webnovel

Chapter 251 (Acheline Story For Kim)

[ACHELINE STORY FOR KIM]

"Kim?" Neko memanggil Kim yang berdiri di belakang nya ketika Neko duduk memakan sarapan sendiri.

"Ya Nona Neko" Kim langsung tersadar dan membalas dengan cepat.

"Aku lupa soal bagaimana dirimu, bagaimana dengan adikmu itu?" Tatap Neko.

"Chay?... Dia.... Baik baik saja dan selalu menghubungiku, jangan khawatir Nona Neko, dia adalah Gadis yang baik yang sekarang menjadi wanita yang baik juga" Balas Kim.

"Apa dia selalu menghubungi mu, atau kau yang menghubunginya duluan?" Tatap Neko.

"Untuk hal itu mungkin agak aneh, waktu ku bekerja sangat banyak jadi aku tak punya waktu yang cukup untuk menghubungi nya, tapi dia pernah bilang padaku bingung bertemu dengan ku di Korea ini, karena dia juga berada di Korea"

"Dia tidak menikah, bagaimana denganmu sendiri. Kalian belum mendapatkan pasangan bukan?"

"Sebenarnya Chay sudah dapat, dia akan ikut bersama pacarnya pergi, aku... Hanya cukup disini melayani Anda"

"Kau tidak bisa seperti ini" Kata Neko membuat Kim terdiam bingung.

"Carilah perempuan"

"Apa? Apa Anda tidak bercanda?" Kim menatap tak percaya.

"Buat apa bercanda, aku akan memberimu waktu"

"Apa... Apa Anda mencoba mempermainkan ku?"

"Karena aku sedang bosan, aku ingin melihat sesuatu yang menyenangkan. Dalam 2 hari mungkin kau harus dapat perempuan"

"Tapi... Dari awal Anda yang telah mengisi perasaanku" Kata Kim seketika Neko terdiam.

"(Astaga... Aku terlalu ke bablasan)" Kim langsung menutup mulut.

"Ha... Haha... Itu aneh kau menco-

"Maafkan aku... Aku pergi sekarang!!" Kim menyela dan langsung menundukan badan dan berjalan pergi.

Hal itu membuat Neko terdiam bingung, ia lalu menggeleng pelan dan kembali memakan sarapan nya.

Sementara itu Acheline terlihat meletakan sekaleng ber di meja Negan yang sedang menatap ke komputernya.

Negan menoleh dengan mata pandanya.

Acheline juga menatap sambil minum ber berdiri di sampingnya, saat Acheline menatapnya, ia menjadi tertawa. "Pf.... Hahahah.... Wajah apa itu hahah!!" Ia tertawa dengan keras dan tak bisa di hentikan.

Negan hanya menghela napas sambil membuka kaleng itu dan meminum bernya. "Harusnya kau membawakan ku kopi, aku masih harus lembur lagi.... Boss benar benar memberikan banyak tugas yang harus aku kerjakan semenjak 3 hari yang lalu, dia meminta ku mengurus semua dokumen pentingnya, apalagi satu dokumen penting yang berisi informasi soal Amai Akai dan identitas Bos sendiri dalam satu dokumen" Kata Negan dengan nada yang agak lesu.

"Apa dokumen itu penting?" Tatap Acheline.

"Jelas sangat penting, kunci dari banyak orang yang telah menyimpan hutang pada Boss juga ada di sana" Negan membalas.

"Sangat sangat tak bisa aku kerjakan" Kata Acheline sambil meminum kaleng nya, hingga habis, ia melempar kaleng kosong itu hingga masuk ke tong sampah yang agak jauh dari sana.

"Hei.... Bisakah kau bersikap lebih feminim?" Lirik Negan, lalu Acheline terdiam bingung.

"Maksud ku, lihat lah tubuhmu dan tampilan mu, kau tidak menggambarkan wanita yang sangat wanita banget, kau ini laki laki atau perempuan sih huh?"

"Yah aku ini wanita, tapi ya mau gimana lagi... Masa lalu membuatku tak peduli pada darah wanita ku sendiri, terserah kau mau apakan tubuhku, tubuhku juga masih sama seperti wanita lain..."

"Ogah Terima kasih" Negan langsung membalas dengan tidak nyaman.

