"Argh!"
Jeritan kesakitan terdengar dan bisa terlihat di atas atap. Pedang panjang di tangan Tetua Kedua telah terlempar karena tendangan Feng Jiu. Pedang panjang itu terbang di udara, kemudian jatuh ke dalam kobaran api di bawahnya.
Setelah ditendang dengan sangat keras, tangan di antara ibu jari dan jari telunjuknya tiba-tiba mati rasa. Rasanya benar-benar sakit. Seolah-olah tulang di pergelangan tangannya patah karena tendangan itu. Rasa sakit menyebar ke seluruh lengan dan dia tidak bisa mengangkat tangannya yang terkulai lemas di samping tubuhnya. Dengan badan yang agak gemetar, wajahnya menjadi pucat ketika menatap sosok berwarna merah yang ada di hadapannya.
Dengan cahaya yang terang dari kobaran api di bawah, sosok berwarna merah itu terlihat lebih menyilaukan mata. Rambut hitamnya tertiup angin malam seolah-olah ada sepasang tangan lembut yang membelai rambutnya. Rambut yang tersebar di belakang punggungnya itu seperti terbang melawan kegelapan malam.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com