webnovel

Chapter 2: The Sleeping Lion

Nala, Lyra, dan Leo terlihat bergerombol di pojok aula membahas strategi untuk melawan Drake. Mereka tidak punya banyak waktu dan sumber daya sehingga mereka harus memikirkan strategi yang efisien untuk menang, atau setidaknya mampu bertahan ketika melawan Drake nantinya.

"Baiklah, saat ini Evogear yang sedang aku kerjakan masih jauh dari sempurna. Tapi setidaknya beberapa perintah dasar seperti menyerang, memukul, meloncat dan lain-lain sudah ku kerjakan. Jika kita ingin membuat senjata untuknya kurasa saat ini aku hanya sanggup mengerjakan perintah yang berhubungan dengan senjata jarak dekat." Lyra mengeluarkan Evogear miliknya dari tas.

"Sepertinya aku punya senjata seperti pedang dan kapak. Berikan aku waktu sekitar 15 menit, mungkin aku bisa membuat tameng untuk menambah pertahanannya," balas Nala.

"Hmm, oi Lyra, bisa kau berikan Evoboard dan Evogear milikmu?" ucap Leo.

"Hue!? Buat apa?" Lyra tampak bingung.

"Evoboard merupakan alat untuk mengendalikan Evogear, sudah biasa untuk pilot melakukan kalibrasi sendiri," jawab Leo.

"Eh, tapi…" Lyra tampak masih belum bisa mempercayakan Evogear-nya kepada Leo sepenuhnya. Tetapi Nala menepuk pundak Lyra.

"Tidak apa Lyra, percayalah."

Lyra masih tampak ragu, tetapi dia tidak punya pilihan lain. Ia mengeluarkan Evoboard dan memberikannya kepada Leo bersamaan dengan Evogear miliknya.

"Kalau begitu aku titip ya, Kak Leo…"

"Serahkan saja padaku."

Nala, Lyra dan Leo mengangguk satu sama lain, mereka sudah mencapai sebuah kesepakatan.

"Baiklah, sepertinya kita sudah punya rencana. Aku akan membuat senjata untuk Evogear milik Lyra, Leo akan melakukan kalibrasi Evoboard serta sedikit membiasakan diri dengan Evogear-nya, lalu Lyra akan mengerjakan pemrograman untuk menyempurnakan perintah-perintah Evogear miliknya. Bagaimana?"

"Terdengar seperti rencana bagiku," sahut Leo.

"Ayo kita tendang bokong makhluk besar itu!" Lyra setuju.

Mereka bertiga berpisah melakukan rencana yang sudah ditentukan. Nala terlihat mengobrak-abrik perkakas serta spare parts yang ia miliki untuk ia kerjakan. Lyra membuka laptopnya dan mengetik dengan sangat cepat menyelesaikan programnya. Di sisi lain, Leo berjalan menuju arena Evogear yang berada di tengah aula untuk melakukan kalibrasi di sana. Drake menghampirinya dengan angkuh.

"Sudah empat tahun kau menghilang dari dunia Evogear dan di sinilah aku menemuimu. Bahkan, kau menerima tantanganku, hahaha. Bukankah ini sangat menakjubkan, Leo?"

"Tidakkah kau punya urusan yang lebih penting daripada menggangguku, Drake?"

"Ayolah, aku hanya ingin mengobrol sebagai sesama pilot di sini. Banyak yang ingin aku bicarakan sejak empat tahun kau absen, atau mungkin saja aku perlu mengajarimu lagi cara menggunakan Evoboard, ahahahaha!!"

"Percayalah, aku masih bisa menghajar Evogear-mu di arena. Jadi bersiaplah belajar tata krama, karena aku akan mengalahkanmu nanti. Ku harap kau bisa memegang janji Code of Fighter-mu, Drake." Leo menghentakan pundaknya pada Drake yang menghalangi jalannya, lalu melewatinya.

"Hohoho, aku benar-benar tidak sabar."

Sesampainya di arena, Leo membuka Evoboard milik Nala dan ia terkejut dengan apa yang dia lihat pada Evoboard tersebut.

"Tunggu… ini!?"

Disaat yang bersamaan, Nala dan Lyra sibuk saling bertukar pendapat satu sama lain agar program dan senjata yang diberikan oleh Nala mampu bersinkronisasi dengan baik. Nala yang melihat Lyra kadang tersenyum sendiri membuatnya penasaran.

"Ada yang menarik untukmu, Lyra?"

"Ah, tidak, hanya saja semua yang terjadi saat ini rasanya seperti sedang menaiki roller coaster, ehehe. Rasa tegang, takut dan bersemangat menjadi satu. Mungkin, jika aku sendirian semua ini akan terasa seperti memasuki rumah hantu, dan pasti aku sudah muntah sekarang, hahaha. Aku tidak pernah bermain Evogear bersama orang lain secara langsung, hanya sering mengobrol di internet dengan orang asing. Jadi ini pengalaman pertamaku bekerja dalam tim."

