Memeluk kedua lututnya dan sedikit berayun ke depan dan ke belakang, air mata sudah tidak bisa lagi ia bendung. Menangis agar ia bisa sedikit menenangkan hati dan memaafkan dirinya sendiri.
Melampiaskan segala yang ia rasakan atas penyesalannya. Layaknya Earl selalu terjebak dalam perasaannya sendiri dan bertingkah seperti kemauannya. Tanpa sadar bahwa apa yang ia lakukan ternyata menyakiti orang lain.
Sekitar pukul tiga dini hari, Earl memutuskan untuk pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya sekaligus menenangkan pikirannya. Dengan wajah lesu dan tidak bersemangat Earl berjalan keluar kamar setelah ia selesai mandi.
Handuk kimono putih yang setengah basah sama sekali tidak menghangatkan tubuhnya. Kaki jenjangnya melangkah pelan menuju ruang tengah dan melihat Arthur yang tidur disana dengan sebelah lengan yang ia gunakan sebagai bantal.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com