webnovel

Rencana satu berhasil

Dua hari kemudian anak buah Mike membawa hasil, mereka berhasil menculik putra dari Bernard. Mike menyuruh mereka membawa anak itu ke rumah yang lain masih dekat dengan peternakan.

Carlos dan Mike berjalan kaki menuju rumah tersebut, sampai di sana Mike mendekati putra Bernard dan membuka tutup mata anak tersebut. Pria itu menatap Mike dengan wajah kebingungan.

"Siapa kalian?" tanya anak Bernard tapi Mike hanya terseyum.

"Kamu tidak perlu tahu siapa kami, tunggu saja." ujar Mike, lalu Mike menyuruh anak buahnya menutup kembali mata anak itu.

Tiba-tiba ponsel Carlos berbunyi dia melihat panggilan dari Marco. Carlos keluar dan langsung menjawab telepon itu.

"Hallo bagaimana, Marco? Apakah rencana berhasil?" tanya Carlos sambil berjalan mondar-mandir di halaman depan.

"Iya, Carlos. Sekarang kami sedang menuju ke peternakan," jawab Marco dari seberang telepon. Carlos sangat senang, anak buahnya bekerja dengan sangat baik.

"Bagus, Marco. Kalian sangat hebat," puji Carlos kemudian menutup telepon dan kembali ke dalam, Carlos melihat Mike dan memanggilnya.

"Mike," panggil Carlos lalu dia memberi isyarat kepada pria itu.

Mike melihat ke arah Carlos, dia berdiri dan keluar mengikuti Carlos.

"Ada apa, Carlos? Siapa yang menelepon?" tanya Mike seraya menghampiri Carlos.

"Marco yang menelepon, anak Calvin sudah besamanya dan sekarang mereka lagi menuju kesini." Tampak senyum sinis di wajah Mike mendengar informasi dari Carlos.

"Bagus, sedikit lagi kita akan berpesta," ujar Mike dengan menepuk lengan Carlos.

Carlos dan Mike berjalan kembali ke rumah, tapi langkah Carlos terhenti saat melihat mobil yang di kendarai Marco masuk ke peternakan.

"Itu mereka, Mike," tunjuk Carlos lalu dia memberi isyarat kepada Marco saat melihat pria itu turun dari mobil. Dia menyuruh untuk membawa anak Calvin di rumah belakang.

Marco beserta anak buahnya membawa anak itu ke rumah belakang, sementara Carlos dan Mike berjalan ke kediaman utama.

"Selanjutnya apa, Carlos?" tanya Mike sambil berjalan di samping Carlos, Mike tidak tahu apa yang ada di pikiran Carlos.

"Em … memancing Tuan Rolland Bernard dan Calvin untuk ke sini," jawab Carlos seraya menghentikan langkahnya dan menatap Mike.

"Caranya?" Kembali Mike bertanya karena dia tidak tahu apa yang harus di lakukan selanjutnya.

"Tuan Rolland suka berkunjung ke club tempat Alden bekerja." Mike mulai mengerti apa yang menjadi rencana Carlos.

"Aku akan menggunakan Alden untuk memancing Tuan Rolland," sambung Carlos menjelaskan kepada Mike.

"Um, bagus juga idemu," celetuk Mike sambil merangkul Carlos. Ayo kita temui Alden." Mike dan Carlos kembali berjalan ke gudang menemui Alden.

Begitu masuk Mike langsung mengambil kursi dan duduk di depan Alden, sedangkan Carlos dia berdiri di samping Mike sambil memperhatikan wajah Alden.

"Alden, apakah kamu bisa di percaya?" Alden menatap Mike, dia tidak mengerti dengan pertanyaan pria itu.

"Maksud Anda?" tanya Alden dengan mengerutkan dahi, wajahnya tampak memelas.

Mike menjelaskan semua rencana kepada Alden, dia ingin pria itu membantu mereka untuk menebus kesalahan yang sudah dia perbuat.

"Bagaimana Alden, kamu setuju? Ya hitung-hitung itu untuk membalas segala apa yang telah kamu perbuat," tawar Mike sambil melipat kedua tangannya di dada dan menatap Alden.

"Baik, Tuan. Aku akan membantu kalian. Apapun akan aku lakukan, yang terpenting Anda bisa melindungiku." Mike tersenyum kemudian dia memajukan kursi agar lebih dekat lagi dengan Alden.

"Jangan khawatir, Alden. Kami akan melindungi mu asalkan kamu tidak berkhianat." Mendengar ucapan Mike, Alden menatap Carlos. Dia melihat pria itu menganggukan kepala.

"Tidak, Tuan. Aku tidak akan berkhianat pada kalian." Alden meyakinkan Mike dan Carlos, kalau dia akan membantu tanpa mengkhianati mereka.

"Bagus, nanti malam kamu akan pergi ke club. Kamu harus membawa Tuan Rolland ke sini," perintah Mike.

"Kamu tidak usah takut anak buahku akan menyebar di club sebagai pengunjung, mereka semua bersenjata," sambung Carlos karena dia melihat ketakutan di wajah Alden.

