webnovel

Marry Her

Perang dingin antara Damario dan Casta belum juga reda. Sejak tadi, pria itu bertingkah seolah-olah ia tak melihat Casta. Namun dengan sabar Casta melayani makan siang mereka.

"Casta masakanmu selalu enak. Aku suka."

"Terimakasih."

"Benarkan sayang?"

Damario tak menjawab pertanyaan Ariana. Ia terus mengunyah makanannya.

"Ehh Casta hari ini aku ingin kau makan disini. Kau lihat sendiri kan kekasihku ini begitu cuek. Aku merasa hanya sendirian."

"Tapi nona.."

"Aku tidak mau mendengar bantahan. Ayolah!"

Casta menarik napas pelan lalu duduk berhadapan dengan Ariana. Ia melirik sebentar pada Damario yang masih fokus pada makanannya.

"Casta aku ingin sekali bisa memasak sepertimu."

"Kau pasti bisa nona."

"Hah aku harus mengikuti les memasak supaya ketika aku menikah dengan Damario nanti aku tidak ragu lagi memasak."

"Uhukkk" Casta dan Damario bersamaan menyemburkan air minum yang baru diteguk.

"Ada apa dengan kalian berdua?"

"Ahh tidak nona. Kau bilang apa tadi?"

"Aku bilang jika aku sudah menjadi istri Damario, aku harus sudah bisa masak. Iyakan sayang?"

Casta menanti jawaban Damario was-was.

"Hem."

Lagi dan lagi Damario mematahkan hati Casta. Walaupun hanya jawaban singkat, namun itu sungguh berarti. Jadi benar dugaan Casta bahwa Damario akan menikahi Ariana? Casta tak tahan lagi berada disitu.

"Kalian nikmatilah makan siang bersama. Aku merasa menjadi penganggu disini."

Cepat-cepat Casta meninggalkan mereka dan menuju ke kamarnya. Ia mengunci pintu kamar dan menangis disana.

"Kau jahat." Casta berusaha meredakan air mata yang terus mengalir hingga membasahi pakaiannya.

"Aku membencimu Damario."

Sementara Damario, pikirannya sedikit kacau. Ia tak menduga Casta akan marah hanya karena ia menyetujui ajakan Ariana. Casta tak pernah seperti ini sebelumnya. Apa ia benar-benar marah?

"Ada apa sayang? Ahh kau pasti memikirkan tentang pernikahan kita bukan? Tidak usah khawatir. Kau tidak perlu terburu-buru."

Damario tak menghiraukan ucapan Ariana. Ia cepat-cepat menghabiskan makanannya dan pergi.