webnovel

Chapter 37 (My Model)

"Hah... Nona Akai!!, apa yang Kau lakukan, itu, itu buku penting unutkmu bukan?" Kim terkejut menghampirinya yang membakar buku itu di luar.

Rupanya Neko membakar buku itu.

"Yah, kupikir Aku tidak usah membacanya, lebih baik ini menjadi rahasia semua orang termasuk Aku.." Neko membalas lalu Kim terdiam.

"(Buku ini berbahaya, aku saja sampai kesakitan membaca nya apalagi manusia biasa... Mereka akan mati, dan yang paling penting, buku ini harus akan darah juga....)" Neko terdiam, ia lalu menoleh ke Kim. "Jadi sudah kau palsukan?"

"E..Sudah, mereka sebentar lagi akan menemukannya" Kim membalas.

"[Baguslah, dengan begini Aku sudah terbebas dari mereka, ini semua tak ada untungnya bagiku... Hanya sia sia saja aku datang kemari]" Neko menjadi terdiam dan tiba tiba Ia mendadak oleng dan jatuh.

"Hah... Nona Akai!!!" Kim terkejut.

---

Di sisi lain. Berita dari keluarga Ezekiel. "Astaga.... Kenapa ini semua harus terjadi" Tuan Ezekiel duduk di sofa memegang kening nya.

Lalu ada yang masuk, seperti seorang penjaga. "Tuan Besar" Dia berjalan mendekat dan menunjukan kotak.

"Ini yang di temukan tim pencari" Tambah nya.

"Katakan padaku" Tuan Ezekiel menatap.

". . . Dalam kecelakaan kapal itu, ada 15 orang meninggal, dan satu di antaranya adalah Nona Amai, yang di temukan hanyalah baju gaun yang dia pakai terkahir kali, gaun merah itu"

"Amai.... Kau pergi lagi... Padahal kau hampir aku banggakan sekarang..... Dimana mayat nya?" Tuan Ezekiel menatap.

"Tidak ada, mayat nya sama sekali tidak di temukan"

"Hah?! Jika tidak ada mayat nya, bagaimana ada bajunya? Roiyan bilang, dia terakhir kali di bawa orang dan di kejar oleh Kim sendiri"

"Mungkin mayat Nona Akai hilang di dasarnya lautan, karena bajunya saja sudah begitu sobek dan tercabuk cabik. Tapi Tuan Kim, dia masih hidup" Kata pengawal itu.

"Panggil dia kemari" Kata Tuwn Ezekiel. Lalu pengawal itu mengangguk dan berjalan pergi.

Tak lama kemudian ada yang membuka pintu. "Tuan Ezekiel" Ia menatap, rupanya Kim.

"Kemarilah dan duduk" Tuan Ezekiel membiarkan nya duduk di sofa lain dan mereka bisa mengobrol.

"Tuan Ezekiel, aku tahu anda ingin meminta informasi soal kematian Amai, tapi... Ini memang sudah terjadi... (Nona Akai bilang, dia ingin aku meyakinkan Tuan Ezekiel agar kematian nya benar benar dipercayai meskipun hanya kematian palsu)" Kim menatap.

"Yah, kenapa Amai mati sementara kamu masih sehat sehat saja tanpa luka" Tuan Ezekiel menatap tak percaya.

". . . Apa maksud anda?" Kim menatap.

"Lihat diri mu, kau tidak ada luka sama sekali, padahal kau juga ada di kapal itu kan, Roiyan sendiri yang melihat mu" Tuan Ezekiel menatap tajam.

"Tuan Ezekiel, jika anda ingin meminta bukti pada tubuhku, aku akan menunjukan nya, permisi" Kim berdiri dan menundukan tubuhnya membuat Tuan Ezekiel terdiam menatap.

Lalu Kim membuka jas dan kemeja nya, dia tidak membuka seluru kemeja nya, hanya membuka kancing nya dan seketika itu juga terlihat luka yang sangat banyak di perut, dada hingga leher bawah Kim, itu saja sudah terlihat apalagi punggung nya.

Hal itu membuat Tuan Ezekiel terdiam kaku. Lalu Kim memakai lagi bajunya dan kembali duduk.

"(Sebenarnya... Itu adalah luka banyak nya melindungi Nona Akai, selama menjadi pengawal... Aku juga pastinya bertarung untuk keselamatan Nona Akai, menjadi pengawal satu satunya juga pastinya sakit, tapi ini aku menahan nya...)" Kim terdiam.

