=Ge POV=
"Kurasa semuanya masih tersusun rapi. Aku sempat melihat-lihat sedikit dan membaca beberapa data pada masa bang Arlan," jawab Digo. "Ada apa dengan data itu? Apa itu akan membantu?"
"Aku tidak yakin, namun kuharap iya. Seteah kuingat, mereka juga menyerang kantor Wilayah Timur pada kunjungan pertama tuan Hadiyaksa. Lalu sekarang, mereka berulah lagi di hari pertama Ge, maksudku Presiden Ge hendak melakukan kunjungan. Apa ini tidaklah sebuah alur?" bang Raffan menerawang.
"Kita harus menemukan mereka dan menangkap semuanya. Kurasa hukuman mati sangat cocok untuk mereka!"
Semuanya menatapku. Ah apa aku salah bicara?
"Kalian tolong berikan aku semua data tentang mereka dan pasukan pemberontak lain yang pernah menyerang. Kurasa, kedamaian negara juga tergantung dengan keberadaan mereka," pintaku.
"Apa kami juga perlu memberikan data tentang Ami dan kalian berdua?" tanya bang Raffan yang menatapku dan bang Arlan dengan seringaiannya yang menyebalkan.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com