webnovel

Part 23. Deny

.

Olivia malah termenung.

Nasi goreng yang melompat-lompat di wajan tak mampu mengubah suasana hatinya. Perutnya mendadak kenyang mengingat seseorang.

Seolah baru kemarin Andi menunjukkan gorengan nasinya di wajan. Andi menggoreng hingga nasinya melompat-lompat dan menunjukkannya pada Olivia.

Bukan pada kenangannya tapi Olivia jadi sedih mengingat Rita yang sengaja menyudutkannya dengan komentar pedas.

Mungkin jika orang lain yang mengatakannya, Olivia tidak akan mengindahkan. Maklum kalo orang di luar sana. Mana tau mereka yang melihatnya hanya dari medsos? Tapi Rita adalah sahabat sedari kecil yang tau benar Olivia seperti apa.

"Live! Sebenarnya apa sih yang ingin Kamu Buktikan?"

Olivia tidak menjawab pertanyaan Rita saat itu. Diam adalah salah satu cara menghindari perdebatan diantara mereka. Olivia tidak ingin keputusan pribadinya terusik. Padahal yang diputuskannya melibatkan banyak pihak. Rita hanya mengingatkannya saja. Kenapa harus dia yang marah, sih?

Harusnya Olivia yang marah kan Rita sok ikut campur dalam urusan pribadinya?

Waktu itu Olivia bertanya pada Rita tentang seorang Sultan Kota sebelah. Ternyata, sekarang malah Olivia jalan sama si dia.  Dan itu yang dibahas Rita.

Olivia sudah lelah menjelaskan lagi dari awal mengenai alasan mudahnya menjalani hubungan asmara tanpa status. Padahal Rita wanti-wanti agar serius menjalani suatu hubungan dan mengikatnya erat dengan pernikahan. Bukan sekadar main-main.

Yang namanya cinta bukan mempermainkan perasaan. Kalau belum mau menikah mending fokus pada apa yang ingin ia raih. Jangan sampai melukai hati siapapun.

Bahkan menghindari hubungan tanpa status pun bisa menyakiti perasaan orang lain. Karena hati seseorang itu tidak mudah ditebak. Persis seperti pantun

'Lain ladang lain belalang

lain lubuk lain ikannya'

Ibarat hati yang kecenderungannya berbolak-balik.

Olivia menyadari hal tersebut dan akhirnya menetapkan hari-H. Dengan Sultan itu. Secepat itu Olivia memutuskan sesuatu.

Rita yang menggumamkan nasehat terus-menerus di telinganya. Begitu mendengar keputusannya… lagi-lagi Rita yang marah?

Rita seolah berusaha memojokkannya dengan komentar para fansnya yang ingin tau identitas pria yang bersama Olivia. Rita bungkam tapi story di IG Olivia malah memperlihatkan pria itu sendiri yang mengungkapkan hubungan spesial itu. Hari berikutnya Olivia pasang gambar cincin dengan kata-kata doa. Hari itu pula fans yang katanya Olivia punya arti segalanya, yang selama ini setia mendukung setiap karyanya satu persatu menghapus tag akunnya dari profil mereka.

Rita berapi-api mengatakannya melebihi hujatan netizen.

Apakah semua hal harus sesuai dengan keinginannya?

Udah nggak gila aja Olivia sudah bersyukur menghadapi ulah fans maupun netizen apalagi bisa bertahan selama ini. Olivia perlu sosok pelindung jiwa raganya. Soul-Guard bukan sekadar bodyguard.

Olivia tidak mengerti mengapa Rita bersikap seperti itu padanya.

Memang kebahagiaan itu tugas masing-masing. Namun rumah tangga itu dibangun bersama begitu pun dengan kebahagiaan.. harus diupayakan bersama.

Jika kebersamaannya dengan Andi adalah yang Rita maksud. Maka Olivia sudah mencoret namanya dari daftar calon suami idaman.

Bukannya merespon kode yang ditujukan padanya, Andi malah memberi tawaran yang membuat Olivia mundur dari jabatan calon istri.

Harusnya Andi berusaha membuat Olivia yakin menjadi pendampingnya karena Olivia bukanlah wanita yang tidak mau bersusah-payah dalam berusaha.

Oke! Jika dalam berusaha Andi berprinsip ' Tujuan bukan hasil tapi bagaimana menjalani prosesnya'.

Sedangkan Olivia memilih prinsip 'Diam-diam dalam berusaha, Just show the Results!'

Bukan tidak mungkin keduanya menemukan kesepakatan.

Aib! Bagi wanita mengatakan 'iya' justru Olivia mengutarakan perasaannya dengan isyarat. Sayangnya, Andi tidak mampu merespon isyarat darinya.