"Aku lupa kalau kamu hanya seorang mekanik untuk kebutuhan estetika saja. Memang sangat jarang seorang mekanik tipe tersebut membutuhkan tim."

"Yup, oleh karena itu aku kalah di Battle Build Evogear yang ke 14. Pada saat itu aku gagal pada poin yang sangat krusial… karena aku tidak memahami konsep 'battle' yang dikonteskan."

"Memang sih dalam pertarungan Evogear kemenangan tidak hanya ditentukan pada spesifikasi hebat dari Evogear tersebut, tetapi juga dari kesulitan pengendalian serta memenuhi kebutuhan pilot yang menjalankannya. Apalagi kalau pilotmu banyak maunya."

"Ahahahaha." Nala dan Lyra tertawa lepas memecah kecanggungan di antara mereka.

"Baiklah kurasa ini sudah cukup. Aku membuatkan pedang, blaster, tameng lengan dan beberapa parts untuk melindungi tubuh Evogear-mu." Nala menyerahkan pekerjaannya pada Lyra.

"Baiklah, aku hanya perlu menginstallnya dan… yak, siap pakai! Ayo kita ke arena dan lihat pekerjaan Kak Leo. Aku harap dia tidak mengacaukannya."

Leo merasa Nala dan Lyra sedang berjalan ke arahnya saat dia sedang mengerjakan kalibrasi pada Evoboard milik Lyra.

"Apa kau sudah selesai, Kak Leo??"

"Yup, aku tidak melakukan banyak hal pada Evoboard-mu." Leo memberikan Evogearnya pada Lyra untuk dipasangi parts dan menginstall program yang telah dikerjakan Nala dan Lyra.

"Lyra, aku lupa tanya. Apa Evogear-mu sudah punya nama?" tanya Nala melihat Evogear berwarna hitam putih dengan aksen kuning terang tersebut.

"Ah! Karena masih prototype aku menamakannya Proto Strider. Tapi karena sekarang aku tidak mengerjakannya sendirian, aku menamakannya PROTO STRIDER + NALA'S FULLPACK!!!"

"Terlalu panjang, oi. Untuk sekarang kita sebut saja Proto Strider," balas Leo sambil menggaruk-garuk kepalanya.

Drake memperhatikan mereka bertiga dari ujung lain aula. Matanya seperti melihat ke masa lalu yang mana hanya dia yang bisa merasakannya.

"Hehe… ada waktu di mana aku seperti itu dulu," gumam Drake.

"Boss??" para bawahannya bingung.

"Ahahaha, oooh~ Sejak kapan aku jadi emosional. Baiklah! OI! APA KALIAN SUDAH SELESAI DI SANA!!?" Drake bangun dari tempat duduknya.

"Kulihat kau tidak sabar untuk dipermalukan oleh anak baru ya, Kak Drake!!" Lyra menyilangkan tangannya angkuh.

"Oi, pilotnya aku loh. Tapi aku setuju, Lyra. Karena aku pun tidak sabar menghajarnya secara legal sekarang." Leo bersiap-siap sambil meninjukan kedua kepalan tangannya satu sama lain.

"Drake, sekarang kau sudah kelewatan. Aku tidak akan membiarkanmu bertindak seenaknya lebih dari ini," Lanjut Nala bersiap menjadi juri.

"—Now Printing Resin Arena… Please Wait—"

Suara mesin berdesing dan sebuah cairan resin secara cepat membuat sebuah arena berupa kota terbengkalai. Terlihat beberapa bangunan hancur dan kendaraan-kendaraan di tengah jalan mulai terbentuk dari cairan resin pada arena tersebut.

"—Arena Printed… Player Put Your Evogear And Evoboard For Registering Battle—"

Drake dan Leo meletakan Evogear serta Evoboard-nya masing-masing dan bersiap bertarung sama lain. Lyra memeriksa laptopnya untuk melihat data statistik pada Proto Strider. Di sisi lain Nala melihat Evogear milik Drake yang berwarna silver dengan aksen merah lengkap dengan palu besar yang dibawanya. Nala tidak percaya dia sedang menghadapi Evogear buatannya sendiri.

—3—

—2—

—1—

—GO!—

"Proto Strider – Leo Maxon, meluncur!!"

"Metaljaw – Drake Brawn, MENGHANCUR-KAN!!"

Proto Strider dan Metaljaw meluncur dari Evoboard-nya masing-masing, lalu Proto Strider melesat dengan sangat cepat ke arah Metaljaw seperti kehilangan kendali. Drake yang melihat hal tersebut melakukan langkah ke samping tanpa berusaha cukup keras untuk menghindari kecerobohan Leo dengan tangkas. Proto Strider yang melesat melewati Metaljaw menabrak salah satu gedung di sana hingga gedung tersebut hancur berkeping-keping.

