webnovel

kisah yang menyedihkan

Kimmy bergegas melakukan ibadah sholatnya. Selesai sholat dia segera kembali menyelesaikan pekerjaannya yang memang telah menjadi rutinitasnya sehari-hari.

Pagi-pagi sekali dia sibuk berkutat di dapur untuk menyiapkan sarapan pagi.

Tak terasa sudah sebulan dia menjalani aktivitas kehidupan sehari-harinya menyandang status sebagai seorang istri dari pengusaha muda tampan, tajir dari sebuah perusahaan besar Jakarta. Dia tersenyum pahit mengingat nasib yang menimpa hidupnya, bagaimana tidak pria tampan dan angkuh tidak lain suaminya.

Sampai detik ini tidak pernah memperlakukan dia layaknya seorang istri.

Terkadang perlakuan sikap suaminya yang jauh dari kata suami pujaan hatinya seringkali menyakiti batinnya, dia sampai di jadikan pembantu di rumahnya sendiri oleh sang suami. Tanpa mengeluh dia tetap sabar dan ikhlas mengerjakan rutinitasnya sebagai seorang istri dan tetap patuh menjalankan perintah suaminya.

Selesai mempersiapkan sarapan pagi, Kimmy memanggil sang suami untuk memulai sarapan pagi, berjalan menaiki anak tangga lantai dua dengan perasaan takut Kimmy memberanikan dirinya.

Sesampai di depan pintu kamar Kimmy mengetuk pintu, "Mas, sarapan paginya sudah siap." ucap Kimmy sambil terus mengetuk pintu kamar.

Tidak ada sahutan, Kimmy mencoba mengetuk pintu kamar kembali, "sarapan pagi sudah siap Mas." Knop pintu kamar di putar terlihat sosok pria tampan dengan warna kulitnya yang tidak terlalu putih berbadan tegap athletis dengan wajah datar, memakai setelan jas kantor yang mahal, Kimmy memperkirakan harga setelan jas seharga puluhan juta.

Kimmy terpaku diam melihatnya, tidak ada senyum kecil yang tersungging di bibir pria tampan itu. Dia berjalan angkuh tanpa menoleh dan mengucapkan sepatah katapun pada Kimmy.

Hati Kimmy begitu teramat pedih dan sakit, walaupun setiap harinya dia sudah terbiasa dengan perlakuan dingin suaminya tapi masih saja dia merasakan sesak di dada. "Astaga, aku menangis." ucapnya sambil mengusap air mata di pipi.

Kimmy berjalan mensejajarkan langkah kaki suaminya menuju meja makan.

Di meja makan dia melihat suaminya menarik kursi dan mendudukinya, dia makan dalam keadaan hening tanpa di temani seorangpun.

Kimmy sibuk menatap dan terus memperhatikan dari kejauhan, tidak jauh dari letak meja makan.

"Apakah kamu tidak punya pekerjaan lain?" tanya pria tampan dengan nada kesal.

"Ma, maaf Mas," ucap Kimmy sambil bergegas pergi meninggalkan suaminya.

Pria tampan itu sangat membenci Kimmy yang berstatus sebagai istrinya, dia tidak menyangka kenapa bisa menikah dengan gadis dusun itu.

Setelah selesai sarapan pagi, dia berdiri dan berjalan menuju pintu utama ruang tamu, segera dia masuk ke dalam mobil sportnya lalu menyalakan mesin mobil dan menggas dengan kecepatan tinggi meninggalkan pekarangan rumah.

Kimmy berjalan menuju pintu utama ruang tamu, setelah suaminya pergi dia berdiri sejenak dengan keadaan sedih sambil menatap kepergian suami. Dari hati kecil Kimmy ingin sekali mengantar suaminya setiap hari pergi bekerja layaknya istri pada umumnya, dia juga ingin sekali mencium punggung tangan suaminya. Tak terasa air mata mengalir dengan deras diiringi isak tangis, dia hanya bisa melihat suaminya dari kejauhan.

Dia sadar tidak akan pernah terjadi hal yang dia damba-dambakan sebagai seorang istri, jangankan untuk di sentuh suaminya melirik dirinya saja tidak sudi.

