Setelah mereka membawa Yohan pergi, hujan muncul dengan deras.
Neko menatap hujan dari balik jendela dan berbalik badan, berjalan pergi dari ruangan itu.
Di saat hujan tiba, Neko menatap hujan, dia berada di bawah hujan yang begitu deras membasahi rambut dan tubuhnya.
Sambil berpikir sesuatu. "(Kenapa masalah ini malah makin menjadi-jadi... Aku benar-benar tidak bisa menganggap orang yang bernama Park Choisung itu orang yang asing, pikiranku tiba-tiba mengatakan bahwa dia adalah sebuah masa lalu bagiku... Aku tak bisa mengatakannya, mataku perih dan ingin sekali mengeluarkan air, jantungku berdebar pelan lalu cepat, kulit dalam tubuhku benar-benar membeku ketika aku mengingatnya, aku mencoba mengingat siapa orang ini, tapi sepertinya memang tidak bisa, entah aku pernah melihatnya atau malah tidak sama sekali,)" ia terdiam, menengadahkan kepalanya dengan menutup mata.
"(Aku benar-benar harus mengingat kembali soal masa laluku sendiri, bagaimanapun juga ini semua pasti tidak lalai dari bagaimana caraku melakukan semua ini melalui masa lalu dan yang lainnya hingga aku kembali teringat pada Park Choisung, aku memang mengingatnya, sepertinya dia memang yang membuat masa laluku sangat buruk sekarang.)"
Sementara itu, Yohan terikat di kursi sambil memberontak. "Lepaskan aku! Aku harus menyelamatkan Nuna! Kalian yang tidak mengerti hanya menuruti sesuatu yang bahkan tak pasti, dengarkan aku!! Aku lah yang harus di percayakan," ia menatap pada Jun dan Hyun yang hanya melemparkan tatapan datar mereka.
Hingga Hyun menarik kerah Yohan. "Dengar ini, kau sudah banyak berkhianat, kami sudah bilang jangan beritahu bos dulu, sekarang kau membuatnya tambah pikiran! Memang nya siapa yang mau percaya pada orang yang sudah melakukan kesalahan yang fatal, yakni Berkhianat!!"
"Aku melakukan itu agar dia waspada... Tak hanya itu, aku ingin memberitahunya soal Viktor yang akan menyerangnya, Viktor akan mengambilnya!!"
"Jangan mencoba membohongi kami!"
"Aku berkata yang sebenarnya!!" Yohan berteriak. Tapi Hyun dan Jun sama sekali tidak percaya.
Di sisi lain, Neko masih ada di tempatnya. Tapi tiba-tiba ia terdekap seseorang, membuatnya terkejut. Orang itu memberikan obat bius padanya, dan dia memberontak terus menerus hingga akhirnya, obat itu membuatnya tertidur.
Sementara itu, para penjaganya masih saja berbicara pada Yohan di sebuah ruangan yang gelap. "Kekuasaanmu hanya sedikit, kau tak berhak membunuh orang, bukannya kau sendiri bilang hanya menunggu perintah, kenapa kau malah maju sendiri?" kata Hyun yang duduk di salah satu sofa sambil menyalakan rokok. Di belakangnya ada Jun berdiri.
Lalu tak disangka, Kim masuk ruangan itu. "Apa yang terjadi?" Kim menatap.
"Dari mana saja kau, kau melewatkan banyak hal," Hyun menatap.
"Aku baru saja mendapatkan informasi bahwa Tuan Viktor sedang menggelar sebuah pernikahan di gedungnya."
"Pernikahan?" Hyun dan Jun terdiam bingung. "Aku pun juga bingung," tambah Kim.
Tapi hanya Yohan yang tahu. "(Tuan Park memberitahuku bahwa Tuan Viktor akan menikahi Nuna... Dia bilang padaku sendiri karena dari awal, Tuan Viktor datang untuk membuat Nuna lemah dan tunduk padanya sehingga dia bisa melakukan apapun yang dia mau.)"
"Dia dari organisasi itu," kata Kim yang menunjuk Yohan yang terikat di kursi di depan Hyun. Hal itu membuat Yohan tersadar dari pikirannya.
