webnovel
#ROMANCE
#R18
#COMEDY
#ANAKSMA

Farmakologi Cinta

Dikisahkan dua remaja SMA yang bersahabat. Danu yang tampan, pendiam, dan pintar, bersahabat dengan Pradita si cewek tomboy, tapi punya daya tarik tersendiri. Gara-gara kalah balapan, Pradita dihukum harus menjadi pacarnya Bara selama seminggu. Wah, beneran gak tuh pacarannya? Menurut para cewek-cewek, Bara itu adalah cowok tercakep dan terkeren seantero sekolah farmasi. Udah cakep, keren, tajir, model, pinter lagi. Aaah, sempurna banget sih? Gak juga. Bara juga punya kekurangan. Ia memiliki masa lalu yang tidak akan ia ceritakan pada siapa pun selain ... Pradita. Well, Danu tidak bisa tinggal diam melihat sahabatnya terjerat cinta pada cowok menyebalkan seperti Bara. Danu terus menerus mencari-cari kesalahan Bara hingga membuat Pradita jadi kesal. Padahal Danu sendiri sudah berpacaran dengan Arini, si gadis cantik manis seperti gulali. Pradita dan Danu jadi bermusuhan. Belum lagi, Pradita menjadi rebutan para laki-laki di sekolah. Jadi, sebenarnya Danu itu sayangnya sama Arini atau Pradita ya? Lalu, apa Bara sebenarnya sayang sama Pradita atau semua ini hanya sekedar permainan? Setelah lulus SMA, mereka semua berpisah dan menjalani hidup masing-masing. Suatu hari mereka saling bertemu kembali. Siapa sangka jika Pradita si gadis preman bisa berubah menjadi wanita yang anggun dan cantik jelita? Tidakkah Danu merasa menyesal karena sempat bermusuhan dengan Pradita? Akankah Danu mencoba untuk menyatakan perasaannya yang sebenarnya pada Pradita? Siapakah pria yang akan berhasil mendapatkan hati Pradita? Temukan kisah mereka hanya di Webnovel. PERHATIAN! Buku ini mengandung konten dewasa. Harap yang masih di bawah umur untuk tidak membaca buku ini. Bijaksanalah sebelum memilih bacaan Anda. Terima kasih. Silakan follow IG saya: santi_sunz9

Santi_Sunz · Remaja
Peringkat tidak cukup
405 Chs
#ROMANCE
#R18
#COMEDY
#ANAKSMA

96. Adik Kelas Meresahkan (2)

"Oh, gitu ya? Uhm, Kakak simpen nomer HP aku aja, nanti kan tinggal masukkin ke HP gitu." Ia menyerahkan secarik kertas yang sepertinya sudah ia siapkan sebelumnya berisi sederet nomor ponsel.

Bara mengangguk. "Oke." Lalu ia pun memasukkan kertas itu ke saku dadanya.

"Makasih ya, Kak," ucap gadis itu yang nyaris menjerit di tempatnya, tapi ia menahannya sedemikian rupa.

Bara pun membalikkan badannya dan berjalan menuju ke kelasnya. Dan benar saja, saat ia berjalan sekian meter, para gadis itu memekik kegirangan seperti yang habis mendapatkan lotre saja.

Bara masuk ke kelasnya dan duduk di tempatnya yang biasa. Ia mengeluarkan kertas kecil berisi nomor ponsel tadi dan meremasnya. Ia melemparnya ke tong sampah.

Wali kelasnya, Ibu Yuniar memasuki ruangan kelas. Serempak semua anak langsung menyapanya, "Selamat pagi, Bu."