di rumah Tina mereka langsung membawa korban dan beberapa benda yang menurut mereka penting.

"pak polisi, bagaimana ini, apa yang terjadi pak?,ayo jawab pak!!". tanya Tina kepada para polisi tersebut. namun bapak polisi hanya terdiam dan mengelus rambut Tina.

Tina yang sudah berusia 7tahun sedikit mengerti apa yang terjadi pada ibu dan adiknya itu.

selesai dari proses pemakaman Tina langsung pergi ke kamarnya dan menagis tersedu sedu. ayahnya yang melihat keadaan putri kesayangannya itu tidak bisa berbuat apa-apa, tangis Tina bahkan seperti tidak berhenti henti menagis. sudah banyak cara yang dilakukan ayahnya guna membuat Tina berhenti menangis tetapi tetap saja Tina tidak berhenti menangis.

tepat seminggu setelah kepergian ibu dan adiknya, Tina mulai berhenti menangis dan sudah mulai bersekolah.

setelah bertemu dengan teman-temannya, Tina menjadi cukup melupakan kesedihannya itu.

sampai jam pelajaran selesai bahkan sampai pulang sekolah Tina tetap masih belum tertawa bahkan senyum pun belum.

sesampainya di rumah ia terkejut melihat ayahnya yang