webnovel

Chapter 46 (The Worked Hard)

"Ha.... Ini melelahkan" Neko masuk ke dalam villa nya dan melepas sepatunya, dia mengepakan bajunya dengan banyak keringat dan kulitnya sebagian memerah.

"Ha.... Benar benar terbakar..." Ia melihat lengan kulitnya, tapi di saat itu juga Dongsik langsung terdengar menggonggong dan mendekat. "Woof... Woof..." Ia berjalan ke Neko dengan cepat membuat Neko menoleh dan dia harus berpikir bagaimana Dongsik berhenti nanti karena dia berlari sangat cepat.

Rupanya Dongsik melompat dan membuat Neko menerimanya, tapi ia terjatuh.

"BRAK!!"

"Agh.... Sialan..." Neko terbaring jatuh dengan Dongsik ada di atas perutnya.

"Sialan... Kau berat" Dia menatap suram.

Tapi tak sengaja, kaki lancip dari Dongsik itu menekan dada Neko membuat nya terpeleset dan langsung jatuh dengan kepala samping nya mendarat di dada Neko.

"Sialan... Anjing!!" Neko mendorong nya dan langsung berdiri membersihkan bajunya.

"Woof... Woof.... Wu..." Dongsik tampak berwajah sedih, dia seperti mengatakan sesuatu.

== Maafkan aku, aku tidak sengaja tadi, kupikir Nona bisa menerima tubuh ku, tapi sepertinya terlalu berat dan membuat mu jatuh... Maafkan aku == Dia mendekat mengendus endus kaki Neko dan menyentuh kan kepalanya di kaki Neko membuat Neko menghela napas panjang.

Lalu Neko berlutut dan membuka lengan nya. Hal itu membuat Dongsik melihatnya dengan bingung.

"Ini mungkin tidak seharusnya pernah aku lakukan tapi, kemarilah" Tatap Neko dengan wajah datar tapi dia seperti bermaksud untuk Dongsik mendekat.

Seketika ekor Dongsik bergerak kemana mana menandakan dia senang dan langsung mendekat, Neko mengelus leher Dongsik membuat Dongsik nyaman.

"Tunggu...." Ia terdiam ketika merasakan sesuatu, saat memandang Dongsik yang juga menatapnya dengan senang, ia jadi teringat Yechan.

"Pft... Untuk sebentar, kelucuan mu mirip lelaki itu" Neko hampir tertawa kecil, tapi ia menggeleng. "Ha.... Apa yang aku pikirkan, aku sudah bosan hidup" Ia kembali suram malahan, lalu berdiri mmebuat Dongsik kembali terdiam, lalu Neko berjalan menjauh sambil memegang ujung baju bawahnya dengan kedua tangan nya lalu mengangkatnya ke atas membuatnya melepas baju itu dan sekarang dia telanjang perut, dia hanya memakai bra dan celana pendek nya.

Setelah melepas bajunya itu, dia melemparnya di keranjang cucian dan di saat itu juga, secara kebetulan, ponselnya berbunyi membuatnya menoleh dari meja sofa, dengan masih telanjang perut, dia berjalan mendekat mengambil ponselnya.

Ia terdiam ketika melihat itu dari ketua sindikat.

"Chairwoman menghubungi ku di saat yang tidak tepat... Tunggu" Ia terdiam dan seketika ia berwajah marah.

"Sialan!! Siapa yang mau menerima panggilan dari mu setelah kau menukar koperku?! Kau tidak menghubungi ku sebelum aku sampai sini dan sampai sekarang aku belum protes padanya!!" Dia benar benar sangat kesal, tapi Dongsik mendekat. "Woof?" Ia menatap polos membuat Neko terdiam menatapnya dengan ponsel yang masih berbunyi di tangan nya.

Lalu ia menjadi menghela napas panjang pasrah dan mengangkatnya.

"Neko?"

"Katakan saja padaku"

"Bagaimana? Kau sudah menemukan kampus nya?"

"Ya, aku sudah menemukan nya, itu bernama kampus Jiang dan hanya berjarak 5 kilometer dari tempat ku"

"Kau punya rencana berikutnya?"

