webnovel

Bab 1

Namanya adalah Aisyah Indriyani, dia baru saja menyelesaikan pendidikan spesialis kedokteran dengan bidang spesialis kandungan di usia yang masih relatif muda yaitu dua puluh delapan tahun. Belum lama ini dia mendaftarkan diri menjadi relawan di sebuah yayasan yang berfokus pada kesehatan masyarakat di daerah terpencil. Karena menjadi relawan menurutnya adalah tugas yang mulia, tidak meminta bayaran kepada masyarakat.

Dan hari ini dia di telepon oleh ketua yayasan, untuk segera datang ke kantor pusat yayasan, dengan agenda memberitahukan dimana dia akan bertugas menjadi seorang relawan tenaga kesehatan. Aisyah yang sedang berada di klinik sudah memberikan surat pengunduran dirinya beberapa bulan lalu datang kepada pimpinan klinik, ingin mengucapkan salam perpisahan dan juga kepada para staf yang bertugas di sana.

Tok, tok, tok

Dokter Aisyah mengetuk pintu kantor pimpinan klinik

"assalamu'alaikum buk?" ucap dokter Aisyah

"Waalaikumsalam salam, silahkan masuk" jawab pimpinan klinik

Dokter Aisyah pun langsung masuk menemui pimpinannya dan duduk di kursi yang sudah disediakan.

"Jadi gimana buk, surat pengunduran diri saya apakah sudah di acc?" tanya dokter Aisyah kepada ibu neli pimpinan klinik.

Bu Neli pimpinan klinik langsung menyerahkan surat bahwa dokter Aisyah sudah tidak menjadi dokter kandungan lagi di kliniknya.

"Ini silah kan di baca dulu" ucap nya

"Terima kasih buk, nanti akan saya baca di dalam perjalanan saja, oh ya buk Terima kasih sudah menjadi guru dan partner kerja yang baik untuk saya selama bekerja di sini, karena saya banyak belajar dari ibu tentang apa pun masalah dunia kesehatan." Ucap dokter Aisyah.

"Iya sama-sama syah, semoga kamu betah di tempat yang baru, yang menjadi pilihan hidup kamu"

"Iya buk mudah-mudahan saya betah kerja di sana, karena ini memang panggilan hati saya, saya permisi dulu ya buk, mau pamitan sama staf-staf yang lain dulu, soalnya nanti siang saya harus pergi ke yayasan relawan" ucap dokter Aisyah sambil menyalami pimpinannya.

"Ya silahkan, semoga kamu sukses untuk pekerjaan relawan ini"

"Terima kasih bu" ucap dokter Aisyah.

Lalu dokter Aisyah pun pergi menyalami para staf dan pekerja yang bekerja di klinik.

Setelah selesai bepamitan dengan para staf dan pekerja dia pun langsung menuju ke kantor yayasan, sesampainya di sana dokter Aisyah memarkirkan mobilnya di tempat parkir. Dan langsung menuju kantor ketua yayasan.

Tok, tok, tok "assalamu'alaikum" Ucap dokter Aisyah sambil mengetuk pintu

"Waalaikumsalam, silah kan masuk" ucap ketua yayasan.

Dokter Aisyah langsung masuk kedalam ruangan ketua yayasan dan ternyata di sana sudah ada seorang perempuan yang sepertinya ingin menjadi relawan juga. Dokter Aisyah langsung menyalami ketua yayasan dan perempuan yang duduk di situ juga.

"Apa kabar dokter Aisyah? Gimana hari-harinya? Apakah sudah dapat restu dari orang tua untuk berangkat menjadi relawan?" tanya ketua yayasan

"Alhamdulillah sudah pak" ucap dokter Aisyah

"Oh ya kenalkan ini Adriana, dia adalah perawat yang akan membantu Anda di klinik nantinya"

Lalu dokter Aisyah bersalaman dengan ana dan saling memperkenalkan diri.

"ana ini adalah orang asli sana di tempat dokter nanti akan bertugas" ucap sang ketua lagi

"tapi ngomong-ngomong di mana saya akan bertugas ya pak?" tanya dokter Aisyah lagi

" ini yang mau saya sampaikan dari tadi, dokter Aisyah akan bertugas di Kalimantan Barat tepat nya di daerah perbatasan Indonesia dan Malaysia"

Dokter Aisyah tidak mengira akan pergi sejauh itu, tapi itu adalah pilihan hidupnya, dan dia harus menjalaninya.

"baik Pak, jadi kapan saya akan berangkat ke sana ya pak?" tanya dokter Aisyah lagi

" dua hari lagi, saya akan mempersiapkan segala urusan nya terlebih dahulu dalam dua hari ini" ucap sang ketua yayasan.

"baik Pak, saya juga akan menyiapkan segala keperluan saya untuk di bawa ke sana, kalau boleh tahu apa saja yang harus saya bawa ya pak? Takut nya nanti sesampainya saya di sana barang-barang yang saya perlukan tidak ada."

"dokter Aisyah cukup membawa pakaian dan alat-alat kesehatan yang dokter punya, selebihnya nanti di sana sudah di siapkan oleh kepala desa."

"baik Pak, kalau begitu saya mau permisi dulu?" dokter Aisyah lalu bersalaman lagi dengan ketua yayasan dan langsung pulang ke rumah nya untuk mempersiapkan segala sesuatunya.

