webnovel

Bagi Nomor WhatsApp-nya Dong

" Aleya ... " Beberapa kali panggilan Tesa pun akhirnya mendapati jawaban dari Bunda, yang membukakan pintu untuk Tesa yang mengajak Al pergi sekolah bareng dipagi hari.

Baru saja Bunda mempersilahkan Tesa masuk. Al berlari keluar pamit dengan membawa sehelai roti tawar yang diberi selai coklat kesukaannya sembari menarik tangan Tesa menuju mobilnya.

"Hati-hati!" sorak Bunda dari kejauhan yang heran melihat kelakuan anaknya.

***

"Lo kenapa sih Al buru-buru banget, sampe-sampe tadi gue gak sempet salim loh. Sama Tante Vita," tanya Tesa dalam mobil yang terheran-heran dengan Al.

Padahalkan hari ini tidak ada yang begitu penting disekolah hingga mengharuskan untuk datang begitu pagi.

"Enggak pa-pa kok. Yaa ... Gue males aja gitu kalo nanti harus ketemu sama Si Mak lampir di parkiran," jelasnya sembari mengunyah roti didalam mulutnya.

"Ya tuhan. Santai aja kali Al. Kan ada gue," kata Tesa kepedean.

"Pede banget tuh ngomong. Pas hari Rabu lo kemana hah? Bilangnya mau ke toilet sebentar eh gak balik-balik lagi. Apa jangan-jangan lo kan yang nyuruh ka Raja buat nyamperin gue?" tanya Al sedikit ngegas dan greget karena ulah Tesa.

"Ya maaf. Gue beneran ke toilet kok. Cuman gak balik lagi ke kelas aja. Pas balik lagi lo udah sama Kak Raja. Jadinya gue balik duluan deh. Terpaksa gue ngechat Kak Raja abisnya kasian gue sama lo," Tesa cengengesan langsung mendapatkan tatapan malas dari Al.

***

"Al!"

Suara itu berhasil membuat langkah kaki Al dan Tesa terhenti saat hendak menuju kelas.

Terlihat Raka dan Rio berlari mendekat tertuju pada Al tanpa memperdulikan Tesa disampingnya. Al yang heran dengan tingkah kedua teman seangkatannya itu pun hanya bisa bertatap mata heran dengan Tesa.

"Ada perlu apa, ya?" tanya Aleya pada keduanya yang terlihat ngos-ngosan selepas berlari.

"Em. Boleh minta nomor whatsapp-nya enggak?" tanya Raka sungkan sembari menyodorkan handphone miliknya.

"Gue juga mau dong. Boleh, kan?" timpal Rio yang juga kemudian menyodorkan handphonenya.

Aleya benar-benar dilanda bingung. Antara ingin menjaga privasi tapi juga tak enak jika menolaknya. Apalagi hanya sekedar nomor WhatsApp nanti aku dikira sombong lagi sama mereka.

Sebelum El menghampiri mereka, ternyata ia sudah mengamati dari kejauhan.

"Ada apa ini?" tanya El tiba-tiba datang dengan raut wajah tak santai.

"Bukan urusano," jawab Al ketus sembari mengambil handphone milik Rio.

"Apaan nih maksudnya? Gak ada. Gak ada. Gak ada. Gak akan ada drama tuker no WhatsApp segala. Gue enggak kasih ijin lo buat nyebar nomor WhatsApp lo." Kata El mengembalikan handpone milik Rio yang telah digenggam Al.

"Apaan sih. Kok lo ikut campur urusan gue. Emangnya lo siapa hah? Pake ngatur segala. Mau gue ngasih nomor WhatsApp gue ke tukang somay didepan gerbang sekalipun itu bukan urusan lo," jawab Al ngegas.

Tesa hanya bisa terdiam melihat drama dipagi hari itu seraya batinnya menggerutu. 'Kok, Al ngerasa keberatan sama yang dilakuin ka El kan sebenarnya Al paling males kalo nomor whatsapp-nya kesebar.'

"Udah-udah. Rio, Raka. Mending Lo berdua masuk ke kelas duluan. Soal WhatsApp Aleya nanti gue kirim," kata Tesa mengusir Rio dan Raka yang masih kukuh meminta nomor Aleya.

