Hari sudah semakin sore, Bu Dewi juga belum memberi kabar padaku kapan anak-anak akan pulang. Usai magrib kami ngumpul di dapur, aku melihat Mbak Tini masih kesal kepada Yani. meskipun Yani berusaha untuk menegurnya terlebih dulu, tapi respon Mbak Tini masih sangat dingin.
Tapi aku merasakan sesuatu hal yang aneh, sejak Mbak Yani kembali, kepalaku jadi pusing, seperti ada tekanan yang sangat berat. Itu terjadi setiap jarak Mbak Yani sangat dekat denganku.
Awalnya aku tidak tahu dan mungkin hanya kebetulan saja, tapi Tuhan selalu memberikan petunjuknya. Waktu itu Mbak Yani sedang membongkar tasnya, sepertinya dia sedang memilih baju yang kotor. Pada saat itu juga tidak sengaja aku melihat ada 1 barang yang jatuh dari tasnya, buntalan plastik transparan tetapi ada kantong berwarna hitam di dalamnya.
Lebih mengejutkannya lagi, di dalam kantong plastik itu ada fotoku juga. Aku bergegas mengambil kantong itu. Tetapi sebelum tanganku bisa menjangkaunya, Mbak Yani langsung merebutnya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com