"Oi oi oi oi! jangan terlalu semangat gitu dong. Kita baru saja mulai! HAHAHA!!" Ucap Drake menggoda.

"Kak Leo, kau tidak apa-apa?"

"Sial. Maaf Lyra, tanganku masih sangat kaku."

"Perlukah aku menurunkan daya pendorongnya dan mengurangi sensitifitas kontrolnya?" Tanya Lyra ragu.

"Tidak usah. Hahaha, script Evoboard ini benar-benar sama persis seperti yang dulu pernah aku coba. Tenang saja."

Drake mengendalikan Metaljaw untuk duduk bersila tanda mengejek Leo yang masih berusaha bangun dari reruntuhan gedung tersebut.

"Oi, juri! Bukankah sekarang tugasmu?" Drake mengomel pada Nala.

"A-Ah, peserta Leo, apakah kau masih bisa melanjutkan?"

"Tentu saja!! Aku baru mulai. Maaf untuk yang barusan Drake. Aku pasti terlihat konyol." Leo mengendalikan Proto Strider untuk bangun dari reruntuhan tersebut.

"Hmm kalau begitu…" Metaljaw mengangkat palu besarnya yang berduri kepundaknya. "COBA TAHAN INI!!"

Metaljaw tiba-tiba melesat ke arah Proto Strider dan bersiap menimpanya dengan palu yang dia angkat tinggi-tinggi. Melihat pola serangan yang tidak bisa ditahan, Proto Strider berguling ke samping dan mengarahkan ujung blasternya ke arah Metaljaw dan menembakkan laser dari larasnya. Drake dengan tangkasnya menarik palu besar milik Metaljaw dengan cepat untuk menahan serangan yang di arahkan pada mukanya tersebut.

Dengan keadaan sudut pandang Metaljaw yang tertutup oleh palu miliknya sendiri, Leo melihat kesempatan tersebut dan menerjang maju dengan tameng kecil pada lengan kiri Evogear-nya, mendorong Metaljaw sekuat tenaga ke arah bangunan di tengah kota sehingga Metaljaw terpojok. Leo menahan tubuh Metaljaw dengan susah payah sembari mengarahkan blasternya ke arah dada Metaljaw. Drake tidak membiarkan Leo melepaskan blaster tersebut dan menggenggam laras blaster milik Proto Strider serta mengarahkan blaster tersebut ke sisi samping Metaljaw sehingga laser yang dikeluarkannya justru menghancurkan bangunan yang menahan di belakang Metaljaw.

Ledakan dari bangunan tersebut membuat Proto Strider dan Metaljaw terpental, tetapi karena tubuh Metaljaw yang lebih berat, Drake tanpa susah mengembalikan keseimbangan Metaljaw. Dengan memanfaatkan momentum dari hempasan tersebut, Drake melakukan gerakan memutar tubuh dengan palunya dan menghajar Proto Strider yang tidak sempat pulih dari hempasan tersebut. Serangan itu sangat telak hingga menghancurkan lengan kiri Proto Strider yang dilengkapi dengan tameng.

Kepulan debu yang berterbangan lambat laun memudar dan memperlihatkan keadaan Proto Strider yang kritis. Nala yang melihat kerusakan tersebut dengan tanggap menilai keadaan tersebut.

"Peserta Leo… kau masih bisa lanjut?"

Leo terdiam, dia tidak menyangka bisa terpojokkan sampai sejauh itu, "Kerusakannya sangat parah, mungkin aku bisa lanjut tapi Evogear ini bisa hancur bila ku teruskan… Maaf Lyra, tapi sepertinya aku tidak bisa lanjut, aku tidak mau menghancurkan Evogearmu hanya karena tujuanku semata."

Saat leo hendak mengangkat tangan kanannya tanda menyerah, Lyra menghentakkan mejanya hingga membuat laptop yang ada di atas meja tersebut sedikit meloncat.

"LANJUTKAN!!!" teriaknya.

Drake, Nala dan Leo tertegun melihat aksi spontan Lyra tersebut.

"Oi kau mengerti keadaannya kan!? Kalau kita lanjut Evogear-mu bisa hancur tau!!"

"Kalau begitu, biarkan aku memastikan kembali. Apa kau bisa menang jika kita memaksa maju dan menghancurkan Evogear-ku, Kak Leo?" Lyra menatap Leo dengan sangat tajam.

"Aku bisa saja, tapi…"

"Tapi? Biar aku tanyakan sekali lagi… Apakah kau bisa menang walau harus mengancurkan Evogear-ku?"

"Iya! Tapi di sini yang dipertaruhkan itu Evogear-mu, tau!? Bagaimana kalau karyamu ini sampai…"

"Tapi kau bisa menang, kan!!?"

