webnovel

Chapter 180 (Tiger Cat and Alfa Wolf)

"Apa yang kau maksudkan? Menandai nya, mengajari nya?" Ha Cuen masih menatap bingung.

"Jika kau ingin tahu hal itu, aku juga telah memberitahu nya, untuk ke sini dengan pakaian yang sama" Kata Felix.

Di saat itu juga, mendadak pintu ruangan itu terbuka begitu saja membuat Ha Cuen menoleh tapi Felix tidak. Dia malah menyalakan rokoknya, ia hanya melirik sedikit.

Siapa sangka, itu adalah Neko dengan terengah engah, kaki telanjang tanpa apapun dan berantakan, membuat semuanya terkejut tapi Felix tidak.

"Berani sekali kau!! Tidak menyelamatkan ku!!" Neko langsung berteriak, tapi wajahnya hampir menangis.

"I..... Itu... Tidak mungkin..." Ha Cuen menatap berkeringat.

Lalu Felix menghembuskan rokoknya dan menepuk pelan paha nya membuat isyarat untuk Neko agar dia duduk di pangkuan Felix.

"Ha?! Siapa yang mau!!" Neko langsung menatap memberontak. Dia benar benar memasang wajah sangat kesal.

Tapi ia merasakan sesuatu di belakang nya, dia menoleh sedikit dan rupanya itu banyak nya penjaga yang tidak bisa membuat nya keluar. "(Sialan, aku terjebak....)" Ia terpaksa menuruti Felix lalu berjalan mendekat ke sana.

Lalu Felix memegang punggung Neko agar terus mendekat, dia menurunkan tangan nya memegang bagian bawah Neko membuat Ha Cuen terdiam menatap itu.

"Kenapa kau menjadi gadis yang nakal, kau tidak memakai bawahan apapun di sini dan berjalan kemari memperlihatkan hal yang tidak senonoh seperti ini" Tatap Felix membuat Neko terdiam.

". . Itu karena salah mu, kau tidak menyiapkan baju ku.... Sehingga aku hanya memakai kemeja ini" Balas Neko sambil membuang wajah, dia juga kebetulan melirik ke Ha Cuen dan wajahnya terkejut. "(Ha Cuen, bukankah.....)" Dia bahkan baru sadar ada Ha Cuen di sana.

"Lihat, apa yang aku bilang, kau memperlihatkan tubuh mu, bahkan padanya" Kata Felix membuat Neko menoleh padanya dengan panik. "Aku tidak melakukan itu! Itu salah mu!"

"Ha.... Baiklah, kucing kecil ku sedang marah" Felix menatap dengan tatapan serius.

Hal itu membuat Neko terdiam, ia benar benar tak tahu harus apa. "Aku bilang, ini salah mu..." Ia mengatakan itu dengan wajah hampir menangis, seketika dia memeluk Felix membuat Ha Cuen terkejut melihat itu.

Lalu salah satu pengawal Felix melepas mantel hitam miliknya dan menempelkan nya di punggung Neko menutupi bagian bawah Neko.

Lalu Felix menahan jas itu sambil me membawa nemo, dia menggendong di depan dan Neko masih dalam posisi memeluk leher Felix.

Lalu Felix menoleh ke Ha Cuen yang masih gemetar. "Kau memilih sandera yang salah" Tambah nya lalu berjalan pergi membawa Neko.

Ha Cuen benar benar terdiam tidak karuan, dia gemetar dan berkeringat. "(Tidak mungkin, bukankah gadis itu dulunya sungguh kejam, dia harimau tapi kenapa malah di sebut kucing dan kenapa gadis itu malah mendekat padanya, apa dia benar benar merubah gadis itu sepenuhnya...)" Dia benar benar tidak percaya dengan apa yang terjadi.

Tampak Felix meletakan Neko di ranjang. Tapi ketika dia akan berdiri, bahkan Neko masih memeluk Lehernya. Dia jadi tidak bisa bangun maupun berdiri.

"Tunggu, jangan pergi lagi..." Neko menatap memohon.

Felix terdiam masih dengan wajah datarnya. Dia memegang tangan Neko dan melepasnya lalu keluar dari ranjang membuat Neko bangun menatap nya.