Kimmy sadar suaminya tidak akan pernah mencintainya, karena pernikahan yang tidak pernah mereka inginkan. Rasanya dia ingin berlari pergi dari rumah, rumah begitu mewah yang pantas di sebut hotel bintang lima bak mansion. Tinggal di rumah ini sangat menyakitkan bagi Kimmy, namun dia enggan meninggalkan mansion ini mengingat amanah wasiat dari Papa mertuanya.

Flashback

Seorang pria paruh baya berbaring di atas kasur sebuah kamar rumah sakit dengan keadaan yang mengenaskan. Dengan bantuan selang pernapasan dan sekujur tubuhnya di penuhi darah.

Pria paruh baya itu adalah Anderson Willy Smith, Ayah dari Arkana Andrew Smith. Yah, pria tampan itu bernama Arkana Andrew Smith.

Pak Anderson berbaring lemah ditemani Dokter juga Perawat. Setelah keluar dari ruang ICU seorang Dokter menghampiri Kimmy.

"Maaf, apakah anda pihak keluarga pasien?" tanya Dokter.

"Tidak Dok, saya hanya seorang karyawati Restoran, yang kebetulan saya menemukan pasien tidak sadarkan diri di jalan akibat kecelakaan tabrak lari." jawab Kimmy.

"Baiklah kami akan segera menghubungi pihak keluarga pasien, terima kasih sudah membawa pasien kemari!" Kata Dokter.

"Sama-sama Dok, lalu bagaimana dengan keadaan pasien?" tanya Kimmy dengan hati-hati.

"Keadaan pasien sangat buruk, pasien kekurangan banyak darah." jawab Dokter. Kimmy terkejut atas keterangan Dokter, "astaga bisakah Dokter lakukan yang terbaik, tolong selamatkan dia." ucap Kimmy dengan wajah memohon.

"Baik kami akan melakukan yang terbaik untuk pasien." ucap Dokter.

"Suster, segera hubungi pihak keluarga pasien." Perintah Dokter pada salah satu Perawat dan segera pergi menuju resepsionis.

"Saya pergi dulu, karena harus mengecek darah yang sama pada darah pasien." ucap Dokter pergi meninggalkan Kimmy.

Dari kejauhan di tempat Kimmy berdiri, dia melihat seorang resepsionis sedang sibuk menghubungi pihak keluarga pasien. "Halo selamat pagi, betul ini dengan kediaman keluarga Anderson Willy Smith?" tanya resepsionis ketika panggilan teleponnya sudah diangkat.

"Iya, benar, ini dengan siapa?" tanya Arka. Kami dari rumah sakit Pak, ingin menyampaikan bahwa Pak Anderson mengalami kecelakaan." jawab resepsionis.

"Bagaimana bisa terjadi, tolong jelaskan kepada saya?" tanya Arka terkejut dengan suara bergetar.

Arka cemas dan begitu takut kalau Papi yang sudah membanggakannya meninggal dunia. Sementara Mami Patricia Smith sejak bercerai dengan Papinya dia tidak pernah mengetahui keberadaan Mami sampai sekarang.

"Kami menunggu kedatangan Bapak ke rumah sakit, dan kami akan menjelaskan kondisi pasien saat ini." jawab resepsionis.

"Kirimkan alamat rumah sakit sekarang." perintah Arka sambil mencatat di secarik kertas.

Arka bergegas menuju rumah sakit, dia langsung mengambil kunci mobil yang berada di atas meja kantor, lalu berlari ke parkiran VVIP.

Sesampai di parkiran Arka berpapasan dengan Isabella sepupu yang ikut bekerja di perusahaannya. Isabella sendiri menjabat sebagai sekretaris Arka.

"Pagi Pak Arka, mau kemana?" tanya Isabella.

"Ikut aku." jawab Arka sambil berlari kecil menuju parkiran.

Mengeryitkan kening, "Pak apakah kamu lupa kita akan mengadakan meeting pagi hari ini dengan klien kita!" ucap Isabella menjelaskan.

"Batalkan saja meeting hari ini." kata Arka dengan suara sedikit tinggi.

Perasaan Arka semakin kalut tak karuan, dalam pikiran Arka hanya sibuk memikirkan kondisi Papinya.

Dengan terkejut, kontan Isabella segera menelpon seseorang untuk memberitahukan kalau meeting hari ini di batalkan. Setelahnya Isabella langsung segera mengikuti mobil Arka.