Ashley menepuk dahinya keras setelah membaca untaian pesan dari Sean. Gara-gara terlalu terlena, dia jadi lupa untuk memberi kabar kepada pemuda itu, sekalian juga membatalkan kesepakatan mereka. Terbesit rasa bersalah karena menelantarkan pria itu dalam lembah ketidaktahuan yang pasti akan mendorongnya pada jurang kesalahpahaman. Kalau tidak segera diberitahu, sepertinya mereka akan jadi canggung satu sama lain.
Tidak ada kabar yang lebih baik selain langsung menghubunginya lewat panggilan telepon dan bukannya sekedar pesan singkat. Sebagaimana diajarkan oleh ibunya bahwa dia harus menjunjung tinggi kesopanan dimana pun berada dan kepada siapapun.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com