"Baiklah, teruskan saja pekerjaan lembur mu itu... Aku tak ada kerjaan jadi aku akan bersantai" Acheline berbalik melambai dan berjalan pergi. Negan melirik dan kesal lalu berteriak. "Lihat saja, Boss akan memberikan tugas penting padamu, hidup matimu ada di tugas itu!!"

"Ya ya, terserah" Acheline hanya mencoba tak mendengarkan karena dia hanya bisa bersantai.

"(Bisa bisanya wanita itu benar benar sialan... Awas aja ya.... Akan ada lelaki yang mau melakukan seks dengan mu, aku harap lelaki yang akan melakukan seks dengan mu itu bisa membuka pintu wanita mu)" Pikir Negan dengan masih sedikit kesal.

Di luar, Acheline berjalan jalan dengan santai di luar gedung. "(Hari ini Boss memang pergi dan ini waktu aku buat bebas dari pekerjaan nya, rasanya sangat nyaman tapi aku butuh hiburan)" Ia berpikir mencari hiburan, tapi tak di sangka sangka, ia melihat Kim yang duduk jongkok di pojokan dengan putus asa memegang kepalanya dengan kedua tangan ya.

"Apa yang harus kulakukan?" Pikir Kim yang terlihat cemas dan sangat sangat terlihat butuh bantuan.

"(Bukankah itu Kim, bawahan dari Akai? ... Apa yang dia lakukan di sini dengan tatapan cemas dengan menatap ke bawah itu, tanya saja lah) Hei... Ganteng" Acheline mendekat dengan tatapan biasanya lalu Kim menengadah dengan wajah cemas. Tapi wajahnya berubah melihat Acheline. "Acheline? Kenapa kau di luar sini?" Ia menatap bingung.

"Harusnya aku yang bertanya seperti itu, ada apa denganmu Kim, kau terlihat payah, apa Akai memarahi mu lagi?" Tatap Acheline dengan penasaran.

"Dia memintaku mendapatkan pacar, maksudku... Seorang perempuan, tapi... Aku masih tidak bisa pergi darinya karena hatiku sudah masuk ke padanya" Balas Kim sambil membawa perasaaan sedihnya.

". . . Haha... Keren kawan... Jadi kau juga suka padanya, siapa sih yang tidak suka pada Gadis porseline itu huh.... Wajar saja jika kau suka"

"Tapi.... Mana mungkin aku mengambilnya dari Tuan Felix"

"Kau memang benar, jadi.... Apa ini tugas atau... Apa?"

"Sepertinya begitu, jika aku tidak mendapatkan pacar... Dia tidak akan mau aku melayaninya lagi" Kata Kim dengan wajah putus asa. Lalu Acheline bersandar di tembok sambil menyalakan rokok.

"Aku bisa membantumu"

"Apa maksudmu?" Kim menatap bingung.

"Aku bisa pura pura menjadi pacarmu"

"Hah?! Seriusan?!" Kim menjadi terkejut.

"Ingat malam itu, kau benar benar bisa mengajari ku yah.... Bukankah itu enak dari wanita seperti ku?"

"Hmp.... Kau mendesah kurang kimochi, aku suka yang lebih kimochi mendesah nya"

"Aku bisa melakukannya, itu hanya karena itu bukan waktu pertamaku"

"Memangnya waktu pertama mu... Dengan siapa... Apa seorang lelaki atau pria?" Tatap Kim tapi Acheline terdiam dan menghela napas panjang.

"Aku hanya akan membantumu saja Kim"

"Kau serius?!"

"Memangnya kau pandai mencari wanita lain selain aku disini... Tak ada siapa siapa disini, jika kau tidak mau aku juga tidak memaksa" Acheline berjalan pergi.

"Tunggu" Kim berteriak lalu Acheline menghentikan langkah nya.

"Baiklah.... Aku akan menerimanya" Kata Kim.

"Haha... Itu baru pria" Acheline tersenyum kecil.

--

"Jadi Kim... Kau sudah melakukan apa yang aku minta?" Tatap Neko yang menatap Kim di depan sofa ruangan nya.

"A... Aku sudah mendapatkannya Nona Neko"

"Baguslah... Lanjutkan itu" Kata Neko tapi hal itu membuat Kim bingung.

"Anda... Tak ingin tahu dia siapa?"

"Untuk apa aku tahu, ini juga bukan urusanku" Neko membalas dengan nada biasa membuat Kim kembali terkejut. "(Kalau tahu begitu... Kenapa aku tidak berbohong saja!!)"