"Baik, Tuan. Aku akan membawa Tuan Rolland di tempat ini." Carlos tersenyum mendengar Alden bersedia membantu, dia menepuk pelan punggung Alden.

"Bagus, Alden," puji Mike. "Buka ikatannya!" Mike memerintahkan anak buahnya untuk membuka tali di kaki dan tangan Alden.

Carlos dan Mike mengajak Alden ke dalam rumah, Mike ke kamar lalu mengambil pakaian juga handuk kemudia dia berikan kepada Alden.

"Ini handuk dan pakaian, bersihkan dirimu," perintah Mike sambil memberikan handuk kepada Alden.

"Terima kasih, Tuan." Alden berdiri dan pergi ke kamar mandi.

Sementara Mike masih penasaran apa yang akan di lakukan Carlos, sampai saat ini sikap Carlos masih tanda tanya. Mike menghampiri Carlos, dia ingin tahu rencana apa lagi yang ada di pikiran pria itu.

"Carlos aku tidak tahu apa yang ada di pikiran mu." Carlos tersenyum mendengar Mike berkata begitu.

"Sepertinya kamu sudah punya rencana yang besar, apakah kamu akan menghabisi Calvin, Bernard dan Tuan Rolland?" tanya Mike dengan penasaran

"Ehm … tidak." Mike mengerutkan dahi mendengar jawaban Carlos.

"Lalu apa yang akan kamu lakukan?" Mike semakin bingung, apa rencana yang ada di kepala pria itu.

"Aku tidak akan membunuh mereka, tapi akan membuat mereka tersiksa dan menderita selama hidup mereka," jawab pria itu. Carlos benar-benar membuat Mike sangat penasaran.

"Kamu lihat saja, Mike. Apa yang akan aku perbuat," lanjut Carlos seraya tersenyum melihat raut wajah Mike.

Mike hanya menggeleng-gelengkan kepala, dia tidak bisa menebak pikiran Carlos. Tapi apapun rencana Carlos akan dia dukung.

Ponsel Carlos berbunyi, kali ini Rick yang menelepon. Carlos menjawab telepon dari Rick.

"Bagaimana, Rick?" tanya Carlos sembari menatap Mike yang masih terlihat bingung.

"Kabar baik, Carlos. Kami sedang menuju ke peternakan bersama anak tuan Rolland," jawab Rick dari seberang telepon

"Good job, Rick. Kami tunggu." Carlos menutup telepon. "Mike mereka berhasil menculik anak tuan Rolland." Mike hanya menganggukan kepala medengar informasi dari Carlos.

"Sebentar malam kita harus menjalankan aksinya yaitu membawa tuan Rolland ke peternakan," ujar Carlos dengan tersenyum sinis.

"Aku akan menemui Marco." Carlos meninggalkan Mike dan mencari Marco.

"Baik, Carlos." Mike menatap kepergian Carlos dalam hatinya. "Apa yang sedang di rencanakan Carlos.

Sementara itu, Carlos menemui Marco di rumah belakang. Dia melihat Marco sedang mengawasi anak Calvin.

"Marco ikut aku ke rumah depan, ada yang ingin ku bicarakan." Marco meninggalkan anak Carlvin dan megikuti Carlos dari belakang.

Sampai di dalam rumah, Carlos memanggil. Mereka duduk lalu Carlos mulai mengatur strategi untuk Alden nanti malam.

"Alden mana?" tanya Carlos kepada Mike. Dia ingin Alden juga hadir.

"Mungkin di kamar, sebentar aku panggil." Mike berdiri dan mencari Alden,

Mike melihat pria itu sedang tidur, dia membangunkan Alden dan menyuruh ikut dengannya. Mike kembali bersama Alden menemui Carlos, mereka berdua langsung duduk.

"Sebaiknya anak buahku juga disini supaya mereka tau rencana untuk malam nanti," saran Mike. Karena pengawalnya juga akan menyebar di club malam nanti.

"Kamu benar, Mike," ujar Carlos lalu Mike kembali berdiri pergi memanggil beberapa anak buanya dan suruh bergabung dengan mereka.

Carlos mulai mengatur rencana, dia memerintahkan anak buahn Mike untuk mengawasi Alden dan Marco dari jauh.

"Kalian paham?" tanya Carlos lalu mereka semua menganggguk.

"Alden, jangan sampai gagal," pesan Carlos dengan tegas.

"Tenang saja, Tuan. Aku tidak akan mengecewakanmu," sahut Alden meyakinkan Carlos.

Merekapun bubar lalu terdengar keributan di depan. Carlos dan Mike langsung keluar untuk melihat apa yang terjadi. Ternyata Rick membawa putra dari Tuan Rolland dan anak itu meronta ronta minta di lepaskan.

Melihat Rick kewalahan, Carlos langsung menyuruh mereka untuk mengangkat dan membawa anak itu ke rumah yang terletak di belakang.

Akhirnya malampun tiba, mereka bersiap-siap untuk berangkat ke club. Carlos mendekati Marco, Rick dan Alden.

"Kalian harus berhasil membawa Tuan Rolland ketempat ini," perinta Carlos dengan tegas sembari menatap Alden.