"Percayalah padaku, aku memang dari sana tapi aku juga memihak pada Nona Neko," Yohan menatap serius tanpa ada rasa takut, sifatnya yang terlihat panik di depan Neko kini menjadi dingin di depan mereka.
"Haiz... Jika kau memang dari sana, seharusnya kau juga akan mengikuti sana, bukan... Apa kau mengerti rahasia organisasi Viktor dan kenapa Luna disebut Luna?" Hyun menatap.
"Viktor adalah organisasi sindikat kejahatan yang secara rahasia menyebar luas di antara mafia maupun yakuza, mereka mengambil keuntungan bukan hanya karena bekerja sama saja, namun juga memeras semua orang yang rendah. Bertingkah semau mereka demi mendapatkan uang. Di malam hari mereka melakukan pemerasan dan di siang hari mereka melakukan kerja sama dengan pihak kekuasaan seperti halnya berbisnis.
Viktor memiliki dua kerja, yang memimpin malam hari adalah Viktor, sementara yang siang hari adalah orang lain, dia bernama Matthew.
Nama asli Luna adalah Amai Akai dan dipanggil Neko bagi mereka yang mengenalnya."
"Kau berpura-pura menjadi seperti ini, kau sudah jelas adalah mata-mata," Jun menyela dan mengeluarkan pistol.
"Lalu biar kutanya, kenapa kalian membantunya? Biarkan saja dia diambil Viktor, kalian juga akan dapat hadiahnya. Jika Viktor mendapatkan Luna, semua hartanya akan bertambah dan dia bisa melepaskan uang dari langit begitu saja," Yohan membalas, sepertinya dia telah mengkhianati Neko dan mencoba mengajak mereka untuk ikut dengannya. Lalu Jun dan Hyun terdiam.
"Biar aku beritahu sekali lagi. Aku ditugaskan oleh bukan orang dari organisasi Viktor!! Aku diutus sendiri oleh Tuan Park Choi, aku yakin kalian tahu itu," tambah Yohan. Seketika Jun dan Hyun menjadi terkejut.
"A... Apa maksudmu?"
"Aku ditugaskan karena aku yang terkuat di sini, jangan salahkan aku jika aku terlalu dekat padanya, aku dekat karena ini pilihan ku untuk melindungi dan membawa Luna pada atasan ku sendiri," kata Yohan.
"Lalu, kau benar-benar tahu sesuatu soal Tuan Park Choi dan alasan menginginkan Nona Neko?" Kim menatap.
"...Dia hanya bilang soal masa lalu dan sekarang, mungkin Tuan Beum sedang menyusun rencana-nya," kata Yohan.
Sementara itu, Neko terbangun di tempat tidur, ia bangun duduk melihat bahwa di sekelilingnya hanya kamar biasa yang manis, namun tiba-tiba pintu terbuka dan rupanya itu Matthew, dia mendekat berdiri di sampingnya. "Maafkan aku," kata Matthew tiba-tiba ia menundukkan badannya, membuat Neko sedikit terkejut dalam hatinya.
"Maafkan aku," Matthew menambah. Dan seketika itu juga, Neko terkejut penuh tidak percaya apa yang dikatakan Matthew. Lalu ia mengangkat tangan Neko.
"Selama ini aku benar-benar membuatmu khawatir, Neko, namun kau tak perlu memikirkan ku lagi. Kau akan menikah dengan kakakku."
"... Apa? Apa maksudmu?" Neko kembali terkejut.
"Bersiaplah, dua jam lagi pernikahan kalian dan dia memintaku untuk mengurusmu," kata Matthew sambil mendekatkan wajahnya. Tapi tiba-tiba Matthew memegang pinggangnya dan langsung membawanya, meletakkan Neko di bahunya.
"Lepaskan aku, aku tidak menginginkan ini; biarkan aku pergi," Neko memberontak di bahu Matthew yang membawanya.
"Jika kau menolak sekarang, semuanya akan berakhir dengan kekecewaan," kata Matthew.
"Aku tidak menginginkan ini, biarkan aku pergi!!!" Neko masih memberontak, namun ia terdiam ketika Matthew berhenti berjalan dan menurunkan Neko. Neko melihat di depannya yang rupanya ada Beum tersenyum arogan di depannya.
"Bersiaplah manisku, kau akan menjadi cantik dengan gaun yang kubeli," kata Beum, namun Neko mundur perlahan dengan gemetar hingga menabrak Matthew, membuatnya terkejut, ia terjepit antara dua lelaki itu.
