webnovel

Arka meminta maaf pada Alesha

"aku percaya pada kamu Arka." ucap Isabella sambil menepuk bahu Arka.

Arka menatap nanar mata sayu milik Isabella, dia melihat wajah kekecewaan Isabella padanya. Tapi Isabella berusaha untuk terlihat baik-baik saja, dan berusaha mendukungnya untuk kembali rujuk bersama Kimmy.

"kamu tidak perlu memikirkan Alesha, kalian harus menikah secepatnya. Aku yakin Kimmy akan menyetujuinya, karena Kimmy juga mencintai kamu Arka." ucap Isabella lagi, kemudian dia berdiri dari duduknya meninggalkan Arka sendirian yang masih sibuk dengan pikirannya sendiri.

Arka masih merasa bersalah dengan apa yang dia lakukan dulu. Seharusnya waktu dia menikahi Kimmy, dialah yang lebih dulu mencintai Kimmy dari pada orang lain yang mencintai dirinya. Dia juga memikirkan tentang Alesha, bagaimana tentang perasaan Alesha terhadapnya. Apakah wanita itu akan menyetujui dirinya untuk menikahi Kimmy kembali? apa Alesha sekuat Isabella bisa mengikhlaskan semuanya?

Arka memijit pelipisnya, kepalanya terasa sangat sakit memikirkan semuanya. Dia sudah dibuat pusing tujuh keliling mencari jalan keluar untuk masalah yang sedang menimpanya.

"atau aku saja yang harus mengalah, mengikhlaskan Kimmy bersama pria lain, dan menikahi Alesha?" batin Arka berpikir, mungkin menurutnya itu lebih baik.

"Bagaimana keadaan teman saya Dok?" tanya Dias khawatir.

"keadaan pasien sudah membaik, dan beliau juga sudah sadarkan diri, pasien hanya kelelahan dan syok saja Bu." jawab Dokter memeriksa keadaan Kimmy.

"bagaimana dengan kandungannya Dok?" tanya Dias lagi.

"Kandungan pasien juga baik-baik saja Bu." jawab Dokter wanita itu lagi dan tersenyum.

Dias langsung mengucapkan rasa syukurnya, dia sungguh khawatir dengan keadaan sahabatnya itu, apalagi Kimmy sedang dalam keadaan mengandung.

"apa saya bisa langsung masuk Dok." tanya Dias tidak sabar ingin melihat keadaan Kimmy.

"iya bisa Bu, silahkan." ucap Dokter mempersilahkan.

Dias langsung saja masuk ke dalam ruangan Kimmy, dia melihat Kimmy yang terbaring lemas di atas brankar rumah sakit, yang membuat Dias terkejut melihat sahabatnya itu, Kimmy yang terlihat sedang menangis sesenggukan, hal itu membuat Dias bertambah khawatir.

"Kimmy, kamu kenapa? Katakan apa yang sakit Kimmy?" tanya Dias khawatir.

Kimmy menggeleng cepat sambil menangis, dia berusaha bangun dari tidurnya di brankar. Dias yang melihat sahabatnya kesusahan tentu saja sigap membantu Kimmy.

Kimmy langsung memeluk Dias sangat erat ketika dia sudah dalam posisi duduk, Dias membalas pelukan Kimmy. Tangisan Kimmy semakin menjadi, hal itu membuat Dias bingung, ada apa dengan sahabatnya ini. Beberapa menit mereka berdua saling berpelukan, Kimmy yang merasa sudah mulai membaik langsung mulai menceritakan hal yang sebenarnya pada Dias.

Dias terus mendengarkan dengan seksama cerita Kimmy, dia lihat sahabatnya itu bercerita sambil menangis. Dias juga ikut menumpahkan air matanya ketika mengetahui fakta tentang mantan suami Kimmy, ayah dari anak di kandungan sahabatnya itu ternyata laki-laki brengsek. Dias tidak habis pikir tentang permasalahan itu, sebelumnya dia sudah mendukung Kimmy agar kembali rujuk pada Arka, tapi mendengar kenyataannya Dias menjadi ragu.

