Makan malam terasa agak canggung karena Bara tidak ingin banyak bicara dengan Via. Sepertinya Via menyadari jika Bara sedang kesal padanya.
"Bara, kamu marah ya sama aku," ujar Via sambil menatap Bara takut-takut.
Bara mendengus. "Ya, habisnya kamu gak bisa dikasih tau orangnya."
"Maaf." Via menundukkan kepalanya dengan wajah yang memelas.
"Emangnya kenapa sih kamu gak langsung pulang tadi siang?"
"Ya, aku kan masih pengen maen," aku Via. "Kapan lagi bisa maen ke kampus kamu, terus nungguin kamu pulang kuliah? Itu kan sesuatu hal yang berharga."
Bara terkekeh sambil mendengus. "Ya, tetep aja. Buktinya, mama kamu telepon ke kamu, terus kamu gak mau angkat. Kamu sengaja pergi dari rumah ya."
Via mendongak dan menatap Bara sambil memberengut. "Aku lagi males ada di rumah. Mama aku lagi sensi, marah-marah mulu. Dia lebih perhatian sama si April daripada sama aku."
"Masa sih? Aku pikir, kamu itu termasuk anak yang lebih nurut daripada adik kamu," komentar Bara.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com