"Apa yang kau inginkan dariku?!!"
"Haha, ini pertama kalinya aku melihatmu gemetar seperti perempuan kucing, biasanya tatapanmu seperti harimau yang hendak menerkam, namun sekarang sudah tak ada lagi yang namanya begituan. Nama gadis bos telah tercoreng dari pengetahuan orang-orang. Semua sudah melupakanmu dua tahun lalu karena menganggapmu sudah tiada bersama ketua sindikat dulu, namun tidak apa-apa... Hari ini semua akan melihat kau menjadi istriku," kata Beum. Seketika Neko terkaku, ia bahkan langsung meneteskan air mata di sana.
"Tidak, jangan memojokku; aku sudah lelah dengan semuanya. Biarkan aku pergi...." ia berteriak dengan air mata yang mengalir deras. Tentu saja dua lelaki itu menunjukkan ekspresi terkejut karena mereka baru pertama kali melihatnya menangis.
"Haha... Imut juga jika menangis, memohonglah padaku dengan cara seperti itu dan coba saja membuatku luluh dengan trik tak berguna-mu, ingat tuan besar yang kau anggap ayahmu itu akan datang melihatmu... Tersenyumlah senang saat menggandengku nanti," Beum menatap lalu berjalan pergi. Matthew juga mengikutinya pergi, mereka berdua meninggalkan Neko di sana. Neko yang masih terdiam kini terjatuh berlutut. "(Semuanya... Telah berakhir.)"
Sebelumnya saat interogasi Yohan. Kim menatap ke komputernya, dia melihat dan sudah tahu identitas Yohan sebenarnya. "(Ini.... Tidak mungkin.... Dia... Memang tidak berbohong, dia adalah suruhan asli dari Park Choisung.... Bekerja sama bersama Direktur Han saat itu.... Dia lebih berbahaya dari golongan lain. Saat itu kupikir dia hanyalah lelaki yang lemah tak bisa apa-apa dan minta untuk diajari, tapi semakin aku mengenalnya dalam dunia artikel, dia adalah penembak jitu hingga berhenti dari pekerjaannya karena sudah tidak membutuhkan uang. Dia menjadi pengangguran di distrik barat hingga pada akhirnya, kami bertemu ketika dia mengatakan bahwa dia akan direkrut kembali.... Tunggu, aku penasaran, bagaimana caranya perekrutan itu?)" Kim terkejut panik dan segera berjalan cepat ke ruangan tempat Hyun dan Jun berada. Di sana masih sama.
Lalu ia berjalan mendekat ke Yohan. "Yohan, kau masih ingat ketika kita pertama kali bertemu?"
"... Mungkin, ada apa?"
"Aku hanya ingin bertanya mengenai hal itu...."
"... Ajukan saja, itu akan membuatmu percaya padaku," Yohan menatap dengan senyum ramah.
Kim terdiam dan menghela napas panjang. "Kau saat itu ikut pada Direktur Han tapi kenapa Tuan Park bisa tahu soal kau?" Kim menatap.
"... Um.... Saat itu, ada kunjungan Tuan Park Choisung bersama satu pengawal wanitanya yang bernama Acheline. Tuan Park Choisung tahu aku pada saat itu juga...." kata Yohan.
Seketika Kim ingat pada wanita yang ia temui yang bernama Acheline, tapi ia tidak mengetahui namanya sampai sekarang. Ia sekarang tahu lalu kembali berbalik. "Aku akan kembali sebentar lagi," tambahnya lalu pergi, tapi, Yohan tampak tersenyum kecil sendiri, membuat Hyun dan Jun menatap bingung.
Tak lama kemudian, Kim kembali lagi, tapi saat ia membuka pintu, ia kembali terkaku karena melihat Hyun dan Jun sudah terikat dengan luka. Mereka menggeleng dengan panik menandakan melarang Kim tidak datang.
"Apa yang terjadi?" dia mendekat.
"Jangan mendekat bodoh...." teriak Hyun tiba-tiba, kepala Kim terpukul dari belakang membuatnya tak sadarkan diri. Kepala belakangnya yang terpukul dan yang melakukannya adalah Yohan sendiri.