webnovel

Chapter 192 Tiger Cat and Alfa Wolf

"Apa kau baik baik saja... Aku ingin minum di luar... Kau ada waktu?" tatap Sheo Jin.

"Aku tidak bisa minum," Neko membalas. Lalu ia berbalik. "Aku permisi dulu... Lain kali kita bertemu," dia menambah lalu mulai akan berjalan pergi.

Tapi Sheo Jin menahan tangan Neko membuat Neko terdiam menoleh.

"Kesempatan ini hanya satu kali jika kau melihatku minum," tatapnya. Neko terdiam hingga akhirnya dia ikut untuk di bar. 

"(Kenapa aku harus ikut dia, bukankah wanita ini yang membuat ku sangat kesal.... Dia bisa saja merayu pria itu, tapi kenapa aku harus peduli, seharusnya aku senang karena dia sudah memiliki orang lain dan akan membiarkan ku pergi, tapi mengapa sikap wanita ini sungguh sangat membuat ku berpikir ini semua berbeda....)"

"Kau mengerti... Aku sudah mengenal Felix sangat jauh, yang kutahu dia tak hanya memilikimu dulu," kata Sheo Jin yang menatap Neko yang hanya diam duduk di depannya di sebuah bar yang memiliki meja di luar.

"Apa itu begitu penting untukku?" Neko menatap tidak sopan.

"Ahaha... (Sekarang aku mengerti kenapa Felix tertarik padanya.) Biarkan aku bertanya padamu... Kau menyukai Felix?"

". . . Tidak sama sekali," Neko langsung menjawab dengan nada dingin.

"Lalu... Apa Felix pernah mengatakan aku menyukaimu atau lebih dari itu?"

". . . Tidak ada," Neko langsung membalas padahal dia mengatakan hal tidak benar. 

"Apa dia hanya bilang akan menolong mu saja atau bagaimana?" tatap Sheo Jin. 

"Entahlah, aku sudah lupa itu," Neko membalas sambil membuang wajahnya. 

"Hei... Kau cukup membosankan rupanya, hanya seseorang yang sempurna yang bisa memahami mu, dan kupikir sih itu Felix."

". . .Kenapa kau berpikir begitu?" Neko menatap kesal.

". . . Karena dia tidak membunuhmu dari sekarang, jika kau tidak menyimpan apapun atau bahasa gadis biasa, dia pasti akan langsung membunuh.... Tapi kali ini dia membiarkan mu hidup bahkan menginginkan mu untuk ikut dengan nya, pasti ada maksud," kata Sheo Jin seketika Neko terdiam.

"(Apa yang dia maksudkan? Apa itu soal kata, dia membutuhkan ku?)"

"Benar kan, cobalah berpikir, apa selama ini kau memiliki seseorang yang selau ingin balas dendam denganmu, sementara dia bukankah hanya mencoba mendekatimu... Selama ini banyak perempuan yang tertarik padanya tapi tidak tertarik dengan usahanya, sikapnya yang sangat sibuk membuat semua perempuan lari darinya... Sekarang kau mengerti kenapa dia menahan mu hingga sekarang bukan?"

"(. . . Dia... Mencoba membuatku menyukainya,)" Neko terdiam kaku. Melihat eskpresi Neko, Sheo Jin menjadi tersenyum kecil.

"(Ekspresi gadis ini berubahnya bagus juga, sangat imut sekali, aku juga tidak menyangka bisa bertemu dengan nya.) Hei.... Aku ingin tanya satu hal padamu, apa Felix pernah minta bayi padamu?" tatap Sheo Jin. 

Seketika Neko terkejut bermata besar. "Kenapa kau... Bertanya begitu?" 

"Haha sudah terlihat sekali bahwa dia tidak pernah meminta, karena dia hanya meminta bayi pada orang yang ia sukai, buktinya sampai sekarang banyak wanita yang tidak ia mintai bayi."

"(Apa..... Kupikir banyak wanita yang telah ia mintai bayi... Rupanya hanya aku!?) Tapi... Dia memang memintanya," kata Neko seketika Sheo Jin menyembur kan minuman nya dengan rasa terkejut tinggi. "Apah!!!"