"Ada, aku akan masuk ke sana dan mencari tahu soal orang yang kau minta, pertama tama katakan padaku informasi sekecil apapun soal dia"

". . . Dari data yang aku temukan, satu dari mahasiswa maupun mahasiswi di sana pasti memiliki hubungan dengan Cheong dan yang pasti, itu hubungan tidak biasa, sangat erat entah itu apa aku benar benar tidak tahu, dalam informasi kecil yang aku temukan, itu seorang perempuan"

". . . Kau mengatakan nya dalam banyak jawaban"

"Ini memang benar, jika dia laki laki, itu berarti dia di tugaskan membela diri dan bertarung tapi jika wanita, hanya cukup mencari informasi" Balas Chairwoman.

Neko terdiam, ia lalu membalas. "Baiklah, aku akan ke sana... Dan mencari tahu"

". . . Bagaimana soal urusan mu sendiri"

"Sialan, jangan ingatkan aku soal itu, jika kau bicara itu, aku harus melemparkan suatu kata untuk mu"

"Katakan saja... Aku siap menutup telinga ku"

"Sialan.... Kau telah menukar koper ku!! Jika bukan karena kau tidak mengizinkan ku mencari urusan ku, kau juga tidak akan meminta ku melakukan tugas yang di kampus ini!!"

"Paling tidak kau punya satu setelan baju yang selalu kau pakai" Kata Chairwoman.

"Apa!! Memang nya aku di sini hanya sehari!! Hei... Hei..." Neko menatap ponselnya dan siapa sangka, itu dimatikan oleh ketua sindikat membuat nya benar benar kesal.

"Sialan!!" Dia mengambil buku yang ada di meja dan langsung melemparnya ke dinding.

Dongsik yang melihat nya menjadi terdiam bingung.

Lalu Neko menoleh padanya dan menghela napas panjang. "Aku bisa tertelan amarah ku... Ha..." Ia menggeleng dan berjalan ke kamar mandi, untuk membersihkan tubuhnya.

Setelah selesai, dia keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk yang begitu ketat di tubuhnya, itu bukan handuk jubah, melainkan handuk biasa yang di gulung di tubuhnya dan juga rambutnya tergulung dengan handuk ke atas.

Ketika kekuar, ponselnya kembali berbunyi membuatnya mendekat melihat. Ia melihat itu bahwa itu dari Yechan, ia lalu mengangkatnya.

"Akai, kamu di sana?" Tanya Yechan.

"Yeah, ada apa?"

"Aku salah memberitahu kan mu soal kampus itu, sebenarnya, kita bisa kesana besok, kamu juga bisa mulai mendaftarkan diri di sana"

"Tapi, bukankah masih ada 3 hari lagi?"

"Tidak, aku salah, aku lupa soal infonya dan rupanya setelah aku lihat lagi di rumah, memang besok aku mulai masuk, kita masuk jam 8-9 dan pulang jam 1-3 terkadang pulang jam 10-11" Kata Yechan.

"Aku mengerti, aku akan bersiap besok" Kata Neko, lalu panggilan tertutup.

Neko melihat sekitar dan menoleh ke luar. "Sialan... Ha...." Ia menghela napas panjang lagi lalu berjalan naik ke lantai atas menggunakan tangga, tepatnya dia naik di balkon dan rupanya ada jemuran di sana.

Ada baju setelan nya, ia lalu mengambil nya, tepatnya itu celana panjang nya dan kemeja putihnya.

"Aku mungkin bisa menggunakan ini" Pikirnya.

Hari selanjutnya semua orang terlihat terdiam dari jalan dan tempat mereka di kampus.

Tepatnya di kampus Jiang, jika dilihat, kampus itu memanglah sangat besar dan luas, pastinya menjadi salah satu kampus terbaik di Korea.

Mereka yang terdiam tadi, melihat seorang Neko yang berjalan sambil mengangkat ponselnya. "Aku sudah ada disini, belum saja Aku temukan" Kata Neko yang berbicara lewat ponselnya.

Dia hanya berjalan melewati mereka yang masih benar benar terpaku melihatnya bahkan wanita dan lelaki menatapnya di sana.

"Siapa gadis itu, Dia sangat manis-" Mereka semua bergosip.

