Malam itu, seorang wanita sedang mendongengkan puterinya. Seperi malam biasanya, puterinya selalu minta didongengkan saat akan menutup mata di malam hari.
"Dahulu kala, ada dua orang Puteri raja yang sangat cantik. Keduanya adalah saudara kembar dan memiliki rupa yang sangat mirip."
"Apa mereka kembar seperti Ando dan Aldo ma?" Ujar sang anak bertanya dengan menyeret nama dua orang teman sekolahnya yang kembar siam.
"Iya sayang." Jawab sang mama. Lalu ia melanjutkan mendongeng. "Yang satunya bernama Lusi dan satunya lagi bernama Lisa. Mereka tinggal di sebuah kerajaan yang sangat besar dengan banyak dayang dan pengawal. Meskipun rupa mereka mirip, sifat dan kelakuan mereka sangat jauh berbeda. Lusi, sebagai kakak, dia sangat penyayang dan ramah. Berbeda dengan adiknya Lisa. Lisa sangat kasar dan suka marah-marah. Membuat, para penduduk di kerajaan mereka tidak menyukai Lisa." Sang mama berhenti sejenak, membiarkan anaknya menanggapi cerita yang ia tuturkan.
"Oh jadi Lisa suka marah-marah seperti Bu Guru Eni ya?" Tanya sang anak polos menyebut nama guru paud di sekolahnya yang terkenal tegas.
"Bu Guru Eni bukan marah sayang. Bu Guru Eni itu tegas. Dan kalau kamu sudah besar nanti, kamu harus tegas seperti Bu Guru Eni. Biarpun kita wanita, kita harus tegas. Okay princess?"
"Okay mama." Sang anak mengajukan kedua jempolnya. "Lanjutin ma."
Sang mama menyibak rambut putrinya, lalu mengecup kening mungil itu hangat.
"Lalu, suatu hari, datanglah peri dari negeri pelangi kepada Lusi dan Lisa. Peri itu mengatakan 'Aku akan mengajak salah satu diantara kalian berdua untuk berkunjung ke negeri pelangi. Tapi, dengan satu syarat.' Kemudian Lisa bertanya, 'syarat apa itu peri?' perinya menjawab, 'syaratnya kalian harus menjalani ujian kebaikan selama tiga hari, dan yang lulus ujian kebaikan akan aku ajak ke negeri pelangi"
"Terus siapa yang lulus ujiannya ma? Pasti Lusi kan? Lusi kan gak suka marah-marah." Ujar sang anak dengan nada suara yang menggemaskan.
"Iya benar sayang. Lusi lulus ujian kebaikan dan diajak pergi ke negeri pelangi. Namun saat tiba di negeri pelangi, seluruh rakyat di sana terlihat sangat sedih. Mereka bahkan menyambut kedatangan Lusi dengan suasana yang tidak gembira. Ternyata, mereka sedih karena pangeran mereka telah diculik oleh penyihir jahat. Pangeran mereka yang bernama Pangeran Biru, pelengkap warna biru di negeri pelangi. Dan kini, pangeran mereka telah hilang. Tak ada yang tahu di mana keberadaan penyihir jahat itu. Bahkan, seluruh rakyat negeri pelangi sudah mencari sang pangeran ke mana-mana, namun tak kunjung ditemukan."
"Sampai sekarang belum ditemukan ma?" Tanya sang anak penasaran.
Sang mama ingin menjawab, namun getar ponsel lebih dulu butuh untuk dijawab.
"Sebentar ya sayang mama angkat teleponnya dulu."
Dua menit berlalu, sang mama kembali. "Sayang kamu tidur ya, mama ke bawah dulu. Ada yang harus mama kerjakan. Besok mama cerita lagi ya." Ucap sang mama lalu menarik selimut sampai ke batas dada anaknya, dan mengecup pelan dahi puterinya kemudian berlalu di balik pintu kayu.
"Jadi Pangeran Biru belum ditemukan? Aku akan menemukan pangeran Biru, agar negeri pelangi tersenyum kembali. Agar warna pelangi bisa lengkap lagi." Ujar gadis mungil itu lalu menutup mata dengan memeluk boneka Teddy bear.
***
This is the simple prolog guys.
I hope you like this.
See you :)