". . . Apa kau benar benar seorang kakak untuk nya?" Tuan Ezekiel menatap.

". . . Ya... Aku kakak, aku melindungi nya... Bukan berarti aku menyerahkan kasih sayang ku, tapi aku menyerahkan penutupan perlindungan padanya, aku melindungi nya apapun yang terjadi" Kata Kim.

Tuan Ezekiel kembali terdiam, dia lalu menghela napas panjang. "Kematian Amai, pastinya tidak akan ada yang tahu, karena dia tidak di ketahui banyak orang, Jadi mungkin aku minta maaf jika kematian Amai tidak di ketahui orang orang di sini karena dari dulu aku hanya menganggap nya menumpang" Kata Tuan Ezekiel.

"Ini baik baik saja... (Untung nya... Jika Nona Akai di kenal, maka ini akan susah jika harus memalsukan kematiannya, dia tidak di kenal di sini tapi tetap akan di kenal di distrik kembali) Kalau begitu, aku permisi dulu Tuan Ezekiel, aku harus kembali ke seoul Jung" Kata Kim. Ia berdiri dan membungkukan badan lalu berjalan pergi membuat Tuan Ezekiel terdiam, dia menghela napas panjang. "Ha... Amai..."

"(Baiklah, tugas ku sudah selesai, ini semua sudah selesai... Aku akan ikut Nona Akai ke distrik dan menjadi pengawal nya di sana, meskipun sudah ada pengawal, tapi aku juga ingin menjadi asisten Nona Akai)" Pikir Kim.

Setelah itu dia kembali ke tempat Neko dan membuat laporan bahwa dia sudah membuat Tuan Ezekiel percaya dengan kematian Neko.

--

"Huggh.... Aku sangat bosan" Kata Hyun yang duduk di ruang jaga bersama Jun.

"Ya, Kau benar, ini sudah 2 bulan Boss pergi meninggalkan Kita" Jun menambah.

"Haizz... Yang harus kita khawatirkan adalah bagaimana jika saat dia pulang nanti Dia akan memukuli kita karena pembuat kopi di kafe itu hilang [Matthew]"

"Kita bisa jelaskan dengan baik bukan"

"Ah, kalau begitu biar kau saja yang bilang" Hyun menatap.

Sebenarnya apa yang mereka bicarakan, kenapa mengatakan Matthew hilang.

"Hoi, kalian..." Seseorang memanggil membuat mereka terkejut mendengar suara itu.

"[Su, suara itu—Tidak salah lagi]" Mereka menoleh perlahan dan rupanya itu Neko berdiri didepan pintu ruang penjagan dengan koper yang ada disampingnya.

"Kalian tidak menjemputku ya" Neko tersenyum kecil.

"B..Bos..Bosss." Mereka terharu senang dan mendekat.

"Bos.... Ini anda, kami benar benar tidak percaya"

"Baru 2 bulan sudha menambah cantik"

"Itu benar, kami benar benar sangat senang anda kembali dengan keadaan yang tidak kenapa napa"

"Apa yang anda naiki kesini?" Hyun menatap.

"Aku diantar oleh orang" Kata Neko lalu Kim berjalan mendekat di belakang Neko. "Halo salam kenal" Dia menggunakan senyum ramah nya dengan satu tangan ke balakang dan satu tangan melambai kecil.

"[Asisten baru, jangan jangan kita di gantikan]" Hyun dan Jun mulai berpikir negatif.

Lalu Neko berbalik dan berjalan pergi.

"E, boss kemana anda akan pergi" Mereka berdua menatap.

"Aku akan menemui Chairwoman"

"Biarkan Kita yang antar"

"Tidak perlu, Kim saja yang mengantar" Neko mengatakannya sambil berjalan pergi. Mendengar kata kata itu tentu saja Mereka berdua terkejut.

"I..Itu benar, kita sudah tergantikan" Kata Hyun yang menjadi lemas.

"Sepertinya kita akan dikembalikan dipenjara lagi..." Jun membalas. Mereka berdua menjadi frustasi.

Kim yang mengikuti Neko ke mobil, ia juga menoleh pada mereka berdua dengan bingung.

"[Apa mereka pelindung Nona Neko?]"