"Istirahat lah, aku tidak akan menyalahkan mu dengan apa yang terjadi, karena ini adalah urusan ku sendiri" Kata Felix membuat Neko terdiam.

"(Kenapa dia jadi berubah begitu, kenapa dia menjadi berubah drastis, apa dia marah?)" Neko menatap. Lalu dia berteriak. "Aku minta maaf!!"

Teriakan itu membuat Felix menatap padanya.

"Aku tidak mau di tinggal! Aku takut mereka akan kembali lagi..." Tambah Neko.

Lalu Felix terdiam sebentar dan menghadap padanya sambil menyilang tangan. "Jika kau ingin aku di sini, turuti perintah ku..." Tatap nya, tapi Neko menjadi terdiam ragu, di hatinya, dia berpikir kesal. "(Sialan... Aku hanya tak mau mereka datang lagi tanpa sepengetahuan mu....)"

"Sekarang lepas baju mu" Kata Felix membuat Neko terkejut langsung menoleh.

"Apa? Aku hanya membuat perintah bukan?" Tatap Felix.

"(Sialan....)" Neko kesal, lalu dia melepas kancing kemeja nya itu dan melepasnya, tak hanya itu, dia juga melepas pakaian dalam nya.

Sehingga dia terlihat telanjang di ranjang, ia menutupi bagian tubuhnya dengan tangan nya dan rasa yang malu.

Felix lalu bersandar masih berdiri di samping dinding dengan menyilang tangan menatap dengan tatapan datar.

"Kau kotor...." Tatapnya membuat Neko terkejut. Lalu Felix mendekat dan melihat kaki Neko, dia mengangkat salah satu kaki Neko yang terluka karena dia berlari tanpa alas kaki saat menyusul nya tadi.

Lalu dia membuka sebuah rak di dekat ranjang dan mengambil suatu benda berbentuk seperti losion.

Ia duduk di samping ranjang lalu membuka tangan nya sambil meminta Neko mendekat. "Kemari lah"

Neko terdiam sebentar dengan ragu. "Apa yang mau kau lakukan?"

"Kemari saja, bukankah turuti saja permintaan ku" Felix menatap masih dengan tatapan datar.

Lalu Neko mendekat, dia mendekat dengan merangkak.

"Lingkaran tangan mu di leher ku" Kata Felix sekali lagi.

Neko yang terdiam, dia hanya bisa menurutinya, lalu ia mengangkat tubuhnya dan seperti berlutut lalu memeluk leher Felix.

Felix membuka losion itu dan memberikan tangan nya krim itu sedikit, lalu tangan nya yang besar dan kasar itu menyentuh punggung Neko yang telanjang membuat Neko agak terkejut mengepal tangan nya.

Dia merasakan tangan Felix terus mengoles kan sesuatu di tempat yang sama yakni pada bekas luka yang ia buat di punggung. Bekas luka yang berbentuk kalimat kanji Jepang "tetesan" itu.

"A... Apa yang kau lakukan..." Neko gemetar karena punggungnya sensitif di sentuh Felix.

"Jika kau memakai krim ini terus menerus, luka yang membuat punggung mu buruk akan menghilang...." Kata Felix.

"(Aku benar benar tidak tahu apa yang dia lakukan.... Ini benar benar memalukan)" Ia bahkan meremas baju Felix.

Tapi tiba tiba ia merasakan Felix memegang paha dalam nya dari belakang dan meremasnya perlahan membuat nya terkejut. "Ahk!" Ia langsung mengangkat wajahnya membuat mereka saling menatap.

Neko menjadi gemetar, lalu Felix mendekat dan mencium Leher Nya.

"(Ini tidak mungkin.... Aku tak mau jadi murahan di sini..... Seseorang harus menyadarkan ku.... Sadarkan aku bahwa aku hampir menjadi murahan di sini.... Ini semua terlalu cepat.....)" Ia menutup mata.

Tapi Felix lalu mengambil selimut dan menyelimuti tubuh Neko, lalu membaringkan Neko di ranjang membuat Neko terdiam.

"Aku bilang istirahat lah" Kata Felix. Lalu dia keluar dari ranjang dan masih dalam menatap Neko dengan tatapan datar.