Waktu terus berjalan, Kimmy dan Dias setiap harinya selalu bersama di satu ruangan yang sama. Dias yang beberapa hari ini tidak masuk kerja karena ingin menjaga Kimmy di rumah sakit, dia tidak tega meninggalkan Kimmy sendirian di rumah sakit tanpa di temani siapapun. Karena Dias tahu, bahwa sahabatnya ini sudah tidak memiliki keluarga lagi. Setelah tiga hari kejadian Kimmy yang tidak sadarkan diri, dan sekarang Kimmy dan Dias sudah bersiap-siap meninggalkan rumah sakit.

Arka sedang dalam perjalanan menuju apartemen Alesha. Saat tiga hari yang lalu, Isabella memberi tahunya, bahwa Alesha sudah mengetahui fakta itu, saat mereka di rumah sakit. Arka pun memutuskan untuk segera menemui Alesha, dan meminta maaf.

Tidak butuh waktu lama, Arka sudah tiba di apartemen Alesha dan langsung saja masuk ke lift menuju ruangan Alesha di lantai atas.

Arka memencet tombol bel apartemen, dia memencetnya hingga tiga kali. Tidak lama kemudian, terlihat ibu Alesha membuka pintu utama.

"eh nak Arka, mari masuk." ucap ibu Alesha sambil tersenyum.

Arka pun ikut masuk, dan tidak lupa menyapa kedua orang tua Alesha. Setelah berbincang-bincang beberapa menit dengan kedua orang tua Alesha, Arka pun masuk ke kamar Alesha atas persetujuan kedua orang tua Alesha.

Arka membuka pintu kamar, dia melihat Alesha sedang berbaring membelakanginya. Arka pun langsung duduk di sisi kasur Alesha, dan mengusap pelan puncak kepala Alesha. Dia tahu bahwa Alesha menyadari kedatangannya, sehingga dia tidak mau berbalik badan menatapnya.

"apa yang sedang kamu lakukan di sini?" tanya Alesha seketika, masih tetap membelakangi Arka.

"aku ingin berbicara pada kamu." ucap Arka masih setia mengusap kepala Alesha.

"aku sudah mengetahui semuanya." ucap Alesha.

Arka terdiam mendengar ucapan Alesha, dia bingung harus memulai pembicaraan dengan apa. Karena Alesha terlihat sangat marah padanya.

"maafkan aku Alesha." hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Arka.

Alesha tidak menanggapi ucapan Arka, dia juga sudah mengeluarkan air matanya dengan deras. Perasaannya sangat sakit mendengar fakta sebenarnya bahwa pria yang dia sukai selama berpuluh tahun, ternyata sudah pernah menikah dan bahkan akan menikah lagi untuk mempertanggungjawabkan atas perbuatannya yang sudah menghamili wanita sebagai mantan istrinya.

Alesha tidak habis pikir, kenapa dia harus di uji dengan takdir seperti ini. Dia begitu tidak terima, tapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Alesha terisak menangis, Arka mendengar isakan tangisan Alesha, tapi Arka juga bingung harus berbuat apa. Alesha begitu mencintainya, tapi dia sendiri mencintai wanita yang dulu menjadi istrinya, dan bahkan sekarang wanita itu mengandung anaknya, dia harus bertanggung jawab atas semua itu.

"kamu jahat pada aku Arka." ucap Alesha terisak menangis.

Arka kemudian menarik bahu Alesha, mencoba membangunkan Alesha dari tidurnya. Alesha awalnya menolak sentuhan Arka, akhirnya Alesha sudah duduk dan berhadapan dengan Arka.

Arka sangat terkejut melihat kondisi Alesha, mata wanita itu sangat bengkak, dan terlihat wajahnya sangat memerah. Arka sudah menduga ini akibat Alesha terus menangis.

"maafkan aku." ucap Arka lagi, dan langsung menarik Alesha ke pelukannya.

Saat Arka mencoba memeluk Alesha, dengan sigap Alesha menolak dan memukul tubuh Arka bertubi-tubi. Arka hanya diam menerima pukulan Alesha di dada bidangnya, dia tidak mencegah Alesha sama sekali, mungkin dengan cara ini Alesha sedikit membaik, karena membalas perbuatan jahatnya.

Tidak lama kemudian, Arka langsung menarik Alesha kembali ke dalam pelukannya. Alesha sudah pasrah, dia membiarkan tubuhnya di peluk erat oleh Arka. Walaupun hatinya begitu sakit karena perbuatan Arka, tapi di sisi lain Alesha juga menginginkan pelukan penenang dari Arka.