Sehari sebelumnya di pusat kantor ketua sindikat. Dia terkejut ketika mendengar dari berita bahwa salah satu putri tuan keluarga besar ditemukan hilang pada kecelakaan ledakan kapal. Mereka hanya menemukan gaun yang dia pakai saat itu lepas terambang di laut dengan banyak darah mengotori gaun itu.

"[Apa...Neko..., Kau bilang Kau akan pulang bukan...]" Ia berdiri dengan sangat kesal bercampur marah. Lalu berjalan keluar.

"Ada apa Nona" Assistennya menatap.

"Gadis harimau itu telah mati, keluarkan Dia dari sindikat dan gantikan seseorang untuknya"

"Baiklah" Asistenya mengangguk.

--

"Kupikir ini bukan ide yang bagus menemui Ketua Sindikat, Nona Akai" Kim menatap dari kaca tengah mobil.

Tapi Neko hanya diam duduk dengan aura dingin di bangku tengah.

"[Auranya berubah saat Dia sudah sampai disini]" Kim menjadi terkejut.

Saat sampai mereka berdua menuju ke lantai gedung kantor ketua sindikat. Di jalan Neko berpapasan dengan seorang pria yang memiliki tato mawar di leher kirinya.

Mereka hanya berpapas karena tidak saling kenal. Neko juga tidak menatap ke arah nya begitupun dia. Tapi takdir mengatakan akan ada hal yang membuat mereka saling mengenal.

Kim membukakan pintu lalu Neko masuk, setelah masuk Kim menutup pintunya menungu diluar.

Ketua sindikat menoleh ke pintu dan terkejut melihatnya. "[. . . Apa yang terjadi, kenapa Dia ada disini]"

"Kau memang tidak memanggilku, tapi Aku kemari untuk menemuimu saja dan memberitahu bahwa aku sudah kembali" Kata Neko sambil duduk di kursi pertemuan. Tapi tiba tiba Ketua sindikat berdiri dan mendekat, Ia bahkan mencubir cubit pipi Neko.

"[. . . Ada apa dengannya]" Neko menjadi bingung.

"[Ini memang Dia... Tunggu, belum pasti] Ketua sindikat menyobek baju Neko membuatnya terkejut.

"Apa yang Kau lakukan!?" Neko berteriak membuat Kim yang di luar terdiam mendengar itu.

Ketua sindikat menatap ke punggung Neko yang masih ada tanda luka pahatan itu. Tapi Ketua sindikat juga melihat banyak luka di tubuhnya.

"Haizz..Ini memang Kau, kupikir Kau telah mati rupanya Kau hanya memalsukannya, seharusnya Kau minta izin padaku dulu"

"(Jadi berita itu sampai di distrik?) Untuk apa, ini juga urusanku bukan?" Neko menatap serius.

"Hmp... Aku akan mengeluarkan Beum Jyoun dan mengembalikan posisi mu [Aku tidak pernah mengizinkanmu bebas dari sindikat]"

"Siapa?" Neko melirik bingung sambil memakai bajunya.

"Saat Aku tahu kau mati, Aku tidak bisa membiarkan posisimu kosong jadi Aku menggantikan seseorang"

"Hah.. Maksudmu [Akhirnya Aku dikeluarkan] Terima kaih atas kerja samanya" Neko tersenyum sedikit senang lalu berbalik dan berjalan pergi tapi Ketua menahan kepalanya. "Kau pikir Aku membiarkanmu pergi, Kau akan kukembalikan posisimu"

"Ha!? Aku tidak mau..." Neko tetap berjalan. Tapi Ketua menahan tangannya.

"Aku tidak akan membiarkanmu keluar, Aku tahu Cheong akan mendapat kesempatan untuk mengajakmu bergabung bukan? Aku tidak akan mengeluarkanmu" Kata Ketua sindikat dengan nada tegas.

"Cih...Aku hanya ingin berlibur"

"Tidak ada liburan, Aku akan memanggil Beum Jyoun Kau bisa pergi sekarang. Akan ku hubungi bawahanmu nanti" Ketua sindikat melepas tangannya lalu Neko menatapnya dengan kerutan mata. Lalu Ia berbalik dan berjalan pergi keluar.

Ketua sindikat terdiam dan mengingat kembali saat Ia membuka baju Neko, Ia melihat kalung hijau setengah hati yang diapakai Neko. "[Ada seseorang ya]" Ia tersenyum licik.