webnovel

PROLOG: Evogear Admirer

Sore itu jalanan Kota Wixxon bersalju dipenuhi oleh orang-orang. Kalian akan menemukan orang-orang dengan berbagai macam aktifitas, seperti orang yang baru pulang kerja, remaja yang bersenda gurau, keluarga yang sedang berlibur, berbagai macam aktifitas yang kalian pikirkan ada pada kota ini. Kalian akan menemukan banyak wajah pada sore yang padat itu. Gedung-gedung yang menjulang tinggi lengkap dengan kerlap-kerlip lampu yang menawan menghiasi langit kejinggaan tersebut. Di sebuah gedung apartemen, tepatnya ruangan nomor 2012 yang berada tepat dilantai 20 gedung tersebut, terlihat gadis kecil berumur dua belas tahun yang memandangi gemerlapnya kehidupan malam dari jendela apartemen tersebut.

"Lyra bosan? Mau nonton televisi dengan kakek?" Seru seorang kakek yang keluar dari dapur. Ia bernama Smith Starlove.

Dengan lesu gadis kecil itu meninggalkan jendela dan ikut kakeknya ke ruang tamu.

Walau libur akhir tahun sudah berjalan setengahnya, tahun ini pun Lyra kecil tidak bisa berkumpul bersama ibunya dikarenakan kesibukannya melakukan perjalanan bisnis. Tiap tahun Lyra berusaha keras belajar supaya selalu bisa mendapatkan peringkat tertinggi di sekolah agar dapat membujuk Ibunya untuk tinggal pada liburan akhir tahun. Namun, tetap saja Ibunya tidak dapat tinggal di rumah menemani Lyra pada liburan tahun ini sekalipun. Biasanya Lyra tidak akan sebosan ini, karena ada Ellie–temannya– biasanya menemani Lyra selama liburan. Hanya saja pada liburan tahun ini, Ellie pergi berlibur bersama keluarganya sehingga membuat Lyra sangat sedih dan kesepian.

Di ruang tamu tersebut, Smith Bersama istrinya Samantha memandangi Lyra yang sedih. Hampir setiap tahun ia dititipkan di apartemen kakek-neneknya untuk menghabiskan masa liburan. Lyra merupakan anak yang jenius, ia hampir bisa melakukan hal-hal diluar wajar yang anak seumurannya tidak bisa lakukan sehingga mereka berdua yakin akan sulit menghibur Lyra, atau setidaknya menghilangkan kebosanannya.

"Hmmm sayang sepertinya beberapa bahan di rumah sudah habis, boleh aku minta tolong untuk belanja nanti? Maaf aku tidak bisa ikut, aku sensitif dengan cuaca di luar."

"Tuliskan saja yang kau butuhkan manisku, Lyra mau temani kakek?"

Lyra hanya mengangguk, ia sudah bosan dan mungkin berjalan-jalan bisa sedikit menghabiskan waktu malam ketimbang harus menunggu di apartemen sampai mengantuk.

Langit sudah mulai gelap ketika Lyra dan Kakeknya selesai berbelanja di Toserba yang letaknya dua blok dari apartemen. Smith mengajak Lyra untuk mengambil jalan memutar untuk melihat-lihat keramaian kota di malam hari. Bersama dengan Kakeknya, Lyra menyusuri jalanan bersalju sambil menari-nari kecil serta menendang-nendang gundukan salju yang mereka lewati. Sampai tiba-tiba ada sesuatu yang menarik perhatian Lyra hingga menghentikan langkahnya.

Sebuah toko terlihat sesak dipenuhi oleh anak-anak hingga orang dewasa. Saking ramainya, tidak sedikit orang berkerumun hingga area luar toko tersebut.

"Ramai sekali ya, bukannya itu toko mainan? Lyra mau lihat?"

Lyra mengangguk kecil mengiyakan ajakan kakeknya tersebut. Setelah berhimpitan untuk masuk ke dalam toko, Lyra disuguhi sebuah pemandangan yang belum pernah ia lihat selama ini. Orang-orang yang berteriak semangat, orang-orang yang ramai saling berdikusi dengan asiknya, orang-orang yang bersenda gurau tanpa memandang usia. Hal tersebut merupakan pengalaman pertama untuk Lyra. Kakeknya yang menyadari bahwa cucunya sedang terpukau menepuk punggung Lyra mengisyaratkannya untuk melihat-lihat sekelilingnya. Lyra berdesak-desakan mencoba menyusuri tiap sudut toko untuk mencari tahu hal yang membuat orang-orang ini sangat bersemangat, hingga akhirnya mata Lyra terpaku pada sebuah figure robot kecil seukuran kotak pensil yang ia miliki di rumah. Tidak hanya satu, Lyra melihat hingga puluhan atau bahkan ratusan jenis figure robot itu. Ada yang masih setengah jadi hingga bentuknya sudah sangat aneh. Lyra takjub dengan variasi figure-figure yang ada di hadapannya.