"Baik, " jawab mereka serempak.

"Bagus ... Oh ya. Kalau Alden macam-macam tembak saja." Alden menatap Carlos dengan mengerutkan dahi, dia kecewa pria itu tidak percaya kepadanya.

"Tuan, percayalah aku tidak akan mengecewakanmu," ucap Alden meyakinkan Carlos.

"Bagus, kita liat saja sebentar." Akhirnya mereka meninggalkan peternakan, bersama anak buah Mike.

Tidak berselang lama Carlos melihat mobil yang di gunakan Albert dan Garry masuk ke pekarangan. Carlos langsung menemui mereka.

"Bagaimana dengan tugas kalian," tanya Carlos sambil berjalan menghampiri Albert dan Garry.

"Kami sudah temukan, sesuai dengan permintaan Anda." Carlos tersenyum sinis, kali ini dia benar-benar akan membalaskan dendam adiknya.

"Bawah mereka ke dalam," perintah Carlos. Sementara Mike menatap Carlos dengan heran.

Dia benar-benar bingung, apa sebenarnya rencana Carlos. Untuk apa oran-orang berbadan besar itu, Mike menggeleng-gelengkan kepala.

Garry dan Albert membawa beberapa orang orang itu masuk ke dalam rumah lalu Carlos menghampiri mereka dan bertanya.

"Apakah kalian ….? Carlos belum selesai bertanya mereka langsung menjawab.

"Benar, Tuan." Carlos tersenyum lalu menyuruh mereka duduk.

"Apa yang sedang di rencanakan Carlos, untuk apa orang-orang ini." tanya Mike dalam hati

Carlos membiarkan Mike berpikir dia sengaja tidak mengatakan kepada Mike tentang rencananya.

'Kamu akan melihatnya nanti Mike,' kata Carlos dalam hati. Carlos memanggil Garry dan Albert untuk mengikutinya.

"Garry Albert angkat TV itu dan bawah ke rumah belakang," perinta Carlos. Mike semakin bingung di buat Carlos, sungguh dia tidak tahu apa yang ada di otak Carlos.

"Carlos apa yang sedang kamu rencakan?" tanya Mike penasaran.

"Kamu akan melihatnya apabila Calvin, Bernard dan Tuan Rolland sudah ada dini." Carlos melihat Garry dan Albert mengangkat Tv menuju rumah belakang lalu dia tersenyum.

Saat Garry dan albert kembali, Carlos mengisyaratkan agar mereka berdua untuk mendekat padanya. Carlos berbicara secara pelan kepada Garry dan Albert.

Terlihat Albert dan Garry menganggukan-anggukan kepala tanda lalu mereka berdua keluar dan pergi dengan mobil.

Carlos benar-benar membuat Mike sangat penasaran, dia menghampiri Carlos dan bertanya lagi.

"Carlos sebenarnya apa yang sedang kamu rencanakan, kamu membuat aku semakin penasaran saja." Carlos tertawa, dia mengajak Mike untuk duduk bersamanya.

"Tenanglah, Mike. Sedikit waktu lagi, lalu kamu akan melihatya." Mike hanya menggeleng-gelengkan kepala.

Carlos meninggalkan Mike, dia berjalan mengitari peternakan. "Malam ini dendam itu harus terbalaskan." Kata Carlos dalam hati sambil menyalakan rokok.

Carlos melihat Mike bercakap cakap dengan ke enam orang itu, dia kembali masuk dan mengambil red wine juga beberapa gelas lalu Carlos menghampiri mereka.

"Mau minum?" Carlos menawari minuman kepada keenam pria itu. " Mike kamu mau minum juga?" tanya Carlos seraya memberikan gelas kepada Mike.

"Sedikit saja, Carlos," ujar Mike.

Carlos memberikan minuman kepada Mike lalu ponselnya berbunyi. Carlos dan Mike saling pandang.

"Cepat jawab, Carlos," desak Mike dia ingin segera tahu apakah mereka berhasil membawa tuan Rolland.

"Iya, sebentar." Carlos meletakan red wine di meja lalu menjawab Rick. "Hallo Rick bagaimana? Apakah berhasil?"

"Iya, Carlos. Kami meunju kesana sekarang." Carlos terlihat sangat senang, rencana mereka berjalan dengan baik.

"Rick jangan lupa tutup matanya," pesan Carlos. Dia tidak ingin mereka tahu peternakan milik orang tuanya.

"Sudah, Carlos. Tenang saja." Carlos menutup telepon dan menatap Mike sambil tersenyum.

"Mereka sedang dalam perjalanan kesini," info Carlos seraya duduk.

"Dengan tuan Rolland?" tanya Mike sambil duduk di dekat Carlos dan menatap pria itu.

"Iya, sedikit lagi pesta akan di mulai." Wajah Carlos berubah panas. Carlos dan Mike masih menunggu dan menunggu.

Satu jam kemudian mereka tiba. Carlos dan Mike langsung berdiri keluar lalu Mike memerintahkan Rick untuk membawa Tuan Rolland ke rumah belakang. Carlos dan Mike mengikuti mereka.