webnovel

Bab 24. kecemburan Sekala

Skyla sedang duduk di depan tv menunggu jemputan dari Rafael. Gadis itu memang sudah janjian akan ke toko buku bersama siang ini. 

Jadi sepulang dari kampus gadis itu pun langsung bergegas mandi menunggu sahabatnya. 

"Mau kemana kok tumben udah rapi?" tanya Kala. 

"Mau jalan-jalan sama Rafa!" ujar Kila. 

"Rafael maksud kamu?" tanya Kala. 

"Iyalah, siapa lagi memangnya!" cetus Kila. 

"Tumbem akur, biasanya juga kalian gak pernah akur kan!" tukasnya. 

"Sekarang sudah baikan kok, ya udah gue berangkat dulu ya. Itu udah sampai orangnya!" pamit Skyla. Gadis itu pun kemudian langsung keluar rumah ketika mendengar klakson motor milik Rafael. 

"Main terus saja sana, gak usah ingat pulang sekalian!" ketus Kala. 

Rupanya laki-laki itu sedang cemburu karena sang adik sekarang lebih dekat dengan orang asing. 

"Awas aja kalau sampai pulang adekku lecet!" ujar Kala geram. 

Cowok itu pun kemudian langsung berlalu menuju kamarnya. 

Tidak bisa jika hanya tinggal diam di rumah saja, cowok itu pun akhirnya memutuskan untuk berganti baju dan segera membuntuti Skyla. 

"Awas saja kalau mereka sampai macam-macam, akan langsung berhadapan denganku!" tegas Sekala. 

Cowok itu menuruni anak tangga dengan cepat karena ingin segera menyusul Skyla dan Rafael. 

"Loh bukannya tadi baru aja pulang kamu sayang?" tanya Sahara. 

"Iya Tan, ini lagi ada acara Tan sama teman-teman makanya keluar lagi deh!" ucapnya. 

"Ohh ya sudah kalau begitu hati-hati ya, jangan lupa makan nanti pasti belum makan siang kan?" tanya Sahara. 

"Beres Tan, nanti pasti aku makan kok. Ya udah kalau begitu aku berangkat dulu ya Tan!" pamit Sekala. 

Cowok itu pun buru-buru naik ke atas motor kesayangannya. Tidak perlu waktu lama cowok itu sudah melajukan motornya dengan kecepatan yang tinggi. 

" kemana mereka cepet banget, udah gak kelihatan aja!" ucap Sekala. 

"Fa, kita sebenarnya mau ke mana sih?" tanya Skyla. 

"Loh bukannya kamu ngajakin buat ke toko buku ya, ya kita mau ke toko buku lah!" jawab Rafael. 

"Iya sih, tapi ini kok kayaknya bukan jalan yang biasa ku lewati deh. Jangan-jangan kamu mau menculik aku ya!" cecar Kila. 

" mana mungkin penculik itu datang ke rumah, yang ada nanti penjara penuh dong. 

Aku itu mau ngajakin ke toko buku tapi bukan di tempat yang biasanya. Ada sebuah toko buku dan disitu  lengkap banget gitu, makanya aku mau ngajakin kamu ke sana sekalian kita cari buku yang lo butuhin kan!" jelas Rafael. 

"Ohh begitu, sorry udah nuduh lo yang enggak-enggak. Habisnya gue itu tidak terbiasa keluar bareng cowok gitu, makanya pikiran gua langsung parno kalau mau di culik. 

Kayaknya bakal beli buku banyak nih gue, dan kayaknya bakal beli novel juga!" ujar Skyla. 

" tujuannya kan tadi mau beli buku kok sekarang malah jadi berubah mau beli novel sih, beli dulu apa yang menurut kamu itu kepentingan kamu. Setelah kamu mendapatkannya baru deh kamu cari yang lain buat hiburan."

" oke deh kalau begitu siap!" ucap Skyla.

1 jam kemudian mereka telah sampai di sebuah toko buku, tempatnya memang tidak terlalu besar tidak seperti toko buku yang biasa dikunjungi oleh Skyla. 

