webnovel

Aku Mencarimu Untuk Minta Maaf

Editor: Wave Literature

Tak ada yang dilakukan Yan Xi di sore hari, jadi dia menata ingatannya tentang jalan cerita novel yang dia tahu.

Hasilnya, dia menyadari bahwa kelakuan si pemilik asli tubuh ini sungguh keterlaluan hingga tidak bisa dijelaskan.

Semua hal, seperti mengejek dan menghina Gu Shen, selalu dilakukan oleh pemilik asli tubuh secara ini berulang-ulang. Ketika Gu Shen butuh istirahat, dia malah membawa orang ke rumah untuk berpesta.

Saat Gu Shen akan menghadiri rapat, dia malah merobek dokumen penting yang diperlukan untuk rapat. Dia bahkan menghina kaki Gu Shen di hadapan teman-temannya.

Sebuah keajaiban jika Gu Shen tidak menghajarnya sampai mati. Yan Xi menghela nafas, dia merasa Gu Shen memang layak menjadi bos besar, daya tahannya lebih kuat dari pada orang lain.

***

Gu Shen sudah duduk di ruang belajar selama beberapa saat, namun dokumen di hadapannya sama sekali belum tersentuh.

Dia tiba-tiba berkata, "Apa orang bisa berubah drastis dalam waktu semalam?"

Gu Yi menunduk kemudian menjawab dengan hormat, "Saya tidak tahu."

Dari luar pintu terdengar suara ketukan. Gu Shen segera menghapus pikirannya, dia mendengar sebuah suara dengan jelas.

"Gu Shen, apa aku boleh masuk?"

Yan Xi sudah sering datang ke ruang belajar sebelumnya. Dan setiap kali dia datang, dia selalu merusak dokumen-dokumen. Dia juga tidak pernah mengetuk pintu. Tapi sekarang dia jadi lebih sopan.

"Masuk."

Pintu terbuka, Yan Xi melihat sekeliling dengan waspada di pintu. Seperti seekor anak kucing yang baru pertama kali menjelajahi dunia luar sendirian. 

Setelah melihat Gu Shen, dia mendorong pintunya, dengan percaya diri dia melangkah masuk.

"Ada apa?"

"Aku mencarimu untuk minta maaf." Sikap Yan Xi tulus, "Aku sudah merenungkannya dalam-dalam. Karena kebodohanku, aku sudah melakukan banyak hal yang tidak baik. Untuk itu aku minta maaf. Aku tidak memintamu memaafkanku, tapi aku mohon beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya."

"Memperbaiki?" Gu Shen mendengus dan matanya menggelap. "Apa aku perlu mengingatkanmu bahwa bulan lalu kamu berdiri disini dengan kata-kata yang sama? Lalu apa yang kamu lakukan?"

Ini ketiga kalinya Yan Xi mengatakan ini.

Sudah mengatakannya tiga kali, tapi tak pernah dia lakukan.

Hal yang paling dibenci Gu Shen adalah ditipu oleh orang lain.

"Yan Xi. " Suaranya dingin, hingga bisa membuat tulang membeku. "Jangan memikirkan hal yang konyol. Aku hanya perlu kamu menjadi penurut dan masuk akal. Jangan menguji kesabaranku lagi."

"Ini terakhir kalinya." Yan Xi berkata dengan tegas. "Aku janji bahwa semua yang aku katakan akan aku lakukan."

"Aku akan membuktikannya padamu."

***

Agar lukanya cepat sembuh dan supaya dia tidak terpengaruh untuk memegang pisau bedah, Yan Xi beristirahat dengan baik di rumah. Untung saja Gu Shen tidak mengurangi jatah makanan dan pakaiannya jadi dia bisa hidup dengan tenang.

Hanya saja orang jahat selalu mengganggu hari yang baik.

Yan Xi baru saja memasukkan nanas ke mangkuk buah, tiba-tiba teleponnya yang sudah lama terdiam itu berbunyi.

Dia mengeceknya, lalu melihat nama Luo Yun.

Bukannya ini ibu tirinya?

Yan Xi memasukkan nanas ke mulutnya kemudian menjawab teleponnya.

"Yan Xi." Suara dari telepon itu menginstruksikan, "Beberapa hari lagi ulang tahun ayahmu. Bawa Gu Shen juga untuk merayakannya."

"Pesta ulang tahun di usia empat puluh lima tahun?" Yan Xi berkata dengan nada malas. "Tidak takut umurnya makin sedikit."

Suara di telepon itu berhenti sesaat, kemudian kembali berkata dengan penuh amarah.

"Dasar kamu putri yang tidak berbakti! Beraninya kamu mengutuk ayahmu. Bawa Gu Shen kemari dalam waktu beberapa hari."

"Tak ada waktu." Yan Xi langsung menolak. "Gu Shen tak punya waktu untuk menghadiri pesta ulang tahun."

"Apa yang bisa dilakukan Gu Shen dengan perusahaan kecil bobrok itu?"

Yan Xi melanjutkan, "Lagi pula, dia juga tidak akan datang hanya untuk memenuhi panggilanmu."

Wajah Luo Yun seketika berubah marah, dia berteriak, "Apa? Nona Yan merasa hebat sudah menikah dengan tuan muda Gu? Apa sekarang kamu merasa menjadi orang hebat?"