Hari yang ditentukan pun sudah tiba, dokter Aisyah yang di antarkan oleh papa, kakak perempuan, Tasya sahabatnya dan Bobi pacarnya. Mereka pun langsung pergi ke bandara untuk mengantarkan dokter Aisyah.

Setelah sampai di bandara dokter Aisyah memeluk papa, dan kakak perempuannya terlebih dahulu, lalu dia memeluk sahabatnya Tasya, dan kemudian dia bersalaman dengan sang kekasih.

Dokter Aisyah merasa sedih meninggalkan keluarga dan pacarnya, tapi dia harus kuat, karena ini adalah pilihannya sendiri.

Setelah melewati perjalanan yang melelahkan akhirnya dokter Aisyah sampai ke tempat tujuan yang dijemput oleh kepala desa tempatnya akan bertugas. Dan ternyata Ana adalah anak sang kepala desa.

Sesampainya di tempat yang dituju ternyata daerahnya tidak seburuk yang ada di pikiran dokter Aisyah, di sana ternyata sudah ada listrik, walaupun bukan listrik dari PLN, dan hanya menyala pada malam hari.

Dokter Aisyah harus membiasakan diri tinggal di sana, karena kalau mandi harus pergi ke sungai atau mandi di sumur yang sudah dibuat oleh warga secara gotong royong. Dan kalau buang air besar harus mengangkat air dulu dari sumur yang di buat oleh warga secara gotong royong, yang tidak begitu jauh dari klinik.

**

Tak terasa sudah dua minggu dokter Aisyah bertugas di daerah terpencil ini. Dan seperti hari-hari sebelumnya, dokter Aisyah bekerja melayani pasien seperti biasa, tiba-tiba ada seorang warga yang datang dengan sepeda motor dan berteriak memanggil dokter Aisyah.

"dokter Aisyah, mana dokter Aisyah" ucapnya sambil ngos-ngosan.

"iya Pak, saya di sini, ada apa ya pak? Kenapa terburu-buru sekali." Tanya dokter Aisyah

"ada orang terluka di dalam hutan bu dokter, dia sepertinya hampir pingsan, sekarang warga juga sedang membawanya ke sini, tapi terlalu lama kalau jalan kaki untuk sampai ke sini, sebaiknya bu dokter ikut saya biar bisa mengobatinya di jalan nanti."

"Baik Pak, ayo kita pergi sekarang, oh ya Ana, kamu persiapkan ruangan dan semua alat-alat yang diperlukan untuk menjahit luka atau apa pun yang nanti akan saya perlukan untuk merawat pasien." Ucap dokter Aisyah kepada Ana sang perawat.

"baik dok, akan saya siapkan semuanya" jawab Ana.

Lalu dokter Aisyah pergi dengan menggunakan motor sang bapak yang menjemputnya, hingga bertemu dengan rombongan bapak-bapak yang masih di dalam hutan menggotong keranda yang di buat dari kain sarung untuk mengangkut orang yang mereka temukan di dalam hutan. Dokter Aisyah langsung turun dari motor dan melihat keadaan pria tersebut, ternyata dia masih sedikit sadar, dan dokter Aisyah langsung mengobati luka di kaki kirinya yang mengeluarkan darah.

"bapak-bapak tolong lebih cepat lagi bawa ke kliniknya ya? Saya harus melakukan perawatan yang lebih intensif di sana" ucap dokter Aisyah

Rombongan bapak-bapak yang menggotong keranda tadi akhirnya sampai di klinik dokter Aisyah.

Kemudian dokter Aisyah dan Ana langsung melakukan perawatan kepada orang tersebut yang terluka tersebut yang sudah pingsan ketika sampai di klinik.

"dokter pasien sudah sadar" ucap Ana memanggil dokter Aisyah.

Dokter Aisyah langsung memeriksa pria tersebut dengan stetoskopnya.

"maaf kalau boleh tahu nama bapak siapa ya? Dan kenapa bisa sampai di hutan sendirian?" tanya dokter Aisyah

"memangnya sekarang saye ada kat mane?" Ucap nya dengan bahasa melayu

"Sekarang bapak sedang berada di Kalimantan Barat" jawab dokter Aisyah lagi

"Saye tak faham lah apa yang awak cakap" ucapnya sambil meringis kesakitan

"Maaf bapak berasal dari mana ya?" tanya dokter Aisyah dengan pelan

"Saye orang malaysia, memangnya saye sekarang ada kat mane?" Tanya lelaki itu lagi

"Sekarang bapak berada di Kalimantan Barat atau lebih tepat nya Indonesia, nama bapak siapa ya?" Tanya dokter Aisyah lagi

"name saya Muhammad Ibrahim, tapi peminat saye panggil saye ibra, jadi panggil ibra je lah." Ucap nya sambil menyombongkan diri

"nama saya Aisyah, saya dokter yang merawat anda, boleh saya lihat kartu Identitas anda?"

"saya tak ingat lah di mane saya letak kartu identity tu?" ucapnya sambil berpikir

"oh ya saye baru ingat, kartu tu ada kat tas yang saya bawa ketika nak pergi buang aer, tapi kartu tu ade kat kawan saye"

"Ya Allah, lalu sekarang bagaimana kamu akan pulang ke negara tanpa kartu Identitas ataupun pasport?"

"tolonglah saye , awak ni kan dokter tolong lah saye supaya bisa nak balik ke negare saye lagi." Ucapnya sambil merengek.

Saya author baru, untuk teman2 pembaca silahkan like dan coment cerita saya ya?

Fitri_Mardacreators' thoughts