Neko pergi ke gedung organisasinya. Dia membuka pintu ruangan kantor pribadi milik ketua wanita itu, tepatnya ketua sindikat itu.
Ia menoleh dari berdirinya membelakangi Neko. Dia tadi menatap jendela dan melirik melihat Neko.
"Kau terlihat penuh beban," kata Neko sambil berjalan ke dalam.
"Haa... Bagaimana bisa aku terlihat seperti ini? Ini juga karena masalahmu. Kau melakukan pekerjaanmu tidak sempurna... Itu berpengaruh pada organisasi ini dan terpaksa aku harus mengurusnya dua kali," ketua wanita memegang keningnya dengan banyak pikiran.
"(Lagi-lagi, menyalahkan ku lagi... Apakah hanya ada sebuah kesalahan yang ada dalam pekerjaanku? Tentu saja, pekerjaanku juga termasuk ke dalam kesalahan yang jahat.) Kau harus sedikit menghibur dirimu, mungkin dilayani banyak wanita."
"Kau pikir aku seperti mu? Hanya menggigit leher semua wanita yang kau anggap pemuas darah?" Dia melirik Neko dengan tatapan kesal.
"Kau harus menerimanya... Chairwoman."
"Tidak bisa, aku tidak akan menerimanya," kata ketua dengan tegas.
"Baiklah, bagaimana dengan peliharaan? Kau suka hewan," Neko menatap sambil berdiri di belakangnya.
"Tidak, aku tidak suka," ketua membalas dengan cuek.
"(Wanita ini...) Serigala sangat lucu, kalau tidak macan saja."
"Sejak kapan kau pikir hewan-hewan seperti itu lucu?"
"(Kenapa kita jadi membahas hewan?)" Neko terdiam bingung.
"Kalau begitu carikan aku anjing yang galak," kata ketua.
Lalu ia berjalan pergi meninggalkannya. Neko terdiam ditinggal di kantor ketua wanita itu.
"(Dia penuh banyak pikiran dan dia menyalahkan ku, dia juga berpikir hewan buas itu tidak lucu lalu kenapa malah memilih anjing galak... Apakah itu memang pemikiran kosongnya atau apa?)" ia terdiam, lalu berjalan keluar juga, ia berniat akan ke mobilnya untuk pergi dari gedung organisasi itu.
"(Anjing katanya...)" Neko masih berpikir sambil berjalan menuju mobil yang telah dibuka oleh Jun.
Tiba-tiba ada orang berteriak. "Awas..."
Neko menoleh karena teriakan tadi dan seketika ia digigit oleh seekor anjing ganas di bahu kirinya. "Ugh..."
"Boss!" Jun terkejut, dia datang kebetulan dan mencoba melepas anjing itu. Tapi semakin diancam untuk melepas, anjing itu malah semakin menggigit membuat bahu Neko berdarah.
Wajah Neko benar-benar tak tertahankan.
"HeI, kau anjing! Lepaskan boss," Hyun akan memukul menggunakan tongkat.
"Tunggu..." kata Neko seketika Hyun menghentikan dirinya. "(Dia akan menggigit ku lebih dalam... Jika dia memukul.)"
"Grr..." anjing itu menatap Neko dengan garang.
Jun dan Hyun yang melihat darah Neko mengalir terus-menerus menjadi khawatir. "Boss, ini hanya satu-satunya cara!" Hingga Hyun akhirnya memukul anjing itu hingga dia menekan gigitan itu.
"Ack!" Neko terkejut, gigitannya benar-benar dalam tapi anjing itu melepaskan gigitannya.
"Apa yang..." Neko terkejut, Jun segera menahan bahu Neko dengan tangannya.
"Apa yang kau lakukan!!" Neko menatap kesal Hyun karena telah memukul anjing itu tanpa izin darinya.
"Boss, Anda sudah terluka parah," kata Hyun.
"Gr... Woof woof..." anjing itu masih bisa berdiri dan menggonggong pada mereka.
"Ikat dia, bawa pulang," kata Neko seketika Hyun dan Jun terkejut.
---
"Woof, woof... Grrr..." anjing itu terus menggonggong di halaman rumah. Lalu Neko datang menatapnya dengan dingin.
Dia menggunakan kemeja yang menutupi punggungnya saja karena lengannya terperban, dia terlihat hanya memakai bra yang menutupi dadanya saja.
"Anjing jenis apa dia?"