Sementara itu Acheline mengantar dokumen bersama Negan ke ruangan khusus.

"Ada apa denganmu Acheline?" Tatap Negan.

"Ada apa?" Acheline menjadi bingung.

"Kau terlihat senang hari ini, apa ada sesuatu?" Tatap Negan dengan bingung.

"Eh~ kau mau tahu saja"

"E... Apa... Apa maksudmu wanita!! ... Aku hanya menebak saja!!"

"Haha aku bercanda, aku hanya sedang dapat pacar" Kata Acheline seketika Negan menjadi terkaku.

Lalu Acheline berjalan pergi dengan ruang sementara Negan terdiam pucat. "(Apa perkataan ku yang kemarin baru saja menjadi kenyataan?)"

-

"(Ini sangat aneh)" Kim terdiam di dinding halaman sambil merokok. "(Aku harus putus dengan Acheline, Nona Neko rupanya juga tak peduli dengan ini... Tapi bagaiman aku menjelaskan nya, tidak mungkin aku akan bilang aku memutuskan nya.... Lebih baik lanjutkan saja lah)" Dia menghela napas panjang.

Lalu Acheline tak sengaja dan kebetulan datang padanya. "Kim" Dia mendekat lalu Kim menoleh dan menengadah.

"Bagaimana jika kita jalan jalan" Kata Acheline. Tapi Kim terdiam.

"Entahlah Acheline, aku tidak tahu"

"Haiz.... Itu karena kau tidak pernah kencan sebelumnya, ayo aku akan mengajarimu" Acheline menarik tangan Kim yang terkejut.

Di jalan, Semua orang terus memandang ke dua orang itu.

"Bukankah ini agak mencolok" Kim menjadi tidak nyaman.

"Apa yang membuatmu berpikir begitu?'

"Aku masih memakai baju jas hitam ku dan kau juga memakainya, kita terlihat sangat aneh"

"Itu juga karena kita bekerja seperti ini. Jika kau mau kapan kapan kita harus berpenampilan yang ngetrend" Kata Acheline.

"(Tetap saja aku tidak niat melakukan ini)" Kim menghela napas panjang. Hingga mereka sudah berjalan sangat lama.

"Haiz.... Merepotkan" Kim menghela napas panjang. "... Ngomong ngomong ini sudah hampir malam... Kau mau pulang saja?" Tatapnya pada Acheline.

"Untuk apa pulang, kau sudah tidak kuat kah?" Acheline menatap tajam.

"Maksudku... Mungkin kau lelah?"

"Haiz.... Mari lakukan itu dulu" Acheline merangkulnya.

"Melakukan apa?" Kim masih bingung lalu Acheline menunjuk sebuah hotel cinta di seberang.

Kim yang melihat itu menjadi terdiam.

"Sekarang aku tahu, kau sering tidur dengan Lelaki"

"Hm~ kenapa, apa wanita yang seksi ini kurang untukmu" Acheline menatap.

Lalu Kim menghela napas.

"Aku akan membeli pengaman dulu" Dia berjalan pergi ke supermarket meninggalkan Acheline.

"Cepat ya, karena kita akan kehabisan tempat!!" Teriak Acheline. Kim mencoba menahan malu dengan sikap nya. "(Haiz.... Untung dia wanita yang seksi, jika tidak aku sudah akan memasukan nya ke tempat sampah karena mempermalukan aku dari tadi)" Pikir Kim. Ia lalu masuk ke dalam supermarket dekat sana.

"Permisi" Ia akan bertanya pada kasir wanita yang sedang berjalan. Kasir itu menoleh dan terkejut melihat nya. "(Astaga, apa dia pangeran tampan?!)" Ia terpesona dengan ketampanan Kim.

"Ehem, permisi, di mana tempat nya rak. . . Kondom?" Tatap Kim. Seketika Kasir itu terkejut mendengarnya.

Tak lama kemudian, Ia menemukan tempat dimana kondom berada.

"(Ini sangat aneh, apa dia hanya membuatku masuk ke hotel dan melakukan tidur bersama. Dia benar benar berbeda dari wanita bersih yang lain)" Pikir Kim lalu ia mengambil satu kotak kondom dan membayarnya. Tak di sangka sangka kasirnya adalah seorang wanita, wanita itu terkejut ketika Kim dengan santai membawa kotak kondom itu di meja kasir. "(Kuharap itu cukup.....)"