"Kau tidak bercanda kan? Felix tertarik padamu? (Tapi ini memang tidak aneh sih, tertarik pada gadis ini juga semuanya bakal tertarik tapi Felix tidak pernah tertarik pada siapapun, sepertinya ada sesuatu dengan mereka berdua,)" Sheo Jin menatap tidak percaya dengan hal itu. 

Tapi Neko hanya terdiam sebentar dengan wajah datar nan polosnya.

"Maaf, maafkan aku soal yang tadi..." Sheo Jin menatap menyesal.

Neko terdiam, dia menatap alkohol Sheo Jin. "Aku mungkin berubah pikiran, aku juga ingin satu," kata Neko.

"Oh tentu, tentu... Pelayan!! Ambilkan satu gelas lagi, dan juga botolnya!!" Sheo Jin langsung memesan membuat Neko terdiam kaku.

Setelah itu dia memegang gelas alkohol dan meminum nya perlahan. "(Rasanya berbeda, aku sudah lama tidak merasakan rasa ini....)" ia terdiam.

"Hei, hati hati ya... Kau bisa mabuk nanti, apa Felix tidak masalah jika kau mabuk? Aku takut dia akan memarahi ku juga...."

"Memang nya dia peduli apa?!" Neko langsung mengatakan itu seketika meminum semuanya dengan cepat membuat Sheo Jin terkejut tak percaya.

"(Sepertinya jika soal alkohol, gadis ini juga kuat....) Ehem, Ngomong ngomong apakah kamu tahu kenapa dia mengejar mu seperti ini?" tatap Sheo Jin. 

"Entahlah... Sebenarnya aku tidak tahu maksudnya."

"Haha... Kau susah membaca sifatnya yah, Felix melakukan ini karena dia juga suka padamu, saat pertama kali kau belum mengenalnya dan masih menjadi bawahan organisasi gelap dia selalu mengetahui tentang informasi yang kau punya," kata Sheo Jin. Tapi Neko menjadi terkejut. 

"Kau... Tahu aku dari sana?"

"Tentu... Dunia kriminal sudah mengenalmu sejak lama termasuk Felix dan aku. Kita mengetahui tentang organisasi gelap dari Direktur Ha Cuen, dia bawahan kami... Dan oh... Sekarang organisasi itu hilang bukan, karena Tuan Viktor. 

Asal tahu saja ini semua kesalahan atau bukan memang lah tidak menjadi kepedulianmu, karena kau sekarang sudah tidak mampu dengan tak adanya kakakku." 

"Kakak... Mu?" Neko menjadi bingung. 

"Kau menjadi bawahan kakaku di organisasi gelap. apa kau lupa... Siapa kau memanggilnya yang pasti namanya Hishe Jin," kata Sheo Jin. 

Seketika Neko kembali terkejut mengingat ketua sindikat. "Chairwoman adalah... Kakak mu?!"

"Ya... Bukankah wajah kita mirip, masa kamu tidak bisa menyamakan nya... Hanya saja dia memotong pendek rambutnya dan selalu memakai pakaian formal jas itu... Tatapanya sangat berbeda denganku kan, dia juga lebih dingin dan tegas, bagaimana dengan itu? Kau mengingat nya kan, kita mirip kan?"

"Entahlah... Mengingat itu membuatku sama seperti mengingat masa lalu yang tak berguna. (Kenapa aku tidak menyadarinya dari tadi, dia benar benar mirip dengan Chairwoman, tapi mungkin sifatnya lebih beda.)"

"Kau pernah ikut denganya kan kalau begitu kau juga pernah mengejarnya... Maksudku... Seperti Felix padamu, aku yakin kakak ku juga sama. 

Rasanya agak aneh karena selera kalian berdua sama.... Sama sama menyukai wanita... Tapi sungguh, aku ingin bertanya apa kau pernah melihatnya tersenyum sangat tulus pada siapapun?" tatap Sheo Jin.

 lalu Neko terdiam berpikir, ia memikirkan dan menghayal bagaimana wajah ketua sindikat jika tersenyum. 

lalu dia menghela napas panjang. "Maafkan aku," dia menundukan wajah. 

"Kenapa kau meminta maaf?" Sheo Jin menatap bingung.

