"Kamu sendiri 'kan, Nay?" tanya Karin yang sedari tadi hanya melihat hanya ada mereka bertiga dalam ruangan ini.
Sebelah alis milik Naya terangkat naik saat mendengar apa yang sedang dipertanyakan oleh Karin barusan.
"Maksud aku dia nggak ikut 'kan?" tanya Karin dengan nada yang penuh dengan penekanan. Naya bukanlah orang yang sulit untuk memahami apa yang menjadi topik pembicaraan Karin saat ini.
Bagi Naya darah memang lebih kental daripada air, tapi air akan selamanya lebih jernih daripada darah. Karin lebih mengerti dengan definisi bahagia versi Naya dibandingkan kedua orang tua Naya.
"Sakti, Rin. Namanya Sakti, ingat itu!" Naya memberi ultimatum tegas pada Karin. Laskar sepanjang lima menit ini hanya menjadi penonton tenang di antara kedua wanita itu.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com