webnovel

DISTRIK 25 : Sebuah Mimpi Buruk

VOL.I DISTRIK 25: SEBUAH MIMPI BURUK Ami sangat membenci para elit negara karena perubahan sistem pemerintahan sejak pergantian presiden beserta jajaran yang membuat warga tidak tenang, terlebih dengan adanya rumor mengenai hilangnya anak-anak di bawah umur yang di gunakan sebagai tumbal dari sebuah ritual yang dilakukan oleh para elit negara. Mereka bahkan selalu siap untuk menyakiti ataupun menangkap siapapun yang menentang kebijakan Pemerintah. *** VOL.II DISTRIK 25: DUNIA TANPA KEGELAPAN “Kalian mungkin mengira semua ini disebabkan oleh kegelapan. Tapi apa kalian tahu kalau manusia bahkan dapat menjadi lebih kejam dari kegelapan,” kata seorang pria tua yang berjalan dengan tongkatnya. *** VOL.III DISTRIK 25: SEBUAH MASA LALU Sebuah perjanjian dengan kegelapan di masa lalu membawa dampak sangat besar untuk masa depan. Perjanjian berdarah, perjanjian penuh ritual dan penumbalan. Kekuatan dan kekuasaan, semuanya diberikan oleh kegelapan dengan imbalan darah yang melimpah dan kesengsaraan. *** *** Dengan memberikan dukungan untukku berupa vote dan hadiahnya, teman2 telah menjadi PEMBACA ISTIMEWA juga menjadi SAKSI DARI KISAH DISTRIK 25 ^,^ Love *,*

snaisy_ · Fantasi
Peringkat tidak cukup
369 Chs

Mundurnya Presiden

=Ami POV=

Bang Raffan menurunkan pistolnya. Segera saja dia berkacak pinggang dan menunduk juga menatap Ge secara bergantian. Dari wajahnya dia nampak frustasi namun aku tidak yakin dengan itu.

"Arlan. Apa Presiden sudah sadar?" tanyanya tiba-tiba berganti topik pada bang Arlan.

"Ehmm," angguk bang Arlan pelan.

Tanpa aba-aba apapun, ketua pasukan merah itu berjalan menujuku, bukan, maksudku menuju ruang kesehatan. Namun dia kembali berbalik untuk memanggil Ge agar mengikutinya.

Tentu saja hal itu membuat kami bingung. Aku, bang Arlan, Sam dan beberapa tim keamanan Gedung Kuning segera mengekor mereka sangat penasaran dengan apa yang sedang ada di kepala bang Raffan.

Saat di ruang kesehatan, aku melihat tuan Presiden yang masih dibantu dengan oksigen telah sadar dan menyunggingkan senyum kepada kami. Atau kepada bang Raffan? Aku tidak dapat memastikannya karena aku tidak dapat melihat dengan jelas kemana arah mata beliau menuju.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com