"Kenapa!? Kenapa kau keras kepala sekali memaksa untuk maju!!? Jika Evogear-mu hancur, maka selesai sudah perjuanganmu dalam membuatnya! Semuanya akan sia-sia! Apa kamu rela semua jerih payahmu hancur begitu saja!!?"

"Melihatmu bertarung di sana benar-benar membuatku berdebar-debar, kau tau!? Seperti inilah yang ingin aku lihat! Ketika Evogear-ku bergerak dan bertarung, robot itu menjadi sangat bersinar! Berikan dia semua luka dan goresan yang bisa kau lakukan, aku tidak peduli. Karena pada akhirnya dari situ juga aku bisa mendapatkan data pertarungan yang sangat berharga, dan dengan data tersebut aku bisa menyempurnakan Evogear-ku lebih jauh lagi!! Tidak ada hal yang sia-sia dari sebuah pertarungan! Jadi berhentilah sok tahu tentang diriku dan bertarunglah seperti yang biasa kau lakukan jika kau yakin bisa menang!!" Teriak Lyra mengomel pada Leo yang bebal.

"Hooo… Apakali ini dia akan melakukannya lagi…? Atau kah kabar itu benar, kalau Leo itu… Haaa… Tidak ada gunanya memikirkan hal itu. Aku akan membuatnya menjadi bawahanku dari pertarungan ini, hahahaha!" pikir Drake dalam hatinya setelah melihat drama yang ada di depan matanya.

Pada saat itulah Leo sadar bahwa selama ini dia sedang menahan diri tanpa ia sadari. Hal itu lah yang membuatnya bermain sangat hati-hati dan membuatnya tidak nyaman.

"Aku tidak akan menahan diri, kau tau."

"Humf, lakukan yang perlu kau lakukan, Kak Leo…" Lyra terlihat gugup sejenak. "Tapi tolong, pastikan kau bisa menang ya! Soalnya kalau Evogear-ku hancur dan kau tetap kalah, aku tidak akan memaafkan mu, lho!"

"Heheh—HAHAHAHAHA…!!" Leo tertawa keras sekali. Ia tidak menyangka bisa merasa sangat lepas seperti itu.

"Oiiiii, kalian ingat kita masih di tengah pertarungan? Hey Juri memangnya yang begini boleh?" Drake kesal karena tidak diperhatikan.

"Anggap saja time-out— yang tadi itu pause sejenak. Kurasa ini juga akan menjadi menarik bagimu, Drake," jawab Nala.

"Hooo, benarkah begitu? Ahahaha!"

"Sepertinya, sang singa yang tertidur sudah bangun saat ini~"

'Kretek- kretek'

Terdengar Leo membunyikan jari-jari tangannya. Ia menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan sangat kuat serta menatap lurus ke arah Drake.

"MAAF MEMBUATMU MENUNGGU!!" teriaknya.

Drake yang mendengar teriakan tersebut entah mengapa merasa sudah lama sekali ia tidak mendengar teriakan tersebut dari Leo.

"Heh, Proto Strider saat ini hanya punya satu tangan. Apa yang membuatmu yakin bisa menang melawanku?"

"Entahlah, tapi seperti janjiku pada gadis mungil ini. Aku tidak ada rencana untuk kalah."

"Si-siapa yang gadis mungil!?" Lyra merasa terejek oleh candaan Leo.

"Hahahaha! Kalau begitu, coba buktikan janjimu kepada anak kecil itu sekarang juga!"

"Uugh, ini sudah kesekian kalinya kau memanggilku seperti itu! Jangan panggil aku anak kecil, pak tua!"

Nala mengangkat tangan kanannya pertanda untuk kedua pemain bersiap di posisi sebelumnya.

"Apakah kedua player sudah siap?" Nala melirik ke arah Leo dan Drake. Tanpa perlu konfirmasi, kedua tatapan mereka membuat Nala merasa mereka sudah siap.

"MULAI!!!"

Proto Strider dan Metaljaw melesat bersiap menabrak satu sama lain. Proto Strider terlihat menarik pedang yang ada di punggungnya dan memutar tubuhnya untuk memberikan momentum tebasan menengah yang diarahkan pada dada Metaljaw. Melihat gerakan tersebut Metaljaw menangkis dengan mengayunkan palunya pada posisi tebasan pedang tersebut dan berhasil menangkis serangan tersebut.

Tetapi dikarenakan palu Metaljaw yang berat, momentum tersebut tidak cukup kuat dan membuat palunya menyentuh tanah. Di sisi lain, Leo dengan cepat memanfaatkan benturan yang dihasilkan dari tangkisan Metaljaw dengan memutar tubuhnya ke arah sebaliknya dan mengincar kepala Metaljaw.

