webnovel

keraguan Kimmy menghubungi Arka

Kimmy sudah kembali ke kamarnya, tetapi tidak langsung tidur, dia mengambil ponsel dan mencoba mencari nomor pemilik rumah ini. Dari banyak pertimbangan akhirnya Kimmy memutuskan untuk menghubungi suaminya.

"Ah tidak, apa aku harus menelponnya atau mengirim pesan saja!" mengeryitkan kening masih berusaha berpikir.

Kalian sudah tahu, Kimmy sangat takut pada Arka, apalagi nanti ketika dia menelpon Arka

dan ternyata pria itu sedang beristirahat, pasti Kimmy merasa tidak enak. Akhirnya selang beberapa menit Kimmy memutuskan untuk menelpon Arka, mungkin ini lebih baik menurutnya.

Begitu Kimmy mengklik tombol panggil, berbunyi tanda panggilan masuk, Kimmy masih menunggu dengan perasaan takut, gemetar, itulah yang di rasakan Kimmy sekarang. Seorang wanita terdengar dari seberang sana, ternyata operator, yang memberitahu bahwa nomor yang dituju sedang sibuk.

"apa aku harus mencobanya lagi." batin Kimmy lagi.

"biar aku coba sekali lagi, jika panggilan kedua juga tidak di angkat, berarti aku harus mengirim pesan saja." batin Kimmy berbicara pada diri sendiri.

Begitu percobaan kedua, dan ternyata panggilan masuk dan diangkat. Deg,, detak jantung Kimmy tiba-tiba saja berdetak lebih cepat, dia tidak percaya jika panggilan teleponnya diangkat. Kimmy merasa kagum mendengar suara serak dan sedikit berat milik suaminya.

Suara khas bangun tidur itu pertama kali Kimmy mendengarnya, Kimmy lama terdiam, akhirnya di seberang sana bersuara.

Hhhmm,,,, lenguh Arka terbangun akibat bunyi dering teleponnya lagi, dia mengira yang menelponnya pak Toni.

Diraih telpon genggamannya tanpa melihat jelas nomor yang menelpon.

"Halo." Sapa Arka dengan suara khas bangun tidur yang terdengar serak, masih dengan mata tertutup.

"Iya haloo," sahut seorang wanita dari seberang, Arka kaget, suara seorang wanita sangat sopan masuk di telinganya. Arka melihat kembali layar ponselnya dengan sangat jelas.

"Nomor tidak di kenal." batin Arka.

Semenjak pernikahan bersama Kimmy, Arka memang tidak menyimpan atau meminta nomor Istrinya. Mereka berdua memang tidak saling bertukar nomor, sedang Kimmy mendapatkan

nomor Arka dari Isabella, bukan Kimmy yang memintanya, tetapi Isabella yang memberikannya.

"Iya halo, dari Arkana Andrew Smith, ada yang bisa saya bantu?" sapa Arka bertanya.

Kimmy di seberang sana bingung harus menjawab apa, detak jantungnya seketika menjadi tidak normal, perasaan takut yang dia rasakan. Itulah yang di rasakan Kimmy sekarang, hingga otaknya tidak bisa berpikir apa yang harus dikatakannya.

"Maaf mungkin kamu salah sambung, jika kamu tidak ada keperluan matikan saja, kamu mengganggu waktu istirahat saya." ucap Arka kesal.

Karena dari tadi sahutan itu tidak menjelaskan apa keperluannya menelpon seorang CEO seperti dirinya, betul-betul mengganggu waktu tidurnya. Entah sudah berapa lama Arka menghabiskan waktu tidur. Padahal dia sudah sempat bangun ketika pak Toni menelponnya, Arka menyempatkan makan malam, setelah itu melanjutkan tidurnya lagi.

"Kamu sudah sarapan?" tiba-tiba saja kalimat itu yang keluar dari mulut Kimmy.

Membuat Arka berpikir, wanita ini tidak menyebutkan siapa dia, dan apa keperluannya menelpon, hanya menanyakan hal sepele itu.

"Maaf mengganggu waktumu, aku

hanya ingin bertanya, kamu sudah makan malam, apa kamu tidak pulang malam ini?" akhirnya keluar kalimat yang lebih memperjelas apa maksud Kimmy menelpon Arka.

Arka yang mencoba mencerna suara itu, tidak asing menurutnya, "ohh ternyata wanita dusun itu." batin Arka yang sudah mengetahui siapa yang menelponnya. Tapi wanita itu bertanya, apa maksudnya bertanya seperti itu.

"Pertanyaan kamu sangat tidak penting, kamu mengganggu waktu istirahat aku." ucap Arka.

