webnovel

DISTRIK 25 : Sebuah Mimpi Buruk

VOL.I DISTRIK 25: SEBUAH MIMPI BURUK Ami sangat membenci para elit negara karena perubahan sistem pemerintahan sejak pergantian presiden beserta jajaran yang membuat warga tidak tenang, terlebih dengan adanya rumor mengenai hilangnya anak-anak di bawah umur yang di gunakan sebagai tumbal dari sebuah ritual yang dilakukan oleh para elit negara. Mereka bahkan selalu siap untuk menyakiti ataupun menangkap siapapun yang menentang kebijakan Pemerintah. *** VOL.II DISTRIK 25: DUNIA TANPA KEGELAPAN “Kalian mungkin mengira semua ini disebabkan oleh kegelapan. Tapi apa kalian tahu kalau manusia bahkan dapat menjadi lebih kejam dari kegelapan,” kata seorang pria tua yang berjalan dengan tongkatnya. *** VOL.III DISTRIK 25: SEBUAH MASA LALU Sebuah perjanjian dengan kegelapan di masa lalu membawa dampak sangat besar untuk masa depan. Perjanjian berdarah, perjanjian penuh ritual dan penumbalan. Kekuatan dan kekuasaan, semuanya diberikan oleh kegelapan dengan imbalan darah yang melimpah dan kesengsaraan. *** *** Dengan memberikan dukungan untukku berupa vote dan hadiahnya, teman2 telah menjadi PEMBACA ISTIMEWA juga menjadi SAKSI DARI KISAH DISTRIK 25 ^,^ Love *,*

snaisy_ · Fantasi
Peringkat tidak cukup
369 Chs

Berkumpul

=Ge POV=

Aku baru saja memasuki Gedung Kuning. Beberapa Anggota Pasukan Hijau, anak buah Digo menghampiriku dan memberikan laporan mengenai patroli. Aku tidak harus mengetahuinya, namun mereka mengatakan kalau ini sangat mendesak.

"Bukannya kalian seharusnya memberitahukan kepada Digo terlebihdulu?" tanya Dann pada mereka yang menghampiriku dengan tergesa.

"Maaf, tapi tuan Presiden sunguh harus segera mengetahuinya."

"Ah tidak apa, Dann. Kalian pergilah dulu ke ruang rapat. Aku akan menyusul," ujarku meminta waktu.

Bang Arlan dan bang Raffan berkenan untuk pergi,namun Dann masih ingin menemaniku. Dia terlalu megkhawatirkanku.

"Ayolah, tuan Presiden dapat menjaga diri." Bang Raffan menarik Dan dengan kuat. Untuk sekilas mereka nampak seperti seorang kakak yang melarang adiknya yang meminta mainan baru. Aku hanya membiarkan mereka dengan sikap mereka masing-masing.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com