Olivia sudah lelah menunggu kepastian dari Andi. Yang didapat Olivia justru prasangka demi prasangka. Melunturkan keyakinan pada lelaki itu.

Olivia sudah banyak berkorban. Olivia ingin solusi yang terbaik bagi semuanya. Olivia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada di hadapannya.

Semua punya Tuhan dalam setiap keyakinan. Meski berbeda konsepnya dalam mengenal Tuhannya. 

Olivia hanya yakin telah menemukan Tuhan disana.

€€€€€

Suasana Kafe Rehat penuh gemuruh. Isu transgender yang dari hari kemarin jadi trending di portal pemberitaan. Padahal bukan! Karena sebenarnya adalah penegasan jenis kelamin akibat penyakit bawaan sejak lahir.

Hipospadia pada Aprilia Manganang.

Jenderal TNI Andika Perkasa yang mengumumkan Sersan Dua itu yang juga mantan Atlet Timnas bola volli putri adalah seorang laki-laki.

Ironisnya ia baru mengetahuinya setelah dewasa ketika menjalani serangkaian persyaratan tes masuk ke instansi publik tersebut yang salah satunya adalah cek kesehatan menyeluruh.

Kemudian Jenderal Andika yang memprakarsai tes medis lebih lanjut sekaligus penanganannya. Dan Aprilia Manganang menyetujui.

Betapa badai terpaan sebelum mengetahui apa yang dialaminya. Sesudah pengumuman status Aprilia Manganang juga harus menghadapi isu transgender.

Ternyata banyak yang belum tau tentang hipospadia. Itulah yang menimbulkan polemik. Jelas beda antara Hipospadia yang merupakan kelainan letak uretra dengan istilah transgender yang merubah organ kelamin. Diantaranya dengan tekhnik bioplast.

Huh!

Penegasan?

Andi terpaku pada kata itu. Jelas tidak bisa dipungkiri kalau ia tengah berkutat pada pemikiran itu.

Tidak sepenuhnya salah bahwa masukan dari kanan-kirinya tentang seseorang akan mempengaruhi tindakannya pada seseorang itu.

Andi tidak serta-merta ingin menumpahkan kesalahan pada orang lain. Apapun akibat dari tindakannya adalah konsekuensi yang harus ia tanggung. Dan itu prinsip yang ditanamkan padanya sejak kecil.

Termasuk hubungannya dengan Olivia.

Kabar Olivia akan segera melepas masa lajangnya bagai duri yang tak sengaja menggores luka. Papanya sudah mewanti-wanti dirinya tentang kemungkinan ini.

Bahwa bisa saja Olivia salah paham dengan segala tindakannya. Atau Andi yang tidak mampu mengartikan isyarat yang dilontarkan Olivia padanya. Bisa jadi lontaran isyarat itu salah sasaran?

Tidak!

Yang dibilang banyak orang yang mengenal betul mereka berdua kalau tidak ada lelaki yang lebih mengerti Olivia selain Andi. Hal yang jadi rapalan doa baginya.

Bagaimana pun Andi mempersiapkan dirinya tetap saja kabar itu bak pukulan telak yang mematikan.

Ternyata kejelasan status yang diinginkan Olivia dibalik sikapnya selama ini. Ambigu ciri khas wanita.

Bila seandainya diijinkan.

Andi ingin mengerti apa yang dimaksud Olivia dalam isyaratnya semudah mengamati objek foto dan menentukan apakah itu asli jepretan kamera atau sudah melalui proses editing.

Seperti viral Gunung Pangrango yang terlihat dari Kemayoran beberapa waktu yang lalu. Hingga timbul konflik karena ada isu foto settingan pesanan dari salah satu instansi Pemda dan ujaran dari seorang senior dalam fotografi. Terus dibantah oleh pemotretnya bahwa objek dalam foto itu telah melalui proses editing. Bukan gambar tempelan.

Sebagai kurator seni, Dodo ketiban tulahnya. Seprofesional apapun jadi dianggap kreator digital. Padahal sebagai editor harus menguasai digital imaging pula.

Dalam tugasnya Dodo juga harus terampil bertransformasi. Istilah tepatnya melakukan penyamaran.

Hanya waktu itu, Andi belum bisa membaca kedekatan Dodo dengan Olivia adalah skenario yang dibuat ibunda ratu.

Peristiwa di Sangkeran itu telah berlalu. Tapi kesalahpahaman itu masih terasa sekarang.

Dodo mengaku berniat melindungi gadis itu ketika bersama di sana. Sebenarnya lah di balik sikap angkuh dan juteknya Olivia itu mudah dekat dengan siapapun. Andi tau  tapi masih belum paham untuk apa skenario itu dilakukan.

Nyatanya, Olivia semakin menjauh darinya.

Olivia memerlukan fokus perhatian. Andi sudah berusaha untuk selalu ada bagi gadis itu. Disadari Olivia atau tidak.

Andi menelaah sejak perpisahan mereka, Olivia memang menjaga jarak dengannya. Meski Andi satu dua berhasil mendekatkan dirinya lagi tapi setelah dari Sangkeran, Olivia mulai susah dimengerti.

Apa yang ada di kepala cantiknya itu?

Gelagatnya mulai susah ditebak. Bahkan Andi sempat melihat sorot mata penuh kebencian dalam tatapannya. Di lorong itu.. untuk kesekian kali Olivia menjauhinya.

Sama misterinya dimana Olivia berasal. Andi begitu antusias mencari tau peristiwa sejarah di sebaliknya.

Mulai dari sumpah seorang Raja Niskala wastu Kencana 'Esti Ti Luaran'. Namun generasi sesudahnya malah memperbaharuinya. Sunan Gunung Djati yang merupakan cucu dari Prabu Siliwangi dari Nimas Rara Santang, cicit Prabu Niskala wastu mengukuhkan hubungan Cirebon-Demak dengan pernikahan perjodohan antara putra-putri penguasa Cirebon-Demak.

Mengapa Olivia menyebut kriteria suami idamannya bukan orang Jawa?

Mungkin Olivia lupa punya darah Jawa-Sunda. Tidak seharusnya dia diskriminatif terhadap SARA yang diungkapkannya di media. Manusia tidak bisa memilih dilahirkan dari siapa. Sedang soal keyakinan diberikan hak memilih dari Sang Khaliq dan hanya satu saja yang diridhai-NYA.

Bersyukurlah bagi yang memilih yang terpilih itu.

Andi masih berharap kepada Sang Maha Berkehendak agar Olivia bisa memperbaiki kesalahannya terhadap hal tersebut. Dengan menikah dengan orang Jawa… Andi, maksudnya.. biarin modus*

Prabu Siliwangi mengakui memeluk kepercayaan Sunda-Wiwitan.  Begitupun istri yang karenanya Sang Prabu mendapatkan tahta Sunda. Dialah Nyi Sindang Kasih. Putri dari Uwaknya yang membesarkan Sang Prabu.

Nama Sindang Kasih merupakan nama gelar bukan nama sebenarnya. Tabu menyebut nama si empunya nama melainkan suatu kehormatan menyebut  gelarnya. Nyi Sindang Kasih putri Ki Gedeng Sindang Kasih yang menguasai wilayah Sindang Kasih.

Disinilah kisah sejarah tempat lahir Olivia bermula.

Sunan Gunung Djati, penguasa Cirebon dari tahta yang diturunkan dari ayahandanya,  mengutus ayah-anak ke Mandala Sindang Kasih.

Seorang yang pandai mendalang dijodohkan dengan Siti Armilah, putri pemuka di Sindang Kasih yang konon merupakan putri dari Sunan Gunung Djati dengan Nyi Gedeng Badori.

Dalam tugasnya, Pangeran Muhammad, suami Siti Armilah mencari  Maja untuk mengatasi wabah malaria yang diderita para prajuritnya.

Mengetahui hal ini, Nyi Sindang Kasih yang tidak jadi mengunjungi saudaranya? Kalau tidak salah menelisik sejarah sekitar abad 15 adalah Sunan Talaga Manggung atau Munding Sari ke kerajaan Talaga setelah tau saudaranya itu telah memeluk agama Islam memusnahkan semua pohon Maja di Sindang Kasih. Hingga menjadi langka.

Masih misteri cerita sebenarnya seperti apa.

Berikutnya sejarah pahit dari Sindang Kasih. Yang perlu diingat pahit itu biasanya penyembuh.

Cucu Pangeran Muhammad, Prabu Geusan Ulun yang terpilih sebagai pengganti kekuasaan Pakuan Pajajaran yang telah runtuh karena serbuan pasukan Kesultanan Banten dan merebut Palangka Sriman Srimacana. Dampar berupa batu penobatan Raja. Sumedang Larang nama kerajaannya yang berhak menerima mahkota, pusaka, dan Panji Pakuan Pajajaran. Prabu Geusan Ulun bersama istri, Nyi Gedeng Waru bersilaturakhim ke Cirebon.

Istri Panembahan Ratu, Harisbaya terpesona dengan sosok Prabu Geusan Ulun. Sebenarnya lah Harisbaya merupakan cinta pertama bagi Prabu Geusan Ulun ketika masih berguru.

Harisbaya nekat menyerahkan diri pada Prabu Geusan Ulun untuk dibawa kemanapun beliau pergi. Padahal ia tengah mengandung dua bulan.

Atas saran dari empat Kandage Lante, abdi kerajaan Pajajaran dulu yang sekarang mengabdi kepada Sang Prabu. Harisbaya dibawa kabur. Dalam perjalanan, Nyi Gedeng Waru meninggal.

Geger di istana kesultanan Cirebon mengetahui salah satu permaisuri Panembahan Ratu telah raib. Pencarian dilakukan sampai tersiar kabar bahwa Harisbaya dibawa lari Prabu Geusan Ulun.

Cirebon dan Sumedang Larang masih kerabat dekat. Tapi penculikan seorang wanita yang telah bersuami adalah kesalahan. Demi mendamaikan kedua belah pihak dan demi keadilan, Prabu Geusan Ulun akhirnya menyerahkan Sindang Kasih sebagai wilayah kekuasaan Panembahan Ratu.

Saran yang memuat perintah itu adalah surat jawaban dari ayahanda Panembahan Ratu.

Menilik sejarah kembali, Cirebon-Banten merupakan taklukkan Fatahillah ketika Kesultanan Demak masih berkuasa di Jawa.  Fatahillah adalah panglima perang Sultan Trenggono. Adik Pangeran Sabrang Lor, menantu Sunan Gunung Djati yang dijodohkan tersebut. Yang dikenal dengan nama Pati Unus dan digantikan oleh Sultan Trenggana. Masa pemerintahan 1521-1546 Masehi.

Penyerahan wilayah Sindang Kasih merupakan mahar yang dibayarkan oleh Prabu Geusan Ulun sebagai talak tiga dari Panembahan Ratu kepada Harisbaya.

Siapa sejatinya Panembahan Ratu saat peristiwa Harisbaya ini masih misteri menilik Catatan Naskah Sunda yang disusun para ahli sejarah Pasundan.

Bila tahun terjadinya peristiwa Harisbaya adalah tahun 1585 Masehi maka pemerintahan di Jawa oleh Sultan Hadiwijaya di Pajang. Sedang terjadi ketegangan antara Sultan Pajang dengan anak angkatnya yang membangun pemerintahan baru di atas Alas Mentaok. Cikal bakal Kesultanan Mataram nantinya. Alas Mentaok diberikan pada Ki Ageng Selo, ayah Sutawijaya sebagai hak atas jasanya menumpas Arya Penangsang.

Salah satu istri Panembahan Ratu yakni Ratu Mas Pajang adalah putri Pangeran Benawa. Putra Hadiwijaya yang menjadi Adipati Pajang di bawah kekuasaan Mataram.

Jika Panembahan Ratu yang dimaksud disini berarti beliau adalah Pangeran Agung yang diberi gelar Panembahan Ratu I yang masa pemerintahannya antara 1568-1649 Masehi. Persis peristiwa Harisbaya terjadi.

Panembahan Ratu I adalah mertua dari Sultan Agung, cucu Panembahan Senapati, Sultan Mataram yang keempat setelah menggantikan Raden Martapura yang berkuasa hanya beberapa saat.

Tapi cerita yang berkembang justru yang dimaksud Panembahan Ratu II yang meninggal di Mataram. Gelar anumerta Pangeran Girilaya atau gelar lainnya Sultan Seda Ing Gayam. Merupakan menantu Amangkurat I. Pengganti Sultan Agung. Padahal masa pemerintahannya antara 1649-1662. Masa itu, putra Prabu Geusan Ulun dengan Nyi Gedeng Waru, Nji Mas Dipati Ukur mendapat hukuman mati dari Sultan Agung karena kegagalannya melawan VOC. 

'Sindang Kasih Sugih Mukti'

Semboyan bagi warganya yang pastinya menjadi semangat seorang Olivia.

Tapi?

"Olivia meminta restu Papa dan tidak memerlukannya…!"

Papa menyempatkan memberinya kebenaran dari isu Olivia akan menikah. Aneh!  Biasanya memanggil putrinya 'Liv'e'?

Ternyata  Olivia tidak memerlukan wali dalam pernikahannya. Seorang wanita tidak diperbolehkan menikahkan dirinya sendiri. Berarti… Apostatize?

Betapa Andi merasa bersalah atas rencana pernikahan Olivia. Jika Olivia memilih meninggalkan keyakinannya  hanya demi pernikahan maka itu adalah salahnya..

Andi tidak rela hal itu terjadi.

Akhirnya Andi mengikuti saran orang tua untuk keberlangsungan hubungannya dengan Olivia.

*******