Yara pun berdiam diri sejenak memikirkan apa yang di katakan oleh Geo adalah benar adanya, Yara tidak boleh selalu menghakimi perasaan Eira, karena Yara juga tahu jika hal itu bukan Eira yang berniat untuk menginginkannya, mungkin itu sudah menjadi takdirnya harus melewati kisah hidup dalam cinta seperti itu.
"Kau benar Geo, aku salah aku tidak akan mengulangi kesalahanku lagi, aku akan selalu berpikir jika aku berada di posisinya," kata Yara.
Geo pun tersenyum dan mengelus kepala Yara.
"Terimakasih sudah membuatku berpikir jauh seperti ini," kata Yara.
"Walaupun ini aneh untuk kita, tetapi setidaknya kita hargai keputusan yang di buat Eira ya," kata Geo.
"Baiklah, aku akan banyak-banyak memikirkannya," jawab Yara.
Geo mengangguk. Mereka pun hanya melihat Eira dari jauh karena Eira mungkin butuh sendiri untuk menenangkan pikirannya. Yara pun juga terus berpikir jika dirinya sudah bersalah pada Eira.
Setelah beberapa kali Eira bermain pencapit boneka dia pun berhasil mendapatkannya sengan ukuran yang lumayan besar.
"Yes akhirnya aku bisa mendapatkannya," kata Eira dan kembali ketempat di mana Yara dan Geo duduk.
"Aku bawa boneka yang besar, kali ini aku tidak gagal untuk dapat boneka yang besar," kata Eira dengan senyum palsunya.
Yara dan Geo tidak terkejut, tetapi malah memasang wajah yang tidak heran mata mereka berdua tertuju pada sebelah kanan mesin capit.
"Lalu semua boneka yang imut-imut itu kau gunakan untuk apa? Bagaimana kita bawanya?" tanya Yara.
"Kenapa kau sama sekali tidak senang jika aku mendapat boneka yang besar?" tanya Eira.
"Ya karena, kamu sudah sering mendapatkan boneka itu dengan sangat mudah," gumam Yara.
"Tapi kan tidak yang besar, kali ini aku udah mendapatkannya," kata Eira.
"Wahhh Ra, kau ini sungguh hebat sekali, boneka kecil saja kau bisa mendapatkannya dengan mudah, tapi boneka yang ini memang lebih besar dari pada boneka yang lainnya, aku salut sama kamu, tidak mudah mendapatkan semua ini dengan mesin pencapit," sahut Geo berusaha membuat Eira tersenyum.
Eira pun terseyum mendengar Geo mengatakannya.
"Tapi dia sudah serig mendapatkannya, coba lihatlah semua orang menatap aneh Eira sayang," kata Yara.
"Apa kau tidak tahu, mereka menatap Eira karena kagum dengan kemampuan Eira yang bisa mencapit semua boneka ini," jawab Geo.
Mereka menengok ke kanan dan ke kiri untuk memastikan banyaknya orang yang sedang menatap mesin capit dan Eira.
"Sudah aku akan minta plastic besar untuk membawa semua boneka ini," kata Geo.
Eira pun duduk menunggu Geo membereskan semua boneka yang di dapatkan oleh Eira, tetapi Eira sedikit kepikiran tentang apa yang di katakana oleh Yara.
"Ra, apa kau masih memikirkan apa yang aku katakan padamu tadi?" tanya Yara.
"Tidak Ra," jawab Eira.
"Tapi kenapa kamu jadi murung seperti itu?" tanya Yara.
"Tidak papa, mungkin hanya perasaan kamu saja," jawab Eira.
"Baiklah habis dari sini kita mau kemana?" tanya Yara.
"Terserah kamu saja," jawab Eira.
"Bagaimana dengan Shopping?" tanya Yara.
"Baiklah," jawab Eira.
Mereka pun pergi ke toko baju yang tak jauh dari game zone. Setelah sampai di toko Yara pun memilih baju untuknya, Geo dan Eira, sedangkan Eira sama sekali tidak memilih tetapi dia melihat-lihat sekitarnya dan melihat sebuah topi yang amat sangat menarik perhatiannya. Eira mengingat lelaki yang memakai topi dan masker itu lalu membayangan jika itu adalah Lord.
