webnovel

Chapter 187 (Tiger Cat and Alfa Wolf)

"Uh..... Ahhhh!!" Teriak Neko mencoba menutup mulutnya sendiri karena Felix mencumbu dada nya beberapa kali. "Berteriak lah lebih manis lagi, aku ingin mendengar desahan mu itu, apa kau ingin aku melakukan hubungan dalam dengan mu agar kau menunjukan suara mu itu" Tatap Felix, ia menggigit dada Neko seketika Neko terkejut. "(Ugh... Sialan.... Apa dia tidak bisa merasa cukup?)" 

"Baiklah, apa kau sudah merasa terangsang?" Felix menatap sangat dekat lalu perlahan melepas celana Neko. 

Neko hanya bisa bernapas cepat dengan napas rangsangan. Tapi saat akan melepas celana Neko, Felix terdiam berhenti melakukan nya membuat Neko menatap menunggu. 

Felix melirik ke arah belakang dan memasang wajah gelap itu. Ia lalu tak jadi melepas baju Neko membuat Neko terdiam bingung. 

Felix memasang semua baju Neko dan seketika menarik selimut menutupi tubuh Neko. "Tetap lah di sini, jangan keluar dari selimut" Kata Felix. 

"Apa yang terjadi di san--

"Sshh.... Tetaplah di sini" Felix menyela lalu berdiri keluar dari ranjang. Neko terdiam dan menyembunyikan dirinya di dalam selimut. "(Apa yang sebenarnya terjadi?)"

Felix berjalan keluar dari ruangan itu tapi tak ada siapa siapa. Ia kembali melihat sekitar dan berjalan keluar menutup pintu, ia mengunci pintu itu dan berjalan pergi melewati lorong. Tapi siapa sangka ada yang masuk, terlihat seperti seorang pria yang memakai masker hitam menutupi sebagian wajah nya. Ia masuk dengan kunci yang sama di sana, Felix tidak bisa menyangka akan ada yang mendekati Neko. 

Neko mendadak membuka selimut nya dengan bernapas cepat. "Huf... Sialan... Dia membuat ku tidak bisa bernapas" Neko bernapas cepat lalu duduk tapi ia terdiam ketika di depan nya ada pria tadi yang kebetulan berjalan. 

Mereka sama sama melihat dengan diam. 

"(Siapa dia?)" Neko terdiam bingung. 

"(Bukan kah itu gadis yang di cari... Harus aku dapatkan sepertinya)" Dia akan menyerang dan itu membuat Neko waspada segera beranjak dari ranjang mencoba mengambil sebuah belati hitam di lantai. 

"(Dia terlalu lincah!!)" Pria itu menjadi kesal dan melompat lagi menangkap kaki Neko dengan dia yang terbaring di bawah. 

"Akhhh sialan.... Lepaskan aku!!" Teriak Neko, ia jatuh dan melihat belati itu ada di depan nya, ia mencoba mendekat mengambil belati itu dengan tangan nya meskipun kakinya tertahan pria itu. 

Tapi keberuntungan kembali hilang ketika ada satu penyusup datang melihat mereka. Ia membawa tali menatap ke Neko. "Kau sangat payah melakukan nya" Tatap nya pada pria yang memegang kaki Neko. Lalu dia sendiri menarik Neko dan mengikat nya. 

"Akhhh lepaskan!!" Neko mencoba memberontak. 

"Dia sangat agresif"

"Berikan dia anestesi" Kata rekan nya. Anestesi adalah obat bius penenang. 

Lalu salah satu di antara mereka mengeluarkan suntik kan anestesi. Neko yang melihat itu hanya bisa bermata besar menghadapi takdir itu karena dia tak bisa apa apa selain terikat saja. "(Kenapa... Kenapa ini sungguh sangat buruk, kenapa aku terus saja di temui hal seperti ini, apa salah ku!!??)"

Pria itu tiba tiba merobek baju Neko hingga sobek memperlihatkan tubuhnya. Neko terkejut dengan ekspresi nya. 

Di lanjut bahunya tertusuk perlahan suntikan itu. 