"Anjing jenis Belgian Malinois yang digunakan kepolisian, mungkin anjing ini terlepas dari kepolisian. Kita harus segera mengembalikannya, Boss," kata Jun.
"Sepertinya kau salah," Neko menyela membuat Jun bingung.
"(Aku masih ingat bagaimana orang itu berteriak padaku,)" Neko mengingat kembali, saat ia menoleh dari terkaman anjing itu, ada wanita yang sengaja melepas anjingnya dari sebuah kurungan besi, dan wanita itu adalah Suzune dengan dibantu banyak penjaga.
"(Wanita itu benar-benar ingin membunuhku,)" ia berjalan pergi.
"Bos, bagaimana dengan anjingnya?"
"Biarkan saja."
"Bi-biarkan?" Jun terkaku. Neko benar-benar membiarkan anjing itu menggonggong terus di halaman rumahnya.
---
"Kau beruntung, Neko, ini hanya luka gigitan," kata Kikiyo yang membalut lukanya. Setelah melihat anjing tadi, Neko memutuskan ke klinik Kikiyo.
"Huh, gigitan saja katamu?"
"Ya, ini lebih baik dari pada rabies. Anjing itu tak memiliki penyakit apapun, sehat dan tidak memiliki penyakit. Aku tidak tahu anjing dari mana itu, hanya orang yang tidak sayang uang yang membelinya."
"..." Neko masih belum paham dan terdiam.
Lalu ia melihat anjing Kikiyo yang duduk manis di tempat agak jauh dari mereka. Ingat anjing yang waktu itu pernah menjilat tangan Neko ketika Neko terlihat pertama kali bangun di klinik Kikiyo.
Sepertinya dia memang menemani Kikiyo di klinik itu, sebagai teman yang menemani pekerjaan di klinik.
Pekerjaan Kikiyo tentu saja mengobati orang-orang dari sindikat, bukan umum, jadi dia sudah terhubung dalam sindikat organisasi karena itulah dia tampak menggunakan nada berani pada Neko karena mereka menjalin hubungan yang baik dalam keuangan.
Anjing manis itu nampak memasang wajah penurut dengan tatapan memelas ke Neko yang terdiam dingin.
"(Haruskah aku tertarik untuk memberikannya?)" Neko memikirkan anjing garang tadi, ia juga ingat perkataan ketua soal dia ingin anjing galak. Kebetulan sekali Neko bertemu anjing itu.
"Kau harus membawanya ke dokter hewan," Kikiyo menatap sambil menulis obat di mejanya.
"(Akan kuminta mereka,)" Neko mengeluarkan ponsel dan menghubungi Jun. Sambil menunggu Jun mengangkat telepon, ia berjalan ke anjing itu dan menatapnya dengan datar. Tapi tatapan anjing itu malah berkebalikan. Dia menatap manis ke Neko.
"Bos, apa ada sesuatu?" Jun telah mengangkat ponselnya.
"Kalian, bawa anjing itu ke dokter hewan."
"Tapi boss, anjing itu terlalu galak dan gampang menggigit," balas Jun.
"Huh? Apa maksudnya, kenapa kalian payah, huh? LAKUKAN SAJA PERINTAHKU!" Neko berteriak lalu menutup telepon.
Setelah itu entah kenapa, dia membawa anjing itu dan berjalan akan pergi. Kikiyo yang terkejut jelas mengejarnya. "Hei, apa yang kau lakukan?" Dia terkejut apalagi Neko membawanya dengan satu tangan meremas kulit anjing bagian leher belakangnya itu.
"Aku hanya akan memberikan anjing ini pada Chairwoman."
"HeI... Tunggu, dia tak akan suka dengan anjing manis, bukankah anjingmu itu terlihat bagus untuk diberikan padanya?" kata Kikiyo.
Lalu Neko terdiam berpikir. "Dia hanya aku bawa pulang."
"Kenapa kau membawa pulang anjing itu?" Kikiyo menatap.
"Hmp... Ada dua hal yang membuatku membawanya. (Pertama aku mungkin benar akan memberikannya pada Chairwoman atau kedua aku akan memasukkan ini ke dalam kamar wanita itu... Dia akan merasakan akibatnya,)" Neko berbicara dalam hati dengan nada berubah dendam. Bahkan Kikiyo juga terkejut merasakan auranya.
Selanjutnya terlihat Neko menunggu sesuatu di pinggir jalan. "Cih... Kenapa mereka tidak menjemputku, apakah mereka belum selesai memeriksa anjing itu," ia kesal sendiri. Lalu melihat ada sebuah bus berhenti, jadi ia naik saja.