"Leo!! Dia ini gila! Dia mengincar kesempatan ini sejak awal!? Aku tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengangkat palu yang sudah menyentuh tanah untuk menahan serangan sebelumnya. Jika aku melepaskan palu Metaljaw untuk menghindar dari serangan kali ini, maka hal itu bisa membuatku kehilangan senjata!"

Drake memutuskan untuk melepas palu Metaljaw dan melaju mundur menghindari serangan Leo. Tetapi karena terlalu fokus pada serangan tersebut, Drake tidak menyadari apa yang akan dilakukan Leo selanjutnya.

'KRAAAKKK!!'

Sebuah pedang menghempas tepat pada sambungan lengan kanan dan badan Metaljaw, merusak sambungan tersebut. Tangan kanan Metaljaw terjatuh di tanah. Drake diam seribu bahasa, dia tidak percaya apa yang dia lihat.

"Kau gila, hahahahahaha!!! Yak!! Harusnya begini sejak awal!" Drake mencoba mengejek Leo tetapi saat dia melihat ke arah datangnya pedang tersebut, ia tidak mendapati Proto Strider di sana.

"Hooo, bermain petak umpet? Ku kira kau sudah cukup hebat menunjukkan taringmu? Sungguh mengecewakan, Leo! Berikan aku pertunjukkan yang lebih meriah lagi, Leo!!"

"Aku akan bawa lebih dari satu senjata jika jadi dirimu, Drake!"

"Haaa—?" Tidak sempat merespon perkataan Leo, sebuah blaster melesat telak ke arah lubang yang dihasilkan dari kerusakan lengan kanan Metaljaw.

"Shoot!!!"

"Di-dia mengambil blasternya saat melempar pedang tersebut? Aku tidak sadar dia melakukan hal tersebut karena terlalu fokus pada pedang yang dia lempar! Aku bahkan tidak sadar di mana dia bersembunyi sekarang…" Nala tidak percaya dengan apa yang dia saksikan.

'Bip…Bip…Bip…'

"SIAL!!!!" sebuah indikator bertulisan '—Overheat—' terlihat di board milik Drake. Metaljaw tersungkur jatuh dan berusaha sekuat tenaga untuk bangun kembali, tetapi sia-sia karena tembakan selanjutnya mengenai lokasi yang sama. Suara indikator semakin nyaring dan Metaljaw mulai kehilangan tenaga untuk bangkit.

"DASAR PENGECUT!! TUNJUKAN DIRIMU!!!"

Proto Strider keluar dari tempat persembunyiannya dan menghampiri Metaljaw yang sudah tidak mampu lagi berdiri. Leo dengan angkuh menodongkan senjatanya ke arah Metaljaw.

"Baiklah, sesuai permintaanmu, aku sudah di sini!"

"AAAAAAAARGGGGGGGHHHH!!!" dengan frustasi Drake mengguncang-guncangkan Evoboard miliknya. Tetapi Metaljaw hanya merespon dengan getaran saja.

Melihat situasi tersebut Nala membunyikan sirine tanda pertarungan sudah usai. Semua bawahan Drake menganga melihat hal tersebut, termasuk Lyra yang berada di sisi lain kursi mereka.

"YAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAY!!!!!" Lyra yang tidak bisa membendung rasa euforianya hingga berteriak sangat keras. Nala yang berada di meja wasit menghela nafas lega karena semua sudah selesai. Tetapi lain cerita dengan Drake yang tatapan matanya kosong melihat ke arah Evoboard-nya.

Arena tersebut mencair menjadi cairan resin kembali dan menyisakan Metaljaw yang tersungkur dan Proto Strider yang berdiri kokoh.

"—Battle Ended… Now Dematerialized Resin Arena—"

Leo meraih dan mengambil Proto Strider yang rusak parah. "Maaf, Proto Strider-mu sampai jadi seperti ini." Leo menyerahkan Proto Strider kepada Lyra.

"KAU BERCANDA!? INI BARU PERTAMA KALINYA AKU MELIHAT SEBUAH PERTAN-DINGAN YANG BRUTAL SEPERTI INI DENGAN MATAKU SENDIRI!! UUUUOOOOOOOOHHH!!! INI BENAR-BENAR KEREN!!! AKU AKAN MENONTON REKAMAN PERTANDINGAN INI SEMALAMAN SUNTUK!" Lyra masih tidak bisa memendam euforianya.

"K-Kamu merekam semuanya??" Nala tidak percaya.

"Duuh~ Tentu saja, ini adalah debut Proto Strider + Nala's Package!! Tentu saja aku sebagai orang tua yang baik akan merekam semua momen pentingnya~"

"Ah… tolong berhenti menyebutnya Nala's Package, semakin aku mendengarnya, semakin terdengar seperti nama menu ayam cepat saji..."

Di sisi lain lapangan, terlihat Drake yang sudah duduk terdiam yang dikerumuni oleh anak buahnya menanyakan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Leo terlihat menghampiri Drake.