"Aku tahu dia berharga bagimu... Tapi aku sebagai bawahan nya tak berdaya menyelamatkan nya dari Beum... Semuanya sangat aneh... Dari awal aku hanya menganggap dia sebagai orang yang suka menyuruhku... Sehingga aku tidak suka padanya dan sekarang... Aku sama sekali tidak bebas karena seseorang menggantikannya," kata Neko. Lalu Sheo Jin tersenyum. 

"Yah... Ini semua juga telah berlalu, kau bisa mampir di makam nya, aku bisa mengantarmu jika perlu."

"Benarkah begitu?" Neko terdiam. Tapi ia tiba tiba terkejut karena pandangan nya kabur. "(Oh, aku sepertinya akan mabuk....)" ia menggeleng.

"Hei, kenapa, kau baik baik saja bukan?" Sheo Jin menatap khawatir.

Tapi mendadak, Neko mengambil satu botol alkohol di depan nya dan langsung meminum nya membuat Sheo Jin terkejut tidak karuan.

"Akhh!! Tunggu, kau tak bisa meminum sebanyak itu!? Jika Felix tahu, dia akan-

Tiba tiba ada susulan suara. "Kenapa kau ada di luar?!" teriak seseorang yang mendekat. Mereka berdua menoleh dan rupanya itu Felix.

Dia berjalan dengan wajah yang sungguh sangat datar sekaligus kesal menatap mereka ada di luar malam.

"Halo Felix... Lihat... Dia ada disini," sapa Sheo Jin, meskipun dia agak berkeringat dan ketakutan ketika Felix menggunakan nada itu. Felix menatap serius dan seketika menarik tangan Neko yang terkejut.

"Apa kau baru saja minum bersamanya?" ia menatap serius pada Neko yang terdiam tak tahu apa apa. Bahkan dari wajahnya, Neko sudah terlihat akan mabuk.

". . . Hei Felix... Tenanglah dulu, dia sudah bilang dia tak ingin minum," kata Sheo Jin.

Lalu Felix terdiam menatap Neko yang masih terdiam tak percaya.

". . . Pulanglah sekarang, kau seharusnya menungguku saja," kata Felix yang menggendong Neko di dada.

"Waw pemandangan indah, menggendong perempuan dengan mudah sekali yah.... Ingat ya... Dia berbeda dari semua pria," teriak Sheo Jin.

"Tutuplah mulutmu wanita!" Felix menyela dengan kesal. Seketika Sheo Jin berkeringat. "Ahahaa.... Itu terlihat seperti mu.... Hehe..."

Neko terdiam menatap wajah Felix. 

"Ada apa.... Kau kerasukan perkataanya?" tatap Felix dengan serius. 

"(Ini sangat menyedihkan,)" Neko menjadi menundukan wajah membuat Felix terdiam.

"Kau punya keluhan, katakan saja padaku... Kau pasti mabuk karena dia mengajak mu, sialan sekali," Felix berhenti berjalan dan fokus pada Neko. 

"Aku tidak tahu kau dulu suka menggali informasiku saat masih di Jepang," kata Neko. Lalu Felix terdiam dan melihat ke arah lain. 

"Haa.... Aku melakukan itu karena aku harus membalas dendam padamu."

"Balas dendam apa... Apa aku punya sesuatu padamu sebelum aku membakar lahanmu itu?"

"Tidak ada... Tapi aku yakin jika kau sudah tahu nanti... Kau juga akan tahu kenapa aku selalu mencari informasi soal kau," kata Felix.

Hal itu membuat Neko terdiam berpikir. 

"Sebaiknya kau tidak merubah keputusan mu untuk ikut dengan ku nanti, kita akan jadi pergi," kata Felix. 

"Apa.... Jadi pergi, tapi aku benar benar masih tidak tahu apa yang harus aku lakukan nantinya, mereka akan melirik ku karena menjadi pendamping mu di acara itu, lagipula aku juga tidak pernah datang ke acara seperti itu di manapun," tatap Neko dengan sedikit panik dan khawatir. 

"Tak apa, cukup pegang tangan ku maka kau tidak akan ragu lagi," tatap Felix seketika Neko terdiam. Namun tiba tiba kepala nya pusing, seketika dia memegang kerah Felix dengan kencang menbuat Felix terdiam.

"Hick... Sialan... Aku mabuk.... Dunia berputar..." Neko memutar matanya dengan pusing.

Felix terdiam, lalu dia tersenyum kecil. "Kau benar benar membuat ku marah..."