Earl menoleh pada Arthur. Sedikitnya, ia lebih penasaran kenapa bisa penyelenggara memperlakukan peraturan konyol seperti itu. Arthur tersenyum yang kemudian tangannya meraih puncak kepala Earl.
"Kau akan tahu nanti,"Earl langsung cemberut. Arthur selalu mendiktenya dengan kalimat yang membuat Earl makin penasaran.
"Baiklah. Barang pertama kami keluarkan,"
MC pun berdiri di atas podium dan dua orang panitia membawa satu kotak kaca. Salah satu dari mereka mengenakan sarung tangan khusus dan membuka kotak hitam di dalam kotak kaca tersebut. Terlihatlah sebuah batu merah ruby yang berkilauan disana. Earl menguap ngantuk sampai Arthur tersenyum geli. Jelas Earl akan mati bosan jika berlama-lama disana.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com