"Maaf mas," ucap Kimmy masih dengan suara pelannya.

"Malam ini aku tidak pulang, aku juga sudah makan malam, jawab Arka lagi.

Kimmy yang mendengarnya akhirnya tersenyum, Arka sudah makan, berarti dia tidak perlu mengkhawatirkannya lagi, tapi Arka tidak pulang, kenapa dia selalu lembur, dia sangat ambisi dalam bekerja.

"Oh iya jangan lupa, besok kamu antarkan beberapa kaos biasa." perintah Arka pada Kimmy.

"Iya aku akan mengantarkannya besok pagi." jawab Kimmy riang, akhirnya Arka menyuruh dirinya melakukan pekerjaan yang menurutnya tidak biasa.

Seketika panggilan mati, ternyata Arka mematikannya. Kimmy melihat layar ponsel genggamnya, dia tersenyum, pertama kali dia berbicara lewat ponsel dengan Arka, tanpa suara bentakan, walaupun kelihatannya Arka marah, tapi itu tidak seperti biasanya, Kimmy tersenyum senang.

Kimmy sudah kembali ke kamar, dan membaringkan tubuhnya di atas ranjang miliknya. Tidak butuh waktu lama akhirnya dia tertidur nyenyak, mungkin akibat terlalu kelelahan.

Pagi ini Kimmy sudah menyiapkan semua perlengkapan beberapa potong pakaian yang di perintahkan Arka semalam. Sangat terlihat jelas Kimmy semangat pagi ini, tidak lupa juga

dia membawakan Arka bekal hasil masakannya sendiri, agar pria itu menyempatkan sarapan paginya sebelum bekerja.

Dengan setelan celana kain kulot, dan kaos berlengan pendek putih, dan model tas cerut Kimmy terlihat cantik. Dia memakai pakaian yang sangat rapi dan bersih, agar dia tidak terlihat layaknya seorang pelayan. Agar semua orang yang melihatnya merasa nyaman, tidak lupa dia memoleskan wajahnya dengan bedak padat dan lipstik agar tidak terlihat pucat.

Dalam perjalanan Kimmy berdoa agar Arka tidak memarahinya, Karena dia terjebak macet pagi ini. waktu juga sudah menunjukkan pukul 7.40, jangan sampai Arka memarahinya hanya karena terlambat membawakan kaos yang di perintahkannya.

Kimmy lupa, kalau semua orang yang bekerja di kantor tidak menggunakan kaos. Mungkin dalam pikirannya, kaos di gunakan untuk dipakai dalam jas, bisa saja Arka menggunakannya untuk malam hari, dari semalam Kimmy sudah memastikan Arka akan menginap lagi.

"Apa dia malas pulang karena ada aku?" batin Kimmy.

Dia merasa bersalah, bisa jadi pria itu malas pulang karena adanya dia di rumah, yang selalu mengganggu waktu istirahatnya, yang sering memanggil Arka makan setiap waktu sarapan, mungkin saja Arka merasa bosan.

Sebenarnya Arka bisa saja menyuruh Isabella atau Alesha membelinya baju, tidak perlu mengambil stok baju yg di rumah untuk di bawa ke tempat lain. Tepat pukul 8.36 Kimmy sudah sampai di parkiran kantor, hampir sejam lamanya Kimmy terjebak macet, jarak kantor dengan rumah agak sedikit jauh.

Kimmy yang diantar langsung oleh sopir dari rumah, datang dengan menjinjing dua paperbag di tangan kanannya yang berisi pakaian suaminya, dia berjalan masuk ke pintu utama kantor. Begitu masuk Kimmy langsung menuju ke meja resepsionis.

"Selamat pagi Bu, ada yang bisa di bantu?" sapa resepsionis wanita pada Kimmy.

"Saya ingin bertemu pak Arka." ucap Kimmy menjawab pertanyaan resepsionis.

"Apa anda sudah membuat janji dengan pak Arka Bu?" tanya resepsionis lagi.

"Iya, semalam dia menyuruh saya untuk membawakan dia kaos." jawab Kimmy jujur.

Resepsionis itu menatap Kimmy dari bawah hingga menatap lekat wajah Kimmy, terlihat jelas resepsionis itu menatap Kimmy rendah. Dalam pikirannya, mungkin Kimmy wanita bayaran yang kesekian kalinya. Karena dalam

kalangan bisnis apalagi kantoran, seorang CEO itu di kenal sebagai pria buaya yang menampung semua wanita cantik di luar sana, hanya ingin memuaskan nafsu mereka.

Arka seorang CEO, tapi dia bukan termasuk pria seperti itu. Karena menurutnya, itu tidak ada gunanya, hanya menghabiskan uang saja.