Setelah beberapa detik berdebat akhinya Rio Raka menuruti apa kata Tesa. Dan sekarang hanya tinggal memisahkan El dan Al yang sudah seperti Tom and Jerry jika bertemu.

"Awas ya lo. Kalo sampe nyebar nomor WhatsApp ke yang lain," kata El memperingati Al sebelum akhirnya berlalu pergi dan langsung mendapati tatapan sinis khas dari Al.

'El kenapa ngelarang gue buat ngasih nomor ke yang lain ya? Apa jangan-jangan bener kata Tesa kalo El suka sama gue? Musibah besar kalo dia benar-benar suka sama gue.' Isi kepala Al berdiskusi lalu ia berlalu begitu saja.

"Hih, tuh bocah maen nyelong aja. Al tunggu gue!" kata Tesa berlari mengejar Al yang telah berlalu.

***

"Sut. Sut. Al, Al," bisik Tesa yang duduk dibelakang kursi Al meminta contekan soal Bahasa Inggris.

Al hanya bisa terdiam dan pura-pura tak mendengarnya karena Miss Rika nampak mengawasi tepat ke arahnya.

"Kamu kenapa Tesa?" Aksi Tesa tertangkap basah oleh Miss Rika yang terkenal Kegalakannya melebihi Guru BK di sekolah SMA Putra Utama ini.

"Saya lagi bersihin baju Aleya, Miss. Soalnya tadi ada semut," jawab Tesa gelagapan disertai cengengesan hingga sesaat menjadi pusat perhatian para murid-murid lainnya.

"Nyontek kali lo," timpal Tiara yang duduk di paling ujung kelas berhasil membuat semua murid menyoraki dan membenarkan apa yang di tuduhkan oleh dirinya.

Tesa yang tidak ingin kalah dengan Tiara pun membalas tuduhannya dan adu mulut pun terjadi, hingga membuat Miss Rika murka dan menghukum semua murid Kelas Sepuluh IPA. Penolakan tentu dilakukan oleh para murid yang tidak merasa bersalah, sampai akhirnya Miss Rika mengancam bagi murid yang tidak mematuhi aturannya maka akan ditambah hukumannya, hingga akhirnya mereka menyetujui untuk dihukum.

"Ini semua gara-gara lo, kita jadi dihukum harus berdiri kayak orang tolol kek gini sama Miss Rika," kata Cika yang masih satu circle dengan Tiara, saat Miss Rika berlalu kekantor untuk mengambil handpone miliknya sebelum ia kembali lagi ke dalam kelas Sepuluh IPA.

"Udah-udah. Gak usah ribut, kalo sampe Miss Rika denger nanti kita bakalan ditambah lagi hukumannya. Emang kalian mau? Kalo aku sih ogah," tegas Aleya agar tidak lagi terjadi perdebatan antara Tesa dengan yang lainnya.

***

"Balik bareng gue yuk," ajak El dengan ekspresi khasnya yang selalu membuat para siswi tergila-gila. Namun, tampaknya tidak bagi Aleya yang nyelonong saja dengan raut wajah kesal saat El memberinya tumpangan.

"Al. Ayo pulang bareng gue aja." El lagi-lagi menawarkan jok motornya yang masih kosong hingga membututi Al yang berlalu menghindari El.

"Ribet banget sih lo! Gue gak mau balik sama lo, gue balik sama Tesa."

"Aleya ... Duluan, yah," sapa Dito pada Al dengan sopan yang langsung disambut baik oleh Al.

El kembali memastikan apakah Al benar-benar tidak ingin pulang bersamanya. Hingga Tesa datang dengan mengendarai mobil miliknya yang berwarna kuning.

Tid! Tid!

Aleya segera menghampiri Tesa yang telah memberikan klakson dan berlalu meninggalkan El sendiri.

"Duluan ya, Kak," sapa Tesa yang langsung mendapati senyuman dari El.

***

"Eh, tadi kak El ngajakin Lo balik bareng?" jawab Tesa penasaran.

"Iya kali, gak peduli juga," jawab Al tak selera.

"Bingung deh gue sama lo. Kenapa gak ada bersyukur-bersyukurnya gitu loh. Kalo tadi semisalnya gue yang ditawarin balik sama dia. Enggak bakal gue tolak," kata Tesa greget pada Al yang selalu kukuh menolak ajakan El yang justru selalu Tesa tunggu.

"Apaan sih lo!"