"Sialan!! Lepaskan akuuu!!!" Neko kesal dan mendadak menendang pria yang memegangi nya membuat mereka berdua terkejut dengan kekuatan Neko. 

Neko juga mengambil belati itu dan melepas tali yang mengikat nya. 

"Sialan!! Kalian harus mati!!" Tatapan nya sangat buas dengan belati di tangan nya. 

Sementara itu Felix berjalan terburu buru masuk kembali ke ruangan nya. "(Kenapa aku bisa kesana untuk melihat kondisi yang tidak ada apa apa sama sekali, sekarang aku bisa melihat apa yang terjadi di sini)" Dia membuka pintu dan melihat sesuatu yang sangat mengerikan meskipun wajahnya tak menunjukan apa apa. Ia menutup pintu dan rupanya di bawah lantai sudah ada dua orang bergeletak dengan luka berdarah di leher maupun tubuh mereka dan Neko bernapas cepat dengan berdiri, ia menoleh ke Felix dan menjatuhkan belati hitam nya dari tangan nya yang sudah berlumur darah. 

"Baiklah, pemikiran ku benar... Sepertinya aku harus mengunci kandang harimau sebelum memakan orang lain" Kata Felix mendekat perlahan. 

Tapi kelopak mata Neko menjadi bergetar. "(Aku tidak bisa bergerak.... Kenapa kau hanya mendekat saja)" Neko perlahan merasa pusing dan agak oleng jatuh ke belakang. Felix yang melihat itu menjadi sigap memegang nya seketika Neko jatuh dan dia berhasil menangkap nya. 

Felix melihat di bawah ada suntikan anestesi, seketika mata miliknya menjadi besar dan menggertak giginya sendiri memeluk Neko. "(Sialan....)"

--

Hari berikutnya, Negan datang ke dalam kantor Felix meletakan dokumen di meja Felix dan saat ini Felix sedang fokus pada laptopnya yang ada di depan nya. 

Lalu Negan melihat sekitar. "Aku hanya ingin bilang... Apa kau bertemu dengan gadis itu hari ini? Karena aku tidak melihat nya masuk hari ini?" Tatap Negan dengan polos. 

Felix terdiam masih fokus lalu mengambil ponsel nya di meja melihat sudah menunjukan pukul 9 pagi. 

"Dia tidak akan datang, dia sakit hari ini..."

"Bagaimana kau tahu itu?"

"Dia berbicara sendiri" Balas Felix. 

"(Aku benar benar masih belum paham)" Negan menjadi terdiam curiga lalu ia berjalan pergi begitu saja. 

Tapi tak lama berselang ada seorang pria masuk, tepatnya pria yang saat itu akan mengambil Neko yang ada di depan pintu hotel. 

"Tuan Felix" Ia berjalan mendekat dengan kesal dan Felix hanya fokus pada pekerjaan nya sama sekali tak menoleh padanya. 

"Tuan Felix, apa yang kau lakukan huh... Kau membunuh dua bawahan ku begitu saja, memang nya apa yang terjadi jika gadis itu aku minta, aku tertarik pada gadis itu. Bukankah dia hanya gadis biasa kenapa kau sampai membuat seperti ini?" Dia menatap tak terima, rupanya memang benar. Dua orang tadi malam memang suruhan nya sendiri untuk menangkap Neko di berikan padanya di ruangan lain. 

Lalu Felix terdiam dan perlahan membalas perkataan nya. "Apa kau tidak pernah aku beritahu soal apa yang di teliti oleh direktur Han, sindikat dari Jepang memiliki satu kandidat terpercaya sebagai budak ketua" Tatap nya dengan gelap seketika wajah pria itu menjadi terkejut seperti teringat akan sesuatu. 

"(Sindikat dari organisasi ilegal itu... Memiliki kandidat budak yang di gambarkan bertubuh gadis?!) Jangan bilang bahwa gadis itu adalah kandidat nya?" 

"Sekarang sudah tidak lagi, karena organisasi itu sudah berganti"

"Aku mengerti, organisasi itu berubah menjadi organisasi viktor? Apa ini berkaitan erat dengan Sheo?" Pria itu menatap serius. 

