webnovel

Orang Yang Mirip

Bab 227

Sampai mas Fadli selesai dikubur aku masih belum percaya. Bagiku dia masih hidup. Yang ada dibawah tanah di depanku ini bukan dia. Mas Fadli masih hidup, aku yakin itu. Tapi suara Mama menyadarkanku kalau semua ini nyata. Masa depanku, kebahagianku telah ikut terkubur. 

"Mari kita pulang Desi, hari mau hujan nak." Lembut suara mama yang ku tau juga sama sedihnya sepertiku.

Aku mengangguk dan segera berdiri, kutatap sekali lagi batu nisan yang telah tertulis nama mas Fadli. Perlahan kami meninggalkan pemakaman itu. Tiba di pintu keluar mas Rasyid telah menungguku dengan motornya. Ternyata Dea telah duduk manis di atas motornya. 

"Ayo Dek, mas antar pulang." Katanya dengan senyum yang memuakkan. 

"Maaf mas, aku mau pulang ke rumah mas Fadli dulu. Ayo Dea ikut mama!" kataku. 

Dea turun dari motor dan berjalan bersamaku. Sekilas kulihat senyum bahagia di sudut bibir mas Rasyid. Masuk ke mobil dan dengan berat hati kami meninggalkan pemakaman saat rintik hujan mulai turun.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com