"Wah bagus sekali ini topi, bagaimana jika aku beli saja untuk ku berikan pada Lord nanti," gumam Eira.
Eira menyuruh pelayang membungkus topi itu, dia juga membeli hoodie couple untuk Eira dan Lord. Hal itu di ketahui oleh Yara.
"Kau membayar semua itu sendiri Ra?" tanya Yara.
"Ya, ini akan aku gunakan untuk hadiah, jadi sebaiknya aku yang beli sendiri," jawab Eira.
"Tapi Geo mau membayar apa yang kamu mau loh," kata Yara.
"Kan kamu bisa memilihkannya untukku seperti biasanya," jawab Eira.
"Baiklah kalau begitu aku akan memilihkan kamu yang mungkin kamu akan merasa kagum padaku," kata Yara.
Eira pun mengangguk. Mereka pun melanjutkan shopping hingga makan malam tiba, setelah shopping selesia mereka memutuskan untuk makan malam sekalian di mall itu.
"Mau makan apa Ra?" tanya Yara.
"Terserah saja, aku apa saja boleh," jawab Eira.
Yara un memesan dan mereka bertiga makan bersama. Setelah selesai makan mereka pun memutuskan untuk segera pulang dan beristirahat. Sesampainya di rumah Eira mandi, selesai mandi Eira duduk diam di depan kaca, ketika melihat topi dan hoodie yang dia beli dia pun menangis.
"Kau benar Yara, bahkan aku ingin memberikannya saja aku tidak tahu bagaimana caranya, dia hanya di dalam mimpi saja, dia tidak mungkin bisa memakai pemberianku ini," kata Eira.
Eira pun berencana untuk membawa barang itu tidur bersama dengannya mala mini, dengan harapan agar barang itu bisa ikut masuk ke dalam mimpi dan Eira pun bisa memberikannya. Setelah berpikir lama Eira pun sadar jika semua perkataan Yara memang benar dan tidak salah, hanya saja Eira tidak bisa melepaskan Lord dengan mudah.
"Aku harus apa?" tanya Eira.
Eira pun mulai merasa bingung dengan perasaannya. Dia pun tertidur, di dalam mimpinya dia pun mencari di mana Lord. Eira kecewa karena barang itu tidak ikut datang ke mimpinya.
"Lord, kau di mana?" tanya Eira.
Lord pun datang dengan hoodie dan topi yang akan di berikan padanya.
"Apa ini cocok untukku Ra?" tanya Lord.
"Kau mendapatkan ini dari mana?" tanya Eira.
"Aku melihatnya di sampingmu tadi," jawab Lord.
"Sangat cocok sekali untuk mu," kata Eira.
"Kau membelinya untukku bukan Ra?" tanya Lord.
"Tentu saja," jawab Eira.
"Kenapa kau ada niatan begini, apa kau lihat ini dank e ingat diriku?" tanya Lord.
"Hah! Ah…tentu saja, bagaimana tidak aku membayangkan jika kau memakainya mungkin akan sangat tampan," jawab Eira berbohong.
"Maafkan aku Lord, aku tidak bisa mengatakan yang sebenarnya," kata Eira dalam hati.
"Terimakasih banyak Ra," kata Lord.
"Emm, aku senang jika kau senang," jawab Eira.
"Aku senang sekali, tapi mengapa kau seperti sedang ada beban pikiran Ra?" tanya Lord.
"Tidak ada, aku sedang tidak memikirkan apa-apa Lord," jawab Eira.
"Bagaimana jika sekarang makan es krim saja?" tanya Lord.
"Baiklah aku mau makan es krim, itu akan menyenangkan," jawab Eira.
Lord pun ke dapur dan mengambil es krim untuk Eira.
"Terimakasih Lord," jawab Eira setekah mendapatkan Es krim.
"Kau jangan ragu lagi denganku Ra, kau tahu banyak hal yang aku usahakan untukmu, kita akan berjuang sama-sama ya," kata Lord yang mengerti apa yang di pikirkan Eira.
"Kau tahu?" Tanya Eira.
"Segalanya aku tahu," jawab Lord.