webnovel

Naskah

Editor: Wave Literature

Keduanya masuk melalui pintu barat. Gu An adalah satu-satunya orang yang ada di ruang keluarga. Dia duduk bersila di sofa dengan dokumen di sekelilingnya.

Melihat Yan Xi, dia melambaikan tangannya kemudian menyapanya.

"Kakak Ipar Keempat, bisakah kamu kemari dan membantuku? Ini masalah yang sangat sangat sangat penting."

Yan Xi menatap Gu Shen lalu memberitahunya, bahwa pelayan akan membantunya kembali ke kamar. Setelah itu, dia duduk di sebelah Gu An.

"Ada apa?"

Gu An mengumpulkan dokumen-dokumen di sekitarnya dengan asal dan tak beraturan, lalu menyerahkan ke Yan Xi.

"Aku ingat kamu mengambil jurusan bahasa Mandarin di universitas, kan? Ini adalah naskah yang diberikan perusahaan padaku, kamu bantu aku untuk memilih ya."

Hanya dengan melihatnya sekilas, Yan Xi sudah tahu bahwa itu semua adalah drama manis dan bodoh. Dia mengernyit kemudian meletakkannya.

"Kamu suka naskah-naskah ini?"

Gu An mengatakan yang sebenarnya, "Aku tidak suka, semua pemeran utama wanitanya terlalu bodoh. Mereka tidak punya otak, yang hanya bisa mengandalkan seorang pria."

Yan Xi berpikir dalam hatinya, nona besar Gu ini sama sepertinya. Sejak bertemu dengan protagonis pria, dia direndahkan seperti abu. Setelah mengetahui protagonis pria memiliki orang yang dicintai, dia masih tetap setia pada protagonis pria. Baru setelah dihancurkan tanpa sisa oleh orang itu, akhirnya dia tersadar kemudian pergi. Akhirnya, protagonis pria mengakui kesalahannya dan merayunya sedikit, kemudian dia langsung kembali bersamanya.

Gu An tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan, dia terus melanjutkan, "Aku ingin melihat-lihat naskah lainnya. Tapi mereka hanya mengirimiku ini saja, aku hanya bisa memilih yang terbaik diantara semua ini."

Di awal-awal, Gu An dikritik karena selalu bermain menjadi karakter yang baik dan lembut. Meski dia punya kemampuan dan akting yang bagus, tapi dia terus dikritik karena masalah ini.

Dia juga selalu diejek sebagai artis yang tidak bisa mendapatkan penggemar asli, bukan penggemar yang sudah diatur oleh perusahaan.

Setelah itu, reputasinya membaik setelah dia memerankan pemeran pembantu antagonis Hua Rong.

Karakter ini dikhianati, membuat cinta berubah menjadi benci. Seluruh keluarganya dibunuh dengan keji oleh pria tak punya hati. Dan pria tak punya hati itu mengambil kesempatan ini untuk membantu keluarganya sendiri untuk bangkit. Secara kebetulan, pria yang tak punya hati ini adalah kakak dari protagonis utama wanita.

Demi membalaskan dendam keluarganya, Hua Rong sudah menyusun rencana selama bertahun-tahun, berusaha membunuh pria tak punya hati itu dan keluarganya. Setiap dia hampir berhasil, usahanya digagalkan oleh pemeran utama wanita dan para pengagumnya.

Di akhir drama, Hua Rong dikepung oleh semua orang. Dia memeluk kakak pemeran utama wanita lalu melompat ke dalam jurang. Pemeran utama wanita akhirnya mengetahui yang sebenarnya terjadi, Dia hanya merasa bersalah sebentar, lalu dia hidup bahagia dengan pemeran utama pria.

Setelah drama tayang, pemeran utama wanitanya dikritik terlalu palsu. Sebaliknya, Hua Rong, sang antagonis yang selalu melawan sang protagonis, disukai oleh semua orang. Setelah drama tayang, antagonis malah menjadi lebih disukai dibanding peran protagonisnya.

Gu An juga bermain dengan sangat cantik di drama ini. Adegan terjun dari jurang yang mempesona itu akan muncul di video-video editan selama bertahun-tahun kemudian.

Yan Xi ingat bahwa nama drama ini adalah 'Putri Zhen'An'. Dia melihat naskah itu lagi dan ternyata menemukan naskah itu.

"Kamu lihat ini."

"Aku sudah melihatnya tadi. Pemeran utamanya ini terlalu baik ke semua orang, aku tidak suka."

"Aku tidak menyuruhmu melihat peran protagonisnya. Kamu bisa melihat peran pembantunya. Karakternya lebih hidup dan bagus dibandingkan dengan pemeran utama wanitanya."

Gu An ragu-ragu, "Tidakkah peran antagonis seperti ini akan meninggalkan kesan buruk pada penonton?"

"Tugas yang paling utama adalah membuat kesan di mata penonton dulu. Baru setelah itu kita punya kualifikasi untuk memilih naskah lainnya kemudian memutar balikkan kesan ini. Jika tidak, kita hanya bisa memilih naskah manis dan bodoh seperti ini saja."

Gu An terpengaruh, "Kakak Ipar Keempat, apa yang kamu katakan masuk akal. Hanya kamu satu-satunya yang benar-benar memikirkanku. Sebaliknya kakakku dan semuanya hanya akan menertawakanku!"