"Ada apa dengan mu, kenapa kau begitu, kenapa kau memasang wajah itu lagi padaku?" Neko menatap.

"Pikirkan lah bagaimana sikap ku bisa sampai segini" Kata Felix untuk terakhir kali, lalu dia berbalik dan berjalan pergi dari kamar itu membuat Neko terdiam.

"(Kenapa, kenapa kau bersikap begitu... Bukankah sebelum kau merantai ku, kau bersikap baik....)"

Di sisi lain, Acheline berada di ruangan merokok bersama Negan, mereka sama sama merokok di sana.

"Ck, hingga pada akhirnya, gadis itu bisa melindungi diri nya sendiri" Gumam Negan dengan agak kesal.

"Bukankah itu hebat, dia sangat hebat mengalahkan bahaya yang ia hadapi" Tatap Acheline.

"Itu tidak akan mengubah apapun pastinya...."

"Kenapa menang nya? Aku juga masih penasaran dengan yang dikatakan bos soal dia membutuhkan nya"

"Oh, soal itu, jadi kau tidak bisa berpikir, ternyata otak mu kecil juga.... Gadis itu harus di miliki oleh bos sendiri, itu termasuk dalam masa lalu" Kata Negan.

"Jika bos membutuhkan nya, seharusnya langsung pada intinya saja, bukankah terlalu lama jika proses mendekati gadis itu hanya itu itu aja" Acheline menatap polos.

"Lagi lagi, kau berpikir dangkal. Gadis itu sudah jelas ketakutan, dia hanya sedang dimakan trauma berat apalagi bos bukan orang pertama yang membuat nya tertekan seperti itu... Jika aku jadi dia, aku juga akan bersikap keras kepala, berteriak dan mencoba menghindari semua yang bersangkutan pada bos" Balas Negan membuat Acheline terdiam.

--

Neko tampak terbangun dengan posisi tengkurap dan selimut menutupi tubuhnya dengan berantakan. Seketika dia langsung bangun mengangkat tubuhnya. "(Aku tertidur...)" Ia menatap tak percaya.

Lalu melihat sekitar dan menoleh ke jam dinding yang menunjukan pukul 6 sore.

"(Aku sudah terlalu lama tidur...)" Dia lalu duduk di samping lalu berjalan ke kamar mandi yang ada di kamar itu. Ruangan itu memang ada ruangan kamar mandi, jadi dia bisa membersihkan diri di sana.

Tapi di saat itu juga, ada yang datang membuka pintu, siapa lagi jika bukan Felix. Dia datang membawa kotak, tapi terdiam ketika melihat Neko tak ada di ranjang lalu melihat sekitar hingga akhirnya mendengar suara air di kamar mandi.

Kemudian, tidak berselang lama, pintu kamar mandi terbuka dan Neko keluar hanya memakai handuk menutupi tubuhnya dengan minim.

Dia menoleh ke Felix dan seketika wajahnya terkejut karena menyadari Felix ada di ruangan itu.

"Dari kapan kau bangun?" Felix menatap serius.

". . . Beberapa menit yang lalu" Neko membalas dengan wajah ragu.

Lalu Felix meletakan kotak yang ia bawa tadi di ranjang. "Ikutlah dengan ku malam ini, pakai baju itu..." Kata Felix, lalu dia berjalan pergi dari ruangan itu membuat Neko terdiam.

"(Hanya begitu saja? Meninggalkan benda itu untuk ku?)" Dia tampak bingung, lalu berjalan mendekat ke kotak tadi dan membukanya.

Seketika, berapa terkejutnya dia karena itu adalah gaun putih yang sangat cantik, ketat dan tanpa lengan.

"(Apa ini?! Apa aku harus memakai ini, ini tidak lebih baik ketika aku memakai gaun merah saat itu)" Dia ingat gaun merah yang terpaksa ia pakai saat bertemu di keluarga Ezekiel.

Dan sekarang dia akan memakai gaun yang di berikan Felix secara membingungkan itu.

"(Ck, jika aku tidak memakai nya, dia pasti akan tambah marah....)" Neko tak bisa apa apa selain menuruti hal itu.