"Ya, dia juga begitu cantik"

"Aku belum pernah melihatnya"

"Mungkin mahasiswi baru, atau malah dosen"

"Bisa jadi dia dosen"

"Akai..." Lalu Yechan berjalan memanggil.

Lalu Neko menutup ponselnya dan menatapnya.

"Kau sudah bisa bertemu kepala kampus" Kata Yechan.

". . . Apa kau yang bilang padanya bahwa aku akan menemuinya"

"Yup, mau aku temani kedalam? (Jika dlihat lihat, semua orang benar benar menatap nya, mungkin karena penampilan Akai juga, dia memakai celana panjang hitam dan kemeja putih lengan panjang yang termasukan di celana, meskipun itu biasa, tapi nyatanya, itu tampak menawan jika berada di tubuhnya)" Pikir Yechan menatap baju Neko. Rupanya Neko memang memakai baju kemarin yang ia angkat dari jemuran.

"Tidak perlu, Terima kasih, aku akan datang sendiri" Neko menatap.

Setelah itu dia berjalan ke ruangan kepala kampus, ia menatap pintu itu dan mengetuk.

Lalu masuk, terlihat seorang pria yang duduk di meja kantornya. "Silahkan, masuk saja" Kata dia.

Lalu Neko menutup pintu dan masuk.

"Jadi, ada keperluan apa?" Tanya pria itu.

"Aku ingin masuk ke kampus ini"

"Sebagai apa? Mahasiswi? Dosen?"

". . . Apa aku cocok menjadi dosen?"

"Banyak dosen yang di bawah rata rata umur kampus, itu karena pengetahuan mereka yang besar, jadi mungkin kamu memiliki pengetahuan yang besar juga?"

"Aku tak punya bukti dalam, hanya sebatas identitas ku saja" Neko memberikan dokumen identitas palsunya yang dia berumur 20 tahun itu.

"Baiklah, seberapa luas pengetahuan mu?" Kepala kampus itu menatap.

Hal itu membuat Neko terdiam melirik. "(Jika di posisi ini, biasanya aku langsung melempar segepok uang dan bilang padanya sembunyikan ini dan perlu jadikan aku apa yang aku mau hanya karena uang, sogokan adalah yang terpenting, tapi... Aku belum tahu, bisa jadi ada orang duluan yang mengatakan nya padanya, jika dia tahu aku adalah orang yang memiliki uang dalam hanya karena masuk ke sini, dia akan memberi tahu orang yang lain, sebaiknya hanya perlu menjadi identitas palsu ku) Aku bisa menjawab semua pengetahuan di sini, kecuali jika anda memasukan ku hanya sebagai Mahasiswi, karena aku di sini juga untuk menambah pengetahuan" Kata Neko.

"Kampus ini memiliki jurusan langsung di berbagai tempat, banyak yang menjadi tentara, polisi, bahkan dokter sekalipun, apa cita cita mu dan apa pekerjaan yang ingin kau gunakan?"

". . . Keuangan, kerja sama, kontrak, pemimpin sebuah organisasi, dan juga, direktur dalam perusahaan yang aku buat sendiri" Kata Neko, kepala kampus tidak tahu bahwa dia sedang memberitahu soal pekerjaan nya, bukan impian pekerjaan Neko.

"Oh, impian yang bagus... Kau akan menjadi calon CEO ataupun direktur, Baiklah, setelah mengikuti ujian tes ini, silahkan kerjakan di sini dan aku akan langsung mengoreksi mu nanti" Kepala kampus memberikan kertas ujian pada Neko.

Neko terdiam dan melihat soal soal itu, di pandangan nya, kata kata itu bercahaya menunjukan dia tahu jawaban nya tanpa berpikir.

"(Memiliki pengetahuan luas itu penting)" Ia tersenyum kecil, lalu mengambil bolpen di tempat pensil kepala kampus, dia langsung mengerjakan nya di meja kepala kampus dengan masih berdiri membuat kepala kampus terdiam tak percaya melihat itu.

Soalnya ada 50 dan semuanya adalah sebuah uraian, Neko menyelesaikan nya hanya dalam waktu 15 menit dengan gerakan tangan yang cepat.

Ia lalu meletakan pena nya dan mendorong pelan kertas itu di depan kepala kampus.