webnovel

Part 44. Tantrum(21+)

Andi menatap dalam istrinya yang sedang menyajikan susu kambing gula aren plus jahe dengan sepiring potongan cake dari bahan singkong dan mentega. Resep khusus dari Olivia yang entah didapatnya dari mana. Cake singkong istimewa rasa gula Jawa yang mulai disukainya.

Dress putih polos selutut menampilkan keindahan sang pemakainya. Membangkitkan gairah yang tertahan. Padatnya kerjaan membuat tubuhnya letih. Dan kondisinya akan pulih dengan keintiman bersama istrinya. Aktivitas yang menguras energi tapi mampu memasok energi berkali lipat. Andi tidak akan percaya teori tersebut kalau tidak mengalaminya sendiri.

Andi mengernyit tidak suka. Olivia terlihat buru-buru. Seperti ingin menghindarinya.

"Apa tidak ingin menemaniku?"

Sontak Andi mencekal pergelangan tangan istrinya.

"A.. aku harus.. harus menyelesaikan sesuatu dulu..!"

Gerakan Olivia mencoba melepaskan tangannya.

"Apa kerjaan lebih penting dari suamimu?"

Olivia kehilangan kata-kata. Kalau begini Olivia jadi tidak punya alasan apapun.. bila suaminya menginginkannya.

Tuh!  Andi menarik tubuhnya ke pangkuannya. Mengabaikan susu yang sudah susah payah dihangatkannya. Setidaknya Andi sudah meminumnya setengah.

Malah Andi meminumkannya ke Olivia meski sudah menolaknya. Mau tak mau Olivia menelannya karena mulut Andi yang mendesaknya.

Olivia sangat tidak suka susu kambing. Meskipun khasiatnya luar biasa tapi kalah dengan baunya yang prengus. Sekarang, justru Olivia begitu menyukainya khusus dari mulut suaminya. Tak sabaran Olivia merebutnya dengan bibirnya. Alhasil tau rasa akibatnya, Olivia!

"An.. Andi! Kumohon..! Jangan.. nh!"

Percuma Olivia mencoba menolak keinginan suaminya. Olivia malah mendesah ketika ciuman Andi turun ke lekuk lehernya. Tau-tau  dirinya sudah telentang di ranjang dan dress-nya entah kemana.

Andi sekejap menjauhkan diri dan melepas pakaiannya. Refleks Olivia merapatkan kakinya. Tanpa malu suaminya melepas yang terakhir melekat di tubuhnya. Ketakutan yang sempat menderanya telah berganti gairah yang menyala. Pasrah pada semua perlakuan suaminya. 

----

Andi meraih lalu memeluk tubuh polos Olivia. Membiarkan tangis Olivia pecah di pelukannya. Mungkin mood swing Olivia lagi kambuh.  Awalnya menolak kemudian luluh. Olivia menikmati penyatuan mereka hingga membuatnya menggapai puncak tapi waktu mendekati klimaks suaminya tiba-tiba menangis minta dilepaskan. Andi sampai harus mengeluarkan larva panas akibat kegiatan mereka di luar.

Syukurlah  bedcover yang mereka gunakan berlapis-lapis  yang salah satunya water resistant dan diganti setiap kali mereka berdua selesai berhubungan intim. Kalau bukan Andi pasti Olivia yang menggantinya. Tanpa pembahasan apapun mereka kompak melakukannya.

Tidak ada kata-kata dari Olivia. Yang ada hanya isakan bikin Andi kesal. Tapi mengingat pesan dari ibunda ratu, Andi mencoba bersabar lagi.

Lebih sabar!

Andi memeluk istrinya. Mencium puncak kepalanya. Mendoa agar mereka berdua bisa mengemban amanah dari Sang Khaliq. Anugerah terindah bagi sepasang suami-istri. Andi mengambil sesuatu di laci nakas.

"Apa ini?"

Ketika tau apa yang diperlihatkan Andi padanya Olivia semakin tergugu.

Suaminya mempererat pelukannya sambil memberikan kata-kata dukungan dan semangat.

"Semoga Allah senantiasa Membimbing Kita menjadi orang tua yang baik…"

Olivia berhenti nangis. Sontak menatap suaminya nanar dengan mata yang masih basah.

Olivia memukuli lengan Andi secara membabi-buta.

"Kamu jahat!"

Andi mendekapnya erat meski Olivia meronta.

"Kamu jahat!"

Olivia mengucapkan kata-kata itu berulang-ulang seraya memukul-mukul. Berulang kali pula Andi meminta maaf sambil menciumi puncak kepala istrinya. Berharap reda tantrum Olivia.

Olivia terisak-isak membuat Andi kalut.

Andi mencoba mendengarkan dengan sabar rentetan kata-kata Olivia yang terucap layaknya puzzle.

Pada bagian ini Andi berusaha menelaah maksud ungkapan Olivia.

'Jahat?'

'Kenapa?'

'Ngomong?'

'Tidak mau punya anak?'

'Tapi Aku hamil?'

'Jahat?'

'Kamu bikin aku berdarah?'

'Jahat?'

'Kenapa kamu lakuin ke aku?'

"Maafin Aku!

Aku memang salah!"

Andi memperhatikan Olivia yang terpejam. Andi tau Olivia tidak tidur.

Andi menciumi seluruh wajah istrinya sembari meminta maaf.

Lanjutnya 

"Maaf jika kata-kata aku malah menyakiti perasaanmu. Bukan maksudku, Liv'e!"

Andi merunut kalau belum ingin punya anak karena mengingat pernikahan kedua orangtuanya mendapatkan momongan setelah umur pernikahan 10 tahun. Itupun ibunda ratu sempat keguguran.

Ortunya Olivia juga dikaruniai momongan setelah umur pernikahan yang kelima.

Andi hanya ingin Olivia tidak terbebani dengan pemikiran mempunyai momongan.

Tapi Allah Sang Khaliq menghendaki lain.

Olivia langsung hamil.

Seharusnya lah karunia yang tidak terduga ini wajib mereka syukuri.

Lantas Andi mengajak istrinya untuk sujud syukur.