Pikiran Lyra seakan dipaksa untuk mengingat sebuah obrolan kecil yang pernah dibicarakan Ellie padanya. Ellie adalah seorang anak gaul sehingga dia sangat up to date dengan informasi-informasi yang lagi ngetrend pada masanya. Ellie pernah bilang tentang sebuah hobi yang sedang ramai dikalangan anak laki-laki akhir-akhir ini, sebuah figure robot yang mampu dikendalikan dan bertarung satu sama lain.

"Evogear??" celetuk Lyra pelan.

"Ho? Jadi ini mainan yang sedang ramai itu ya, kakek baru pertama kali liat langsung ternyata ramai juga ya."

"WAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA—"

Tiba-tiba teriakan menggelegar dan orang-orang berkumpul di depan sebuah televisi raksasa di ujung toko tersebut.

"Bikin kaget saja, sedang ada apa sih?" ucap Smith mengajak bicara pegawai toko tersebut.

"Babak penyisihan, sekarang sudah sepuluh besar memperebutkan tiket untuk maju ke Liga Internasional Evogear Kelas Junior."

"Kayak piala dunia sepak bola ya, ramai juga. Apa jagoannya sedang main sekarang?"

"Yap, The Justice Brother. Dua bocah dari kota sebelah. Mereka benar-benar jadi kuda hitam saat ini."

"Dua orang?" tanya Lyra bingung

"Ya, seorang Mekanik dan seorang lagi pilot, tidak semua pilot bisa membuat atau memperbaiki Evogear mereka jadi biasanya dalam pertandingan seperti ini satu regu terdiri dari beberapa orang. Anggap saja seperti balapan mobil."

Lyra melihat pertarungan Evogear yang ada di depan matanya tersebut. Dentingan tubuh besi dari masing-masing robot mendesing, suara sorak-sorai penonton menggema, sebuah suasana yang belum pernah dirasakan Lyra sebelumnya. Evogear putih dan abu-abu saling bertukar pukulan dan tendangan tetapi Evogear putih tersebut lebih lihai dan mampu beberapa kali melancarkan serangan balik kepada lawannya. Dalam situasi yang sangat mendesak Evogear abu-abu tersebut mengeluarkan sebuah pedang raksasa dari punggungnya dan bersiap melancarkan serangan akhir yang sangat kuat.

Melihat hal tersebut Evogear putih itu memasang kuda-kuda, lalu terlihat sebuah pipa panjang keluar dari punggung dan dengan sigap membuat formasi pada pundaknya, menyerupai sebuah ujung meriam. Evogear abu-abu tersebut menerjang maju dengan pedang besarnya tetapi dari kejauhan Evogear putih juga melakukan serangan balasan dengan menembakan beberapa kali meriam yang ada pada pundaknya.

'Jding-Jding—JDIIINGG!!!'

Serangan ketiga terkena telak pada dada kiri Evogear abu-abu tersebut, tetapi karena momentum dari terjangan Evogear abu-abu sangat besar, pedang yang diangkat olehnya masih melesat maju, bersama dengan tubuh Evogear abu-abu yang memegangnya. Evogear abu-abu melesat cepat menuju ke arah Evogear putih hingga keduanya bertabrakan, menghasilkan suara dentuman yang sangat keras dan kepulan asap tebal. Dari kepulan asap yang terlihat pada layar dihadapan Lyra, bergerak maju dengan pelan sebuah Evogear yang dengan perlahan menunjukan sosok yang jelas. Hewan buas berbalut zirah besi berwarna putih.

"SELESAI!!! BRONX ENGINE SUDAH JATUH!! PEMENGANNYA ADALAH…"

Lyra membelalakkan matanya dengan penuh ketakjuban dan tanpa sadar dengan suara kecilnya iya memanggil.

"The Justice… Brother…!"

Illust: https://www.facebook.com/photo/?fbid=207219795317939&set=a.207220338651218

Temui kami di fanspage: https://www.facebook.com/evogearunleashed

Terdapat juga theme song yang bisa dinikmati: https://www.youtube.com/@evogearunleashed7805

Dukung kami dengan menyukai dan membagikan karya kami, terima kasih~

Evogearcreators' thoughts