Di dalam bus benar-benar aneh. Semua orang menatap ke arah Neko yang duduk di salah satu bangku. Bangku bus itu juga tidak ramai, bahkan sang supir dari tadi terus menatap Neko dari kaca tengah.
"(Sialan, apa aku memang benar-benar terlalu mencolok di sini?)"
Neko berhenti di tempat dokter hewan. Ia bahkan masuk ke sana dan melihat Jun dan Hyun yang kewalahan menjaga anjing itu agar tetap tenang dan tidak membuat kegaduhan.
Mereka kebetulan menoleh pada seseorang yang datang dan kemudian terkejut melihat bahwa Neko yang datang menghampiri. "Bo, bos, kapan Anda kemari?" Mereka terkejut.
Saat anjing itu menoleh, dia langsung berlari menerkam Neko yang berdiri biasa saja. Jun dan Hyun menarik tali leher anjing itu dengan kuat untuk menahannya.
"Kenapa kalian lama?" Neko menatap dingin.
Tiba-tiba ada suara gaduh
di dalam ruangan pemeriksaan. Bahkan suaranya sangat keras.
"Bo, bos... Sepertinya yang di dalam terlalu lama," kata Hyun. Tanpa basa-basi Neko berjalan masuk ke ruangan itu dan melihat seekor kucing yang mengamuk di atas meja pemeriksaan. Semua dokter menjauh takut karenanya.
"Gr... Ng..." kucing itu menjadi sangat garang. Neko berjalan mendekat tapi seorang pria menahan tangannya.
"Jangan, kau akan terluka," kata dia. Salah satu dokter membawa alat pelindung mencoba mengambilnya tapi tak lama kucing itu menyerangnya hingga dia harus berlari menyelamatkan diri.
"Dia terlalu ganas, cepat panggil petugas hewan," kata salah satu dokter. Tapi Neko mendekat ke kucing itu yang ada di meja. Awalnya kucing itu menatap waspada padanya. Seketika kucing itu mengangkat tangannya dan mencakarnya. Semuanya terkejut tapi mereka melihat bahwa kucing itu menghentikan cakarannya di depan tangan Neko yang diulur padanya.
"Mng..." Dia menurunkan cakarnya dan mengendus tangan Neko. Semuanya terdiam menyaksikan termasuk yang di luar.
"Miaw... Wrll..." kucing itu mendadak menjadi tenang dan menjilati tangan Neko.
"Apa..." Semuanya terkejut.
"Dia menderita stres. Penyebab stresnya adalah selalu dibawa ke ruangan ini, ruangan paling menakutkan untuknya. Kucing harus diusahakan melupakan ruangan ini dengan menunggunya lupa bertahun-tahun bukan berminggu-minggu selalu dibawa kemari," kata Neko.
"Aku tidak percaya ini, kau telah menaklukkannya," kata semua orang. Lalu Neko berjalan pergi.
"Miaw... Miaw," kucing itu melompat turun dari meja mengejarnya, tapi pria yang menahan tangan Neko waktu awal tadi menangkap kucingnya.
"Miaw... Miaw... Miaw," kucing itu berteriak seperti memanggil Neko yang berjalan menatap kedua pengawalnya.
"Pulang sekarang," kata Neko.
"Tapi bos, bagaimana dengan ini?" dua pengawalnya menunjuk anjingnya yang dari tadi akan menggigit Neko.
Neko menoleh padanya dan menatap dengan mata merahnya membuat anjing itu terkaku.
Hyun dan Jun terdiam melihatnya lalu mencoba menyentuh anjing itu. Saat disentuh anjing itu mendadak jatuh ke bawah, mereka berdua benar-benar terkejut. Dia seperti berlutut dan kecewa, seperti seorang anjing yang baru saja dimarahi majikannya padahal Neko hanya melemparkan tatapan tajam.
Tapi sebelum dia benar benar pergi, ada yang menghentikan nya. "Hei tunggu.." seorang pria yang bisa dikatakan pemilik kucing mengamuk tadi membuat Neko menoleh dengan lirikan kecil.
"Terima kasih soal yang tadi, aku benar benar penasaran bagaimana kau melakukan nya?" Tatap pria itu.
"Tidak ada yang kulakukan..." balas Neko membuat nya terdiam hingga Neko berjalan pergi.