Tiga orang gadis berambut panjang dengan telinga yang juga panjang, seperti telinga dari peri yang ada didalam cerita dongeng, salah satu dari ketiga gadis tersebut agak berbeda dari dua gadis lainnya, rambutnya yang hitam kecoklatan dan telinganya yang lebih pendek membuatnya terlihat berbeda dari kedua temannya yang memiliki rambut pirang dengan telinga yang lebih panjang.
Tiga orang gadis tersebut sedang berjalan menelusuri hutan dimalam hari hanya dengan bermodalkan cahaya yang keluar dari telapak tangan gadis dengan rambut berwarna hitam untuk menerangi jalan mereka, salah satu dari gadis berambut pirang harus bertopang oleh kedua orang temannya, karena gadis tersebut terluka parah pada kakinya yang disebabkan oleh tembakan panah, bahkan anak panah tersebut masih tertancap dikakinya, lebih tepatnya pada tulang kering bagian kanan, anak panah tersebut menembus bukan hanya daging dan kulitnya, tetapi juga menembus tepat pada tulangnya.
Selagi mereka berjalan dengan penuh waspada dan ketakutan, mereka mencium sesuatu yang memiliki bau seperti mayat dengan aura yang sangat mencekam. Mereka tidak bisa menebak apa itu karena pandangan mereka sangatlah terbatas, tetapi yang mereka tau sesuatu tersebut bergerak dan berada tepat didepan mereka.
Perlahan tapi pasti sesuatu tersebut mendekati mereka, hingga pada akhirnya aura mencekam tersebut terasa sangat dekat, dibalik gelapnya malam hutan yang berada didepan mereka, terlihat jelas dua titik merah menyala seperti layaknya mata se-ekor kucing yang berada didalam kegelapan.
"Jangan bergerak !!!"
Teriak gadis berambut pirang yang sedang menopang temannya.
Dia melebarkan telapak tangannya dan dari telapak tangannya keluar tulisan tulisan aneh yang membentuk suatu lingkaran, tulisan tersebut berwarna biru keputihan bagaikan warna sebuah es.
"Kau tau, tiba-tiba menodongkan senjata pada orang yang tidak kau kenal itu suatu tindak kejahatan loh"
Sesosok tulang manusia dengan aura yang teramat sangat menyeramkan yang merupakan pemilik dari dua bintik merah tersebut keluar dari balik kegelapan. Suaranya yang keras dan bergema membuatnya aura disekitar menjadi lebih menakutkan.
Tulang tersebut memakai sebuah pakaian, dengan atasan seperti rompi pendek dengan warna hitam dan celana panjang yang agak longgar berwarna hitam juga. Tulang itu memakai pakaian seperti dia punya tubuh utuh dengan kulit dan daging. Di tangan kanannya dia juga menggenggam pedang pendek dengan kristal diantara pisau dan gagang pedangnya.