Kesan pertama yang dirasakan oleh Skyla adalah bangunannya yang unik dan juga buku-buku yang tertata dengan rapi.

" ayo masuk kok malah bengong sih, jadi beli bukunya atau enggak?" tanya Rafael.

"Ehh, ya jadi beli dong masak nggak sih. Tempatnya unik ya, baru pertama kali lo aku lihat toko buku tempatnya bisa seunik ini. 

Dan 1 lagi, meskipun kecil tapi rame juga ya di sini. Buktinya itu mbak-mbak kasir sampai kewalahan melayani pembelinya!" ucap Skyla. 

" di sini itu memang sudah menjadi langganan mereka, meskipun tempatnya itu kecil tapi di sini itu lengkap banget loh. 

Makanya tidak jarang mereka itu lebih memilih datang ke sini daripada datang ke toko buku di pusat kota. 

Tempatnya emang beda jauh, tapi di sana itu tidak terlalu lengkap dan harganya juga lebih mahal di sana daripada di sini," jelas Rafael. 

" ya udah kalau gitu aku mulai milih buku dulu ya, katanya kamu juga mau ada buku yang dibeli emang gak jadi?" tanya Skyla mengingatkan kalau Rafael. Juga mau membeli buku. 

"Wahh, novel di sini lengkap banget ya. Aku sampai bingung loh mau beli yang mana dulu, aku itu paling suka banget baca novel. 

Apalagi kalau  tugas kuliah itu nggak banyak pasti aku sehari-hari bisa di kamar untuk membaca novel," ujar Kila. 

" kamu beli sesuai kebutuhan kamu dulu baru nanti kamu beli novel, katanya tadi mau cari buku buat tugas kuliah kamu," ucap Rafael. 

" iya sih tapi sekalian mau beli novel juga nggak papa kali, habisnya di sini bukunya bagus-bagus sih. Jadinya kan aku sedikit khilaf untuk membeli beberapa novel."

Sementara Sekala mencoba mencari adiknya itu di toko buku yang biasa dikunjungi. Tapi ternyata adiknya tidak ada disitu, dari sini cowok itu mulai curiga kalau adiknya itu diajak tidak benar oleh cowok yang sedang bersamanya. 

" jangan bilang adikku mau diapa-apain lagi, awas saja kalau sampai ketemu pasti gue bikin babak belur lo!" tukas Kala. 

Kala berusaha menghubungi Kila. Namun beberapa kali cowok itu mencoba menghubungi tidak juga diangkat oleh Skyla. 

Bahkan teleponnya itu direject oleh sang adik. 

"Ayolah di angkat, boleh marah sama gue tapi jangan membahayakan keselamatan kayak gini dong. 

Gue kan khawatir banget," ucap Kala. 

Kala : lo dimana, kalau di telpon itu di angkat dong. Jangan bikin orang khawatir! 

Tulis Sekala. 

Skyla yang membaca pesan itu pun hanya terdiam. Tidak berniat sama sekali untuk membalas pesan dari kakaknya. 

Entah mengapa beberapa hari ini hubungannya itu tidak juga membaik, padahal kakak sepupunya itu sudah berusaha untuk membuat hubungannya membaik tapi dirinya saja yang masih menutup diri.

" itu telepon dari tadi kok nggak diangkat sih, diangkat dulu nggak papa siapa tahu penting!" ujar Rafael. 

" udah biarin aja nggak usah diangkat, orang yang telepon cuma Sekala kok. Paling dia juga cuma mau tanya gue lagi dimana, lagi males aja setiap hari diinterogasi lagi di mana. 

Kadang-kadang kan orang itu pengen bebas kemanapun ingin pergi," ucap Skyla. 

Bukan itu sebenarnya alasan gadis itu, alasan yang sebenarnya adalah karena gadis itu memang sedang malas untuk mengangkat telepon dari kakaknya.

"Sory Kal, gue lagi malas berdebat jadi mending kita saling diam dulu aja itu lebih baik!" ucapnya dalam hati. 

Diam adalah cara terbaik untuk menyembunyikan sebuah luka.