Kepulangan Eiryl dari sekolah disambut hangat oleh sang Mama yang lantas tersenyum lebar tatkala melihat Alfan berjalan mendekat. Lantas berbasa-basi tanpa melihat betapa malasnya Eiryl jika cowok itu masih berlama-lama berada di rumahnya.
Alfan menyapa Mama dengan sopan. Sapaannya justru membuat Eiryl semakin muak dengan sosoknya. Ia pun memilih untuk berjalan duluan menuju kamar tanpa pamit. Biarlah, Mama mengomel. Lagipula bukankah memang sudah sejak dulu Mama selalu senang mengomel, apalagi saat merasa ada yang tidak sesuai dengan keinginannya?
Senyap, suara obrolan Mama dengan Alfan sepertinya sudah berhenti setelah tak berlangsung lama ia merebahkan tubuhnya di atas kasur. Mungkin Alfan sudah pergi bersama deru mobilnya yang dibuat hening. Tangan Eiryl terulur untuk menarik gagang pintu lemari dan mengambil pakaian ganti. Tanpa sengaja, lembaran foto itu berjatuhan. Foto dirinya bersama Alga. Ia segera memungutnya. Dentuman di dalam dadanya kembali riuh.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com