"Tidak perlu di tanya lagi, yang pasti jangan dekati gadis itu" Kata Felix. 

"(Jadi itu sebab nya Tuan Felix menyebutkan bahwa gadis itu miliknya itu karena dia tertarik pada gadis itu juga)"

Tapi Felix tiba tiba berdiri. "Aku seharusnya tidak membiarkan mu keluar sekarang karena sudah terbukti kau membuat gadis itu terbaring sakit, tapi karena kau mengaku, aku jadi harus mengurangi rencana penyiksaan" Tatap Felix membuat pria itu terkejut.

"Aku... Aku benar benar minta maaf" Tatap Pria itu, tapi Felix tetap memasang wajah yang gelap.

Sementara itu Neko membuka mata nya di ranjang hotel tadi malam. Rupanya dia masih ada di sana. Ia bangun duduk sambil memegang kening nya. "(Apa yang terjadi di sini..... Aku tidak ingat apapun? Kepala ku pusing, apa ini karena obat bius itu?)" Ia melihat sekitar, tempat itu sudah bersih bahkan dua mayat kemarin sudah tidak ada. 

"Cih... Kepala ku sangat sakit, aku tak bisa menahan sakit nya..." Ia memegang kepala nya dengan kuat, mungkin memang benar, karena pengaruh obat anestesi itu.

Lalu kembali melihat sekitar dan terkejut ketika mengetahui sudah hampir siang. 

"Akhhh aku tidak bisa datang hari ini... Sebaiknya aku kembali ke apartemen" Ia duduk di samping ranjang lalu menoleh ke jam dinding.

"(Kenapa ini sungguh sangat berat... Kepala ku pusing tidak karuan.... )" Ia menatap kosong, tiba tiba saja, ia teringat bagaimana dia membunuh kedua pria saat itu.

"Tidak..." Dia langsung menutup mulutnya dengan gemetar menggunakan tangan nya. "(Tidak mungkin, aku tidak membunuh mereka kan, di sini tak ada mayat mereka, jadi mungkin aku tidak membunuh mereka...)" Neko benar benar seperti ketakutan dia bahkan membayangkan tangan nya berlumur darah.

"(Akhhh Aku tidak mau!!)" Dia mendadak menggila dan bernapas cepat. "(Aku harus pergi daris ini, aku tak mau.... Ini semua buruk!!! Sangat buruk!!)" Dia langsung beranjak dan berjalan pergi, dia berencana pulang kembali ke tempat nya. 

Sorenya Felix menutup laptopnya dan mengambil mantel hitam nya yang ada di kursi dan berjalan pergi. Ia pergi ke hotel tepat di mana Neko tadi, tapi saat ia membuka pintu ia terdiam melihat bahwa ruangan itu sepi. "(Oh bagus, sekarang aku tak perlu menyewa ruangan ini lagi)" Ia berpikir Neko sudah pulang, saat akan menutup pintu, ia menjadi berhenti karena melihat sesuatu di dalam ruangan itu. Terlihat seperti sesuatu yang berkilau terkena lampu dari luar ruangan, Felix mendekat dan mengambil itu yang rupanya itu adalah bekas suntikan obat anestesi malam itu. 

"(Rupanya belum di bersihkan, mata mereka benar benar tidak bisa di percaya)" Ia membuang suntikan itu tapi tiba tiba ia merasakan sesuatu, ia kembali melihat ke tong sampah itu dengan suntikan itu yang masih berkilau.

Dia terdiam sebentar, lalu kembali mengambil suntikan itu dan melihat dengan sangat detail.

"(Anestesi memiliki jenis yang berbeda, dan aku berpikir ini adalah obat yang sangat kuat... Garis merah yang begitu tinggi, obat ini.... Bisa membuat pemikiran yang berlebihan pada pengguna nya...)" Pikirnya dengan serius. Itu memang benar, karena tadi Neko hampir menggila karena mengingat ia membunuh dua pria itu.

"(Begitu sialan, kenapa ini sungguh sangat rumit bahkan untuk melindungi mu)" Felix kembali membuang obat itu di tempat sampah lalu berjalan pergi berniat ke apartemen Neko.