"Guh!! Kami pasti akan membalasmu! Walaupun kau mantan pemain profesional, kami tidak takut!" Teriak seorang bawahan Drake pada Leo.

"Pemain profesional?" teriakan tersebut sangat keras hingga sampai ke telinga Lyra.

"SUDAH CUKUP!!" teriakan Drake lebih keras dan menggema mengisi aula tersebut. Orang-orang terdiam. "Aku kalah pada sebuah pertarungan yang adil. Sesuai janji kami akan mengikuti apa yang kau inginkan."

"T-Tapi Boss…!"

"Kau tuli? Aku bilang kita akan mengikuti apa yang mereka inginkan! Kalau kau tidak setuju kau boleh keluar dari Wixxon Wings! Aku tidak akan protes." mendengar hal tersebut mereka saling melihat satu sama lain cemas.

"Hooo, jadi kau masih punya harga diri, ya? Aku sudah siap adu jotos padahal kalau mengelak." ejek Leo.

"Ayolah, biarkan aku istirahat. Kau sudah cukup menghajar ku di sana. Setelah 4 tahun kemampuamu bahkan tidak menumpul sedikit pun. Katakan… Kenapa kau berhenti saat itu?"

"Kukira kau sudah tau jawabannya? Tapi kurasa aku tidak akan menceritakannya sekarang."

"Ahahaha, misterius sampai akhir ya? Cocoklah untukmu." Drake berdiri dari duduknya dan berlalu pergi begitu saja bersama dengan para bawahannya.

"Setidaknya dari pertarungan ini, aku mendapatkan bukti yang sangat kuat, kalau Leo tidak seperti yang mereka katakan saat itu. Setidaknya, aku percaya Leo memang bukan orang yang seperti itu. Tapi… aku sendiri tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk diriku selanjutnya… Sekalinya terjatuh ke jalan hidup yang seperti ini…"

Leo melihat Nala dan Lyra yang sedang sangat akrabnya ngobrol dan menghampiri mereka.

"Kau sudah bebas sekarang Nala, jadi kau mau bagaimana sekarang?" tanya Leo.

"Kurasa, aku akan tetap tinggal di Wixxon Wings," jawabnya dengan suara pelan.

"Hue?! Tapi kan Kak Drake sudah sangat jahat padamu? Kenapa masih mau kembali?" Lyra kaget dengan jawaban Nala.

"Entahlah aku juga memiliki perasaan yang campur aduk saat ini, tetapi aku merasa ingin berada di sana saat ini. Dengan keadaan sekarang berkat pertarungan ini, mungkin aku bisa membenahi Wixxon Wings."

"Aku tidak akan komentar, jika kau mau kembali silahkan. Tetapi jika mereka kasar lagi padamu, kau bisa ngomel pada Carter di ruang Osis." Jawab Leo santai.

"Ahahaha, terima kasih, Leo. Aku tidak akan sungkan mengganggu Carter kalau begitu."

Keadaan tiba-tiba menjadi hening dan sangat canggung. Nala seperti ingin mengatakan sesuatu tetapi terlihat sangat sungkan. Tetapi pada akhirnya ia memberanikan dirinya.

"Anu, aku minta maaf memaksamu masuk ke dalam masalah ini. Bahkan aku juga memaksamu untuk kembali menjadi pilot. Aku tau itu sangat egois tetapi aku tidak tahu harus minta tolong ke siapa lagi, jadi…" ucap Nala tak berani menatap Leo.

Leo menepuk pelan pundak Nala. Seketika itu Nala menghentikan perkataannya dan melihat Leo yang mengacungi jempol padanya.

"Ingat, jangan sungkan~" Leo tersenyum lebar pada Nala.

"Ahahaha. Sekali lagi terima kasih, Leo. Kurasa aku akan pergi sekarang, sampai jumpa," ucap Nala dengan tertawa kecil bahagia. Ia pergi meninggalkan aula sambil melambaikan tangannya. Meninggalkan Lyra dan Leo berdua di aula tersebut.

Leo membantu Lyra untuk membereskan Evogear miliknya. Leo terlihat ingin menanyakan sesuatu pada Lyra soal Evoboard yang ia miliki tetapi ia seperti tidak siap dengan jawaban yang akan Lyra berikan.

"Lyra, aku mau tanya soal Evoboard milikmu…"

"Yup, kenapa dengan itu?"

"Apa kau menulis sendiri script yang ada pada Evoboard-mu?"

"Oooh, tidak-tidak. Kenalanku yang memberikannya. Dia juara Battle Build Evogear tahun lalu. Aku sering ngobrol dengannya via online. Tapi aku lupa menanyakan nama aslinya jadi agak canggung kalau aku tanya sekarang, ehehe. Oh di internet dia pakai nama "Lucky_gear"! Aku sih rekomendasiin banget untuk cek, soalnya Evogear buatannya benar-benar keren~" jawab Lyra sangat antusias.

"Kalau dia memang juara bukankah harusnya nama dia ada di internet?"

"Aaah soal itu, sayangnya kami para mekanik biasa menggunakan alias saat lomba jadi kalau kau cari pun hanya akan tertera Lucky_gear. Oh ngomong-ngomong, aliasku "SkyReacher". Kalau tidak keberatan kau bisa follow akunku di Evogear Mania. Di sana tempat pamernya mekanik Evogear, ehehe."

"Tidak, terima kasih. Kau tahu kan aku tidak terlalu ingin ikut campur dengan Evogear lagi. Jadi kemungkinan ini terakhir kalinya aku memiloti Evogear," jawab Leo ketus.

"Hue!? Dengan kemampuan sehebat itu kau akan menyia-nyiakannya!?"

"Haaaah, aku sudah bosan dengan perkataan seperti itu. Ini adalah kemampuanku dan suka-sukaku ingin menggunakannya atau tidak, bukan? Sudahlah."

"Apa ini ada hubungannya dengan dirimu yang seorang mantan pemain profesional, Kak Leo?"

Kata-kata itu menusuk untuk Leo. Ia mengernyitkan dahi saat mendengar itu dari Lyra. Dia yakin pasti Lyra mendengar itu dari salah satu bawahan Drake sebelumnya. Ia memejamkan matanya dan mencoba menjawab Lyra.

"Ya, tapi aku tidak akan menceritakan apapun padamu. Aku juga tidak akan melarang jika kau mau cari tahu. Aku tidak peduli."

Lyra merasa sudah menginjakkan kakinya pada sebuah ranjau tak terlihat dan jika ia mengangkat kakinya dengan cara yang salah, itu akan memicu ledakan yang besar. Lyra mencoba memilih kata-kata agar tidak menyakiti Leo.

"Kau tahu, buatku Evogear adalah segalanya. Sejak pertama aku melihatnya aku merasakan suatu hal yang belum pernah ku rasakan sebelumnya, yaitu rasa berdebar-debar yang hebat. Aku tidak tau apa kau pernah merasakan hal tersebut, tapi aku ingin kau merasakan apa yang pernah ku rasakan… Jadi kalau kau mau memiloti Proto Strider lagi, mungkin kau bisa mulai menyukai Evogear kembali…"

Leo tidak merespon apa yang dikatakan Lyra dengan jangka waktu yang agak lama dan membuat keadaan sangat canggung.

"Tidak semua orang ingin merasakan apa yang kau rasakan, kau tahu?" Leo terlihat setengah menggerutu dan pergi meninggalkan Lyra di aula tersebut.

"Tu-tunggu…. Aku tidak tau jalan ke pintu gerbang sekolah…"

(Pukul 16.00 di pintu gerbang sekolah)

Para siswa baru sekolah Wixxon sudah menyelesaikan orientasinya dan berhamburan ke luar gerbang, pulang menuju rumahnya masing-masing. Di sana terlihat Ellie dengan muka sedikit jengkel tidak sabaran.

"Hueeee Ellie…." Terlihat Lyra yang setengah menangis tiba-tiba muncul di sebelahnya.

"Kyaaaa!! Kemana saja kau!? Aku mencarimu dari tadi karena kamu tidak kunjung muncul sejak waktu istirahat habis tau!!" Bentak Ellie kesal.

"Aku nyasar di sekolah selama setengah jam… "

"Hah!? Kok bisa?? Sudah-sudah ayo kita pulang saja."

Mereka berdua pun berjalan pulang berdua menyusuri daerah perkotaan untuk sampai ke rumah mereka. Melihat keramaian sore itu mengingatkannya pada saat pertama kali iya melihat Evogear hingga membuatnya tersenyum sendiri.

"Hmm? Ada yang lucu, Lyra?"

"Ahahaha, tidak kok. Oh! Gimana hari ini, Ellie? Apa kamu sudah menemukan club yang cocok?"

"Haaah, belum. Tapi aku bertemu dengan beberapa teman yang asik, sih. Kalau kau di sana bisa saja mereka menjadi temanmu juga, lho. Jadi ya ku rasa pengalamanku hari ini lumayan menyenangkan. Bagaimana denganmu Lyra?"

Lyra mengingat betapa liarnya pengalaman yang ia rasakan di hari pertamanya di Wixxon sampai-sampai ia tidak bisa menggambarkan lagi apa yang ia rasakan.

"Aku… habis naik roller coaster."

"Hah?? Sekolah kita punya wahana seperti itu!? Aku juga mau coba, dong!!"

"Tidak… Ah… Bukan seperti itu… Aduh, gimana ya? Aku merasakan hal yang sangat gila hari ini dan sulit untuk mengatakannya, ehehe."

"Kau bukannya tadi pergi mencari seorang pilot di Wixxon Wings, kan ya? Apa kau menemukannya?"

"Sayangnya tidak, mereka semua cuma kumpulan orang yang payah tahu, huhuhu… Aku benar-benar kecewa dan mau drop out saja rasanya."

"Heee, kalau sampai orang sepertimu yang bicara seperti itu…Kayaknya keadaan mereka sangat memprihatinkan, ya?"

"Ahhh lebih dari memprihatinkan, Ellie! Tapi… pengalamanku hari ini tidak sepenuhnya buruk, sih. Ku rasa aku mendapat beberapa teman."

'Brukk!'

Ellie menjatuhkan tasnya karena kaget.

"Ka-Kau mendapat teman baru? Tanpa bantuanku!?"

"Huee jahatnya, gini-gini aku juga bukan anti-sosial tau!"

"AAAAA TERSERAH!! KITA HARUS MERAYAKAN INI!! AKU TRAKTIR KAMU ES KRIM!!" Ellie menarik tangan Lyra menuju kedai es krim terdekat. Mereka menikmati sore itu dengan sangat bahagia hingga mereka sampai di rumah masing-masing.

(Pukul 17.00 di ruang Osis sekolah Wixxon)

Seperti keadaan sebelumnya, ruang Osis masih penuh dengan kertas berserakan di sana-sini. Terlihat Leo dan Carter sedang merapikan ruangan tersebut. Sembari mengobrol, mereka mencari jaket yang berisi smartphone milik Leo karena tidak berada di tempat semestinya, sehingga mereka telat untuk pulang karena hal tersebut.

"Kau yakin ditaruh di sini, Leo?? Kita sudah di sini satu setengah jam loh."

"Sumpah Carter, aku taruh di sini. Pasti ada anak buahmu yang menyingkirkannya saat mencari di tumpukan berkas-berkas ini. AAAH KETEMU!!!" Leo melihat jaketnya dilipat membuntal dan diletakan di atas lemari besi yang sangat tinggi di pojok ruang tersebut.

"Aduh tingginya. Pasti jaketku dilempar ke sana. Sial, kalau sampai smartphoneku rusak, aku tuntut anggota Osis! Oi Carter beri aku tumpuan untuk memanjat!" Leo mengomel.

"Kau tahu kan aku orang paling kurus di sekolahan ini? Biar ku carikan kursi sebentar." Carter membawakan sebuah kursi kayu untuk menjadi tumpuan Leo.

Setelah meraih jaketnya, Leo langsung memeriksa smartphonenya yang sepertinya tidak memiliki masalah sedikitpun. Mereka berdua pun bernafas lega.

"Carter, aku sudah menyelesaikan masalah dengan Wixxon Wings. Apa yang akan kau lakukan dari pihakmu?"

"Seperti biasa, kami akan mengawasi mereka. Aku juga sudah merencanakan untuk membuat jadwal penggunaan arena Evogear di aula itu agar tidak dieksploitasi oleh mereka lagi."

"Baguslah, ini semua sangat melelahkan, tahu.. Kurasa bayaranku kurang kalau begini." Goda Leo.

"Oi oi! Kita sudah sepakat loh, mentraktirmu saja sudah mencekik uang bulananku."

"Ahahahahaha!" mereka berdua tertawa lega.

Leo memperhatikan smartphonenya dan teringat soal Evogear Mania, Lucky_gear dan SkyReacher. Leo pun iseng untuk menginstall dan membuat akun Evogear Mania.

"Evogear Mania? Kau tertarik untuk masuk lagi ke sana?" tanya Carter.

"Cuma penasaran… mungkin setelah ini ku hapus."

Leo masuk ke pilihan search dan mengetik Lucky_gear di sana. Ia melihat beberapa Evogear yang dikerjakan dengan sangat sempurna. Tetapi ia tidak terlalu tertarik dan ia mengetik lagi pada kolom Search.

"SkyReacher—" Leo masuk pada beranda SkyReacher. Berbeda dengan yang dimiliki Lucky_gear, SkyReacher milik Lyra terlihat seperti akun yang sulit untuk dinikmati, banyak foto yang buram dan komposisinya sangat tidak enak untuk dilihat. Leo merasa sudah cukup melihat-lihat, tetapi sebelum ia keluar dari Aplikasi tersebut ia menyempatkan untuk menekan tombol follow pada beranda SkyReacher, setelah itu Leo pun menghapus aplikasi Evogear Mania.

Illust: https://www.facebook.com/photo?fbid=207219821984603&set=a.207220338651218

Temui kami di fanspage: https://www.facebook.com/evogearunleashed

Terdapat juga theme song yang bisa dinikmati: https://www.youtube.com/@evogearunleashed7805

Dukung kami dengan menyukai dan membagikan karya kami, terima kasih~

Evogearcreators' thoughts