webnovel

Aku adalah Xing Jiu’an

Penerjemah: Wave Literature Editor: Wave Literature

Ini adalah hari di mana kehidupan Xing Jiu'an mulai berubah. Tentu saja dia bisa mengingatnya dengan jelas. Jika dia tidak salah, maka yang berdiri di ambang pintu pastilah kedua orang tua kandungnya dan kedua kakak laki-lakinya. Dia membuka pintu dengan tidak tergesa-gesa. Dia mencuci wajah terlebih dulu, menyeka tetesan air di wajahnya, lalu keluar.

Setelah membuka pintu, tepat seperti dugaannya, empat orang berdiri di luar. Sepasang suami istri berusia setengah baya berdiri di depan pintu. Penampilan mereka sangat baik dan sehat, seperti seorang bangsawan. Siapa pun yang melihat mereka pasti akan merasa bahwa mereka adalah orang kaya. Hanya saja, mereka berdua kelihatan tegang. 

Xing Jiu'an hanya menatap mereka berdua tanpa bicara sepatah kata pun. Sedangkan dua pria yang berdiri di belakang mereka tampak begitu mendominasi. Mereka adalah kakak pertamanya, yang merupakan seorang direktur dan kakak keduanya, yang seorang bintang terkenal. Sama seperti ingatan yang terpatri dalam benak Xing Jiu'an, mereka datang berempat bersama-sama.

Xing Jiu'an hanya terdiam dan menatap keempatnya. Jika orang yang ada di hadapannya ini tidak bersuara, maka dia akan menutup pintu.

"Tunggu!" Wanita paruh baya itu mendadak bersuara. Dia tampak tegang dan suaranya terdengar sangat gemetar. "Yanyan, aku ibu kandungmu…"

Xing Jiu'an memandang wanita di hadapannya dengan tatapan tenang, seolah-olah berita yang mendadak ini sama sekali tidak mengubah suasana hatinya. Bahkan tanpa merapikan penampilannya pun, wajahnya masih mampu membuat orang yang melihatnya bergidik ketakutan. Semua anggota Keluarga Huo sangat rupawan. Xing Jiu'an sendiri tampak begitu menarik, seolah dia dilahirkan dengan gen terbaik dalam keluarganya. Meskipun tidak merias wajahnya, dia tidak akan terlihat kusam.

Wajah Xing Jiu'an memang tidak terlihat cantik. Ketampanan dan kecantikan pada wajahnya tampak berimbang. Dia memotong pendek rambutnya dan mengganti pakaiannya, sehingga kini persis seperti anak laki-laki yang keluar dari komik. Alisnya mirip ibunya. Hanya saja, Nyonya keluarga Huo adalah orang yang sangat anggun dan mulia. Tatapan mata perempuan paruh baya itu sangat lembut, sedangkan sikap Xing Jiu'an sangat dingin seperti balok es. Dia suka menarik diri dan agak sulit diatur. Saat ini, hanya ada perasaan asing dan rasa tidak peduli yang terpancar dari matanya.

Bibir Xing Jiu'an berwarna merah alami. Wajahnya kecil, matanya terlihat cantik, bulu matanya panjang dan lebat, sedangkan bentuk matanya agak melengkung. Bola matanya berwarna gelap. Saat dia memasang wajah tanpa ekspresi, dia terlihat sangat dingin. Dia menatap dalam-dalam orang-orang yang berdiri di hadapannya. Entah mengapa, hatinya terasa dingin.

"Namaku Xing Jiu'an.." Akhirnya, Xing Jiu'an membuka suara. Dia masih berdiri di ambang pintu masuk, seolah tak mengizinkan mereka masuk.

"Jiu'an…" Nyonya Huo lagi-lagi berkata dengan gugup.

Xing Jiu'an menurunkan tatapan matanya. Dia tidak ingin berpikir lebih keras lagi. Sebenarnya, apa yang mereka inginkan? Batinnya.

Di kehidupan sebelumnya, Xing Jiu'an telah menghabiskan waktu selama dua tahun untuk mengambil hati mereka. Karena sekarang dia mulai lagi dari awal, dia tak ingin membiarkan dirinya terjatuh ke dalamnya lagi. Di depan mata banyak orang, dia adalah orang yang cerdas dan rasional. Dia sangat mengerti bahwa dirinya harus keluar dan mengakhiri hubungan yang toksik ini. Atau sebelum terjadi masalah, dia harus menghentikannya. Saat memikirkan hal ini, mata Xing Jiu'an tampak melamun. Dia merasa percakapan ini tak perlu dilanjutkan lagi. 

"Xing… Jiu'an, bisakah kamu pulang bersama kami?" Orang yang terlihat takut di hadapan Xing Jiu'an berbicara dengan suara yang lembut dan terkesan menahan diri.

"Kita bukan dari dunia yang sama," sahut Xing Jiu'an, yang tidak ingin mengulang kembali hari-hari itu.

Di kehidupan sebelumnya, ketika orang-orang ini datang dengan tujuan untuk menjemputnya, sepertinya mereka tidak mengatakan hal ini. Saat itu, Xing Jiu'an membuka pintu dan langsung menyuruh mereka masuk, sehingga dia tidak mendengarnya. Apakah ada sesuatu yang berbeda? Batinnya.

Namun, Xing Jiu'an tak ingin membuat keputusan yang akan disesalinya. Dia selama ini tidak pernah punya orang tua ataupun keluarga, tapi dia tetap bisa hidup dengan baik. Dia merasa dia tidak perlu mengubah kehidupannya saat ini. Dia sudah tahu konsekuensi dari perubahan itu. Dia rupanya juga tidak bisa menanggung konsekuensinya.

"Aku sekarang hidup